Dr. Septinus Saa, Sos., M,Si: Membawa UNCEN Unggul, Menuju Universitas Riset Tahun 2030
suaratapian.com PAPUA-Di tanah Papua salah satu lembaga pendidikan negeri terbaik adalah Universitas Cenderawasih (UNCEN) adalah perguruan tinggi negeri di Jayapura, Indonesia, yang berdiri pada 10 November 1962. UNCEN merupakan perguruan tinggi negeri tertua di tanah Papua. Kisahnya tentu tak terlepas dari perjalanan panjang sejarah pendidikan di Papua. UNCEN didirikan 10 November 1962 bertepatan dengan hari pahlawan. UNCEN sendiri didirikan awalnya dengan Tiga Fakultas (FIK, FHKK,dan FPPK). Didirikannnya UNCEN merupakan keinginan masyarakat Papua serta menanggapi keinginan Pemerintah Republik Indonesia, sebagai upaya membangun SDM Papua yang diharapkan akan berperan aktif dalam pembangunan di tanah Papua, maupun NKRI. Saat ini Uncen telah berusia 65 tahun dengan membina 79 Prodi, 23 Jurusan, 9 Fakultas, 79 jenjang (D3, S1, S2, S3). Sementara untuk kepentingan menunjang pendidikan, UNCEN memiliki 2 lembaga dan 3 UPT (Perpustakaan, Museum, dan Komputer).
Adalah Dr. Septinus Saa, Sos. ,M,Si yang berpikiran ke depan agar UNCEN menjadi univeristas riset, sebab ke depan yang dibutuhkan adalah Riset dan Teknologi. Suami dari Juliana Hendrika Kocu, S.Th. Ayah lima anak; Paskalia Carolin Rakamputri Saa, Dianzefana Anthoneta Rakamputri Saa, Imanuela Korina Rakamputri Saa, Aprilia Alberzontin Rakamputri Saa, Yusuf Samuel Rakamputra Saa ini, melihat lembaga pendidikan mesti kompetitif, dan yang dibutuhkan adalah lembaga pendidikan yang menguasai Riset dan Teknologi.
Dalam rangka menuju Papua sebagai daerah yang menguasai teknologi di tahun 2030, Dr. Septinus Saa mengajak UNCEN punya kemampuan untuk memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, sumber daya manusia dalam menguasai dan memanfaatkan iptek dan inovasi. Uncen diharapkan menjadi pelopor kemajuan dibidang riset di Papua.
“Tuntutan masyarakat pada UNCEN untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta memiliki kemampuan penunjang seperti menguasai hard skill dan soft skill agar mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Maka jika dipercayakan memimpin UNCEN, kami bisa wujudkan harapan UNCEN menjadi unggul dan menjadi universitas riset tahun 2030,” ujar pria kelahiran Aifat/Sorong, 24 September 1968, saat menggelar wawancara lewat zoom dengan PERWARNA, Rabu, (11/8/21).