Solusi untuk Mengatasi Banjir di Harapan Indah

Suaratapian.com BEKASI-Walau dalam kondisi pandemi corona (Covid-19) kehidupan harus berjalan terus, dan setiap tantangan harus dihadapi luwes. Bagi Murfati Lidianto, SE.,MA Anggota Dewan Kota Bekasi ini, mumpung masih musim kemarau perlu ada pembenahan dan mencari solusi banjir di Kota Bekasi, salah satu lokasi banjir di Kota Bekasi yang terdampak adalah di perumahan Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat.

Bagi Murfati cara paling jitu mengatasi atau mencegah banjir di Harapan Indah dan sekitarnya adalah menyalurkan air dengan membersihkan lumpur tanah di sungai. “Saya sudah sampaikan kepada pihak RW dan RT, dari pengamatan lumpur-lumpur lama mengendap di dalam saluran oleh karena tak pernah dibuang lama-lama mengeras,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, mengapa dalam lima tahun sekali terjadi banjir besar? Tentu, oleh karena lumpur sudah tinggi dan mengendap sampai bertahun-tahun, dan tak pernah diangkat dan dibuang. “Ketika musim hujan air tak mengalir baik di dalam saluran, akhirnya air tumpah ruah ke jalan-jalan, ditambah lagi sungai yang tak pernah dibersihkan, penuh dengan lumpur yang keras dan ditumbuhi rumput-rumput. Akibatnya air hujan tak bisa mengalir maksimal dengan cepat, dampak banjir,” ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra, ini. Ditambah lagi masih adanya sungai yang belum terhubung sampai ke laut.

Oleh karena itu, sebagai Anggota Dewan Kota Bekasi dia menyarakan kepada pemerintah kota agar benar-benar menangani permasalahan banjir ini dengan baik. “Jikalau benar-benar mau konsen setiap enam bulan sekali diadakan pengerukan lumpur misalnya, menjelang 17 Agustus dan Tahun Baru. Dan, semua lingkungan diwajibkan oleh pemeritah untuk mengeruk saluran di RT dan RW masing-masing secara massal dan bersamaan,” tambahnya.

“Di samping itu pemerintah di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi khususnya Tata Air mengadakan pengerukan kali dan memperlebar kali setiap tahun, pada bulan Agustus ini diwajibkan harus diadakan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Dan, pengembang wajib mempunyai mobil penyedot lumpur untuk penyedotan lumpur diadakan berkala,” jelasnya lagi.

Murfati menambahkan, jikalau semua fihak konsen ke masalah lumpur dan dewan-dewan konsen aspirasinya ke pembuatan saluran juga Dinas PUPR juga sama konsen ke pembangunan jembatan, penampungan air (waduk) dan saluran air dari hulu sampai hilir, dan bekerja sama dengan semua kota yang berdekatan, baik dengan DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor dan kota se Jawa Barat. Dan, semua air terkoneksi sampai ke pembuangan BKT, maka niscaya banjir akan bisa teratasi.

Dia menghimbau dan memberi masukan kepada pemerintah Kota Bekasi dan RT-RW juga warga untuk sama-sama mulai konsen kepada kebersihan lingkungan di Kota Bekasi. “Penanganan banjir diprogramkan secara matang dengan melibatkan konsultan yang ahli menangani banjir untuk membuat master plan, dan menggambar ulang titik-titik mana yang perlu dikerjakan lebih dahulu agar anggaran bisa benar-benar dipakai dengan efektif dan tepat sasaran setiap tahunnya,” ujarnya. (Hotman)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 + 18 =