Nasib Protap di Tangan Pemerintah, Soal Mencabut Moratorium

suaratapian.com-Kerinduan masyarakat Batak untuk Provinsi Tapanuli (Protap) segera berdiri kembali mengemukan. Harapan itu demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batak, dan tentu itu searah dengan program pemerintah Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan kawasan Danau Toba menjadi salah satu kawasan super prioritas wisata di Indonesia. Oleh karena itu, desakan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mencabut moratorium pembentukan Protap kembali mengemuka.

Saking bergairahnya Protap segera berdiri, sejumlah masyarakat ingin mendirikan panitia baru. Ir. Leo Nababan Dewan Pembina Panitia Pelaksana (WanPin-Panpel) Protap, yang diketuai Candra GM Panggabean dan disekjeni Hasudungan Butarbutar, panitia lama, menyebut, nasib Protap hanya masalah moratorium. “Kita berdoa saja menanti Pencabutan Moratorium. Bola sekarang ada di tangan Presiden. Semua proses-proses dari bawah sudah selesai, tinggal menunggu pencabuta Moratorium,” sebut mantan pejabat, Staf Khusus Menko Kesra RI.

Maka terhadap kelompok yang berniat membuat panitia baru soal Protap menurutnya, tak tepat lagi. Karena itu, dia menghimbau bukan itu yang dibutuhkan sekarang, dibutuhkan dukungan moral untuk meminta ke pemerintah mencabut Moratorium. “Harapan kita segera Moratorium soal Protap dicabut. Karenanya jangan ada menangguk di air keruh. Jangan ada menggunting di lipatan,” ujar pria Batak kelahiran Sei Rampai, Deli Serdang, Sumatera Utara, 30 Oktober 1962.

Dia meminta semua pihak, terutama komunitas maupun perkumpulan masyarakat Batak baik yang ada di Jakarta maupun yang ada di Diaspora (luar nergeri) mendukung dan menghargai jerih payah para panitia yang sudah berkorban materi, tenaga, bahkan sampai berdarah-darah hingga mendekam di balik teruji besi demi memperjuangkan terbentuknya Protap.

Hal itu dikatakan Leo menyikapi adanya beberapa komunitas yang ingin mengajukan ulang panitia Protap, tanpa berkordinasi dan bersinergi dengan panitia yang sudah lama terbentuk. Dia merasa rencana itu tak tepat, oleh karena panitia yang lama masih eksis dan belum pernah dibubarkan.

Bahwa usulan Protap yang panitianya diketuai handra GM Panggabean dan disekjeni Hasudungan Butarbutar, sejak lama sudah sampai di DPR RI dan Kementerian Sekretariat Negara (Sesneg). Hanya saja prakarsa tersebut belum bisa direalisasikan karena terganjal moratorium yang dibuat semasa presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Semua persyaratan prakarsa pembentukan Provinsi Tapanuli sebagaimana diamanatkan undang-undang sudah dipenuhi, mulai persetujuan kepala desa, camat, bupati hingga gubernur saat itu, tinggal menunggu moratorium itu dicabut, agar pembentukan Protap bisa diwujudkan,” tegasnya.

Sebagai dewan penasihat panitia pelaksana, Leo sejak awal sudah ikut pro aktif mendukung perjuangan panitia guna mewujudkan keinginan masyarakat Batak yang sudah lama mengimpikan Protap. Perjuangan para panitia pun bahkan, sampai menelan pil pahit yakni dengan mendekam di balik jeruji besi akibat tersandung kasus demo di DPRD SU, yang berakibat meninggalnya H. Abdul Aziz Angkat, Ketua DPRD Provinsi Sumatra Utara saat itu.

“Kita harus apresiasi perjuangan para panitia pembentuk Protap yang awal, yang sampai rela mendekam di tahanan demi memperjuangkan Protap. Nah, kalau ada segelintir orang ingin menyalip lagi dengan pengusulan prakarsa baru soal Protap tanpa berkomunikasi dengan panitia yang sudah ada sebelumnya, ini sudah tidak etis lagi, ” papar Politisi Senior Partai Golkar.

Karenanya, Leo meminta agar siapapun yang ingin mengajukan usulan panitia baru soal Protap, sebaiknya lebih dulu berkomunikasi dengan panitia yang sudah ada, selain agar jangan tumpang tindih, juga demi menjaga kebersamaan dan persatuan orang Batak. Karena usulan itu kendalanya hanya di moratorium itu saja.

“Artinya janganlah menangguk di air keruh demi ingin mendapatkan popularitas dan keuntungan sekelompok. Saran saya, kita hanya bersabar dan mendoakan agar Moratorium itu segera dicabut, untuk melempangkan jalan terbentuknya Protap,” sebutnya mengakhiri. (www.suaratapian.com)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

nine − eight =