Menghindari Pemimpin Salah Pada Pilkada Humbahas

Oleh: JS Simatupang, S.H, M.H

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa perubahan pada arah kebaikan. Itu sebab pemimpin, dalam hal ini kepala daerah wajib memiliki target untuk kemajuan wilayahnya. Humbang Hasundutan (Humbahas) termasuk kabupaten yang awalnya merasakan masifnya kemajuan pembangunan, tetapi belakangan pembangunan mandek. Tentu yang paling menderita adalah Papatar. Lucunya, segelintir orang menyebut Humbahas sudah berubah? Pertanyaannya, benarkah masyarakat Humbahas? Jikalau pertanyaan itu diajukan sekarang ini,  mungkin jawabannya, iya, tetapi sifatnya sementara. Berubah ke arah mana, dulu?

Di masa kampanye Pilkada sekarang, yang menguap info dari Timses di masa kampanye sekarang ini, dengan sengaja ingin  merusak mental masyarakat dengan janji-janji sorga yang tak masuk akal, seperti membranding calonnya memiliki uang yang tak berseri (palsu kali he he he), dan janji gratis sana-sini dengan membuat semua jalan di Humbahas akan mulus. Pembangunan akan dilanjutkan, dan jalan akan mulus dalam setahun. Asal saja calonnya kembali terpilih dan akan memberi sipalas roha dengan jumlah fantastis. Meskipun hanya janji. Kebodohan-kebodohan seperti ini yang selalu diumbar oleh para Timses. Untungnya, dari  kandidatnya sendiri saya tidak pernah mendengar mengatakan demikian, hanya Timsesnya  yang rada keblinger.

Pertanyaannya, mengapa hanya hal-hal seperti ini yang selalu diangkat para Timses? Kuat dugaan karena tak ada hal-hal baik yang bisa dipromosikan sebagai jualan agar calonnya laku. Lalu, apakah semua kandidat sama jualannya? Tentu, tidak. KOKO sejak awal berdiri diusung Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan (FPDHH) membawa tema sentral No Zolim. Dalam demokrasi, apakah tema itu baik? Tentu baik sebagai daerah yang menganut budaya Dalihan Natolu. Kalau demikian, apakah tema itu seksi untuk dijual? Iya, hanya masyarakat yang tahu. Yang jelas, menurut saya, Timses tetangga kurang cermat mengaitkannya dengan arah kebijakan nasional, dan terhadap proyek-proyek mimpi bahwa saat ini, sudah ditetapkan demokrasi sebagai destinasi super prioritas ada pada masyarakat. Lalu, salahkan tema KOKO? Tentu juga tidak. Ini hanya pilihan dan tentu FPDHH sudah punya pertimbangan sendiri atas hal itu.

Malah saya balik bertanya, bagaimana dengan Petahana dan Balon Wakil yang notabenenya bukan putra Humbahas? Paslon ini jelas ada tema sentralnya pertanian dan infrastruktur dan lainnya. Hanya dengan isu tersebut timses Patahana lebih leluasa berkreasi membangun isu dengan segala cara. Maklum paslon ini sebagai Petahana dengan segudang prestasi “katanya” yang tak boleh dibohongi karena semua masyarakat tahu Yang Mana Nyata dan Tidak Sama Sekali. Bahkan, dibungkus menjadi seolah-olah kabupaten Humbahas terbaik se-Sumatera Utara oleh karena sering membawa pejabat singgah. Timsesnya sedikit lebih percaya diri, dengan gempita membuat alasan mempromosikan, seolah barangnya barang bagus dan berkualitas sehingga para pejabat teras mampir saja.

Secara pribadi saya menjadi maklum jika para Timses hanya mampu mengangkat isu “perubahan” tapi tidak mampu mengurai perubahan yang seperti apa yang telah dibuat dan akan dilakukan di Humbahas. Yang jelas perubahan itu pada mestinya perubahan ke arah lebih bagus, tetapi ini lebih buruk loh. Hati hati. Dengan kenyataan itu, tak heran Timses pun mulailah bermain di isu yang tak masuk akal. Disebutlah ada pertanian super-super tanpa analisis yang memadai. Bukankah untuk itu semua butuh anggaran, bagaimana kemampuan daerah? Semua tanpa data, disinilah letak pembedanya dengan kenyataan yang sebenarnya.

Penulis (di tengah) bersama Barita Purba SH MH, Ketua Umum FPDHH dan Ir. Janwar Lumban Gaol, Dewan Penasihat FPDHH

Maka untuk inilah peran pemerhati dibutuhkan memberi pencerahan yang jujur sesuai reputasi. Masyarakat bisa merasakan sendiri, apa yang dikerjakan Petahana dan bagaimana kredibilitas calon wakil yang bukan putra Humbahas dan juga mantan TNI? Masyarakat sudah sangat pintar membuat pilihan. Sebagai putra Humbahas, saya kira, ke depan masyarakat Humbahas harus lebih serius mempersiapkan calon pemimpin, agar masyarakat tak memilih Pemimpin SEPERTI MEMASANG TOGEL, dalam konteks kepemimpinan di Humbahas ke depan.

Dan, sebagai orang yang peduli demokrasi berjalan baik di Humbahas, maka seruan saya, mari kita bantu masyarakat memberi asistensi agar hatinya jernih menentukan pilihan. Bagi kita semua yang peduli Humbahas adalah menemukan pemimpin yang membawa perubahan pembangunan yang lebih baik untuk Humbahas. Jelas, sekarang ini kita tidak boleh menutup mata atas capaian pembangunan di Humbahas saat ini. Miris. Jika kita memilih pemimpin dan sampai mengabaikan kenyataan ini, jelas ini kesalahan besar.

Akhirnya, sebagai putra Humbahas yang mengaku cinta Humbahas tidak saja kita berkewajiban mencari pemimpin terbaik di Humbahas, tetapi juga berkewajiban  menghindari calon pemimpin terburuk. Bila masyarakat salah menetapkan pilihan, maka kerusakanlah yang akan timbul. Karena itu, seruan saya, rakyat yang punya hak suara di Humbahas menggunakan pikiran dan nurani untuk memilih pemimpin terbaik, dan menghindari pemimpin yang salah di Pilkada Humbahas, namun menunggu pemimpin yang mumpuni demi masa depan dan kegemilangan Humbahas.

Penulis adalah Ketua Harian Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan

Keterangan: (Tulisan ini adalah opini pribadi)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

one × 3 =