Usia 94 Tahun Masih Mantap Menyanyikan Lagu Jepang “Aikoku Koshinkyoku”
Suaratapian.com-Ny. Erika Sitompul boru Simorangkir gelar Ompu Parto Boru menjelang usia 94 tahun bertempat tinggal di Hutapatar-Sigurunggurung-Pangaloan Pahae, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dia lahir Silangkitang Pangaloan, 4 Januari 1927. Menikah dengan Parmian Sitompul (Alm-Ompu Parto Doli). Bersama suaminya Almarhum Parmian Sitompul dikaruniai sepuluh putra dan putri. Anak laki-laki delapan orang dan putri dua orang. Seluruh keturunanya anak, menantu, cucunya, cicitnya delapan puluh orang. Dia mengisahkan melalui telepon yang didamping oleh putra yang ke delapan Yamaro Sitompul di rumah tinggalnya di Desa Sigurunggurung Pahae, Tapanuli Utara, menuturkan pahit gertirnya di masa-masa remaja mereka semenjak tentara Jepang menjajah Indonesia selama tiga setengah tahun berkuasa. “Mereka tentera Jepang sangat kejam terhadap rakyat. Pada saat penjajahan Jepang, kami yang namanya remaja atau gadis tak bisa bersekolah dan tak bebas bermain di halaman karena takut terhadap tentara Jepang yang sangat beringas, pada masa itu mereka disebut Tentera Heiho (Nippon),” tuturnya.
“Kami hanya bisa sembunyi-sembunyi berkumpul belajar nyanyi koor Naposobulung (Remaja/Pemuda) pada tahun 1945, sekitar dua minggu sebelum Indonesia Merdeka, pemerintah Jepang yang berkuasa di Pahae mengadakan lomba paduan suara lagu gereja oleh tentara Jepang. Saat itu digelar perlombaan, dilaksanakan di Sarulla Pahae Jae yang diikuti gabungan desa-desa wilayah Pahae, bahkan dari Silindung. Kami peserta paduan suara perwakilan dari Pangaloan, saya sebagai Solois Koor,” jelasnya lagi.