Gereja yang Memberitakan Kabar Baik Injil Yesus Kristus (2)

Oleh; St. Dr. dr. Waldensius Girsang, Sp.M(K), D.Min, Pelayan di GKPS Salemba Jakarta

suaratapian.com-Mimbar gereja bukan untuk menyampaikan murka dan kemarahan Tuhan, sebaliknya untuk menyampaikan kasih, kebaikan dan penerimaan Tuhan atas orang-orang percaya. Ada perbedaan antara Injil yang murni dengan injil yang tercemar: Injil yang tercemar >>> Kabar baik dulu, baru kabar buruk. Injil yang sejati >>> Kabar buruk dulu, baru Kabar Baik. Kebanyakan pesan di mimbar-mimbar gereja  tentang kabar buruk datang belakangan, dan selalu lebih buruk daripada Kabar Baik. Tetapi Alkitab membalikkan urutannya. Alkitab memberitahukan kabar buruk bahwa manusia mempunyai masalah besar dengan Allah, lalu menyampaikan Kabar Baik-Nya yaitu bahwa Allah telah menyediakan penyelesaian yang jauh melampaui masalah kita. Tiga kali dalam suratnya, Paulus memberikan gambaran suram kabar buruk tentang manusia berdosa, dan setiap kali ia mengatakan “tetapi”.

Pada dasarnya Paulus berkata, “Ini kabar buruknya, tetapi inilah Kabar Baiknya.” Dan dalam pesan Paulus, Kabar Baik selalu lebih besar daripada kabar buruk.

Dalam Efesus 2:1-9, setelah memberitahu bahwa kita, secara alami menjadi sasaran murka Allah, Paulus mengatakan, tetapi sekarang “Allah yang kaya dan rahmat” telah “menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus…dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga”.

Inilah kebenaran Injil Kristus. Kita mempunyai utang rohani yang sangat besar kpeada Allah, utang yang tidak mungkin terbayar. Tidak ada cara untuk menyelesaikannya.

Tetapi Injil Kristus memberi tahu bahwa Yesus Kristus telah melunasi utang kita, bahkan lebih daripada itu. Dikatakan bahwa kita bukan lagi musuh Allah atau sasaran murkaNya namun sekarang kita menjadi anak-Nya, ahli waris bersama Yesus Kristus atas semua kekayaan-Nya yang tak terduga. Inilah Kabar Baik Injil Kristus.

Mengapa rasul Paulus menyampaikan panjang lebar kabar buruk tentang situasi kita? Kita tidak dapat memulai menghargai Kabar Baik Injil kalau kita tidak melihat kebutuhan kita yang sangat besar. Banyak orang kristen tidak pernah memikirkan betapa buruknya kondisi kita jika diluar Kristus, dan betapa mengerikannya berada di bawah murka Allah. 

ROMA 3:23-24

Ayat 23 kabar buruknya >>> “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah hilang kemuliaan Allah”.

Ayat 24 Kabar Baiknya >>> “Oleh Kasih Karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan Kristus”.

Kenapa dengan cuma-Cuma: karena terlalu kaya Allah untuk kita membayar-Nya serta terlalu miskin kita membayar utang kepada-Nya.

ROMA 6:23

Kabar buruknya >>> Sebab upah dosa ialah maut

Kabar Baiknya >>> Tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita”.

  1. KABAR BAIK INJIL KRISTUS MEMBERIKAN PEMBEBASAN DARI DOSA

“Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.” (Ayat 19a)

Pembebasan atau kemerdekaan didapatkan hanya di dalam Yesus Kristus.

YOHANES 8:32 & 36

Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.

ROMA 7:24-25

Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Rasul Paulus contoh seseorang yang mencari pembenaran dalam menjalani perintah-perintah yang terdiri dari 613 pasal legalisme hukum Taurat. Sehingga dia sadar bahwa dia manusia celaka.

Akhirnya Paulus menemukan jawabannya hanya di dalam Yesus Kristus.

Kata “melepaskan” (ayat 24) dalam terjemahan New American Standard Bible menggunakan kata “memerdekakan.” Jawabannya dari pergulatan Paulus ditulis di ayat 25, “Syukur kepada Allah, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Jadi jawabannya adalah: “Siapa” (Yesus Kristus), bukan “apa” (hukum Taurat).

Paulus contoh seseorang yang menjalani kehidupannya sangat legalisme dan moralisme yang sangat ketat (siapa kita dibandingan dengan Paulus). Daftar riwayat hidupnya sangat mengesankan secara hidup beragama, dan tidak ada yang bisa menandinginya.

Paulus berkata, “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi” (Filipi 3:4).

Disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi. Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat (Filipi 3:5-6).

Berikut ini prestasi-prestasi dari keagamaannya Paulus:

  1. Paulus disunat
  2. Dari suku Benyamin (suku yang setia dan berani dalam berperang)
  3. Orang Ibrani asli (harfiahnya, orang Ibrani dari orang Ibrani)
  4. Warga negara Roma, walaupun orang Yahudi (Kis 22:28)
  5. Orang Farisi (tidak mudah untuk masuk golongan Farisi, karena orang Farisi jumlahnya sedikit. Salah satu syarat untuk menjadi orang Farisi harus menghafal lima kitab-kitab Musa)
  6. Penganiaya jemaat (Ketika menganiaya gereja, Paulus pikir ia sedang bekerja untuk Allah)
  7. Tidak bercacat (maksudnya, setiap kali dia Paulus gagal, korban selalu disiapkan.

FILIPI 3:7-9

(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

(8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

 (9) Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Saat Paulus mengenal Kristus, semua kehebatan legalisme dan moralisme agama Yahudinya merupakan kerugian besar, dan dianggapnya sampah.

Mengapa demikin. Karena Paulus telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga. Ia telah menemukan kebenaran yang berasal dari Allah melalui iman kepada Yesus Kristus.

Sebelumnya, Paulus menganggap prestasi keagamaannya sebagai alasan Allah menerima dia. Sama seperti orang-orang Yahudi sebangsanya, ia berusaha membangun kebenarannya sendiri dengan cara memelihara hukum Taurat (baca Roma 10:3-4).

Orang kristen hari ini pun cenderung mencari hubungan dengan Tuhan yang berdasarkan perbuatan legalisme dan moralisme agama. Kita perlu belajar mengingatkan diri kita sendiri setiap hari bahwa; kebaikan hati-Nya, berkat-Nya telah diberikan kepada kita bukan atas dasar perbuatan baik kita, melainkan atas dasar kebaikan Yesus Kristus yang tidak terbatas.

Segala Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus!

Keterangan:

Tulisan terangkai dalam tujuh artikel. Ini merupakan tulisan kedua dari tujuh tulisan. Sambungannya ada di rubrik KABAR BAIK

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

5 × five =