Gereja yang Memberitakan Kabar Baik Injil Yesus Kristus (5)

  Olehh; St. Dr. dr. Waldensius Girsang, Sp.M(K), D.Min, Pelayan di GKPS Salemba Jakarta

suaratapian.comKebanyakan pemikiran dan pendapat ini muncul dari orang kristen yang sudah bertahun-tahun keluar-masuk gereja,  bahkan yang telah berkomitmen dan sungguh-sungguh melayani pekerjaan Tuhan. Mengapa bisa demikian? Mengapa banyak orang kristen yang sungguh-sungguh berkomitmen, ternyata diam-diam hidup dalam keputusasaan? Jawabannya adalah karena mereka mempunyai pandangan yang tidak lengkap dan utuh mengenai Injil Kristus. Mereka cendrung melihat Injil hanya sebagai pintu untuk menjadi orang kristen. Menurut pandangan ini, Injil hanya untuk orang yang belum percaya. Sesudah mereka menjadi orang kristen, mereka tidak membutuhkannya lagi, kecuali untuk membagikannya hanya kepada orang yang masih berada di luar pintu. Alasan lainnya adalah mereka hanya memandang Injil dari manfaatnya buat mereka, yakni mencari penyelesaian atas masalah mereka atau mencari “resep” atau cara-cara untuk hidup sukses dan kaya.

Ciri-cirinya setiap hari minggu disuguhi dengan isi khotbah-khotbah yang praktis, yakni:

  • Cara mempunyai kehidupan yang sempurna
  • Cara memiliki kehidupan yang di penuhi Roh Kudus
  • Cara mendapatkan terobosan dalam doa

Dan masih banyak cara-cara lainnya yang ditawarkan kepada orang kristen.

Itulah ciri-ciri pesan injil legalisme agamawi, yang terlihat sangat bagus kemasan luarnya. Orang kristen diajarkan untuk hidup taat, tapi bukan sebuah ketaatan sebagai ekspresi iman, melainkan untuk penerimaan seseorang di hadapan Tuhan. Hampir setiap minggu di mimbar gereja disampaikan mengenai injil agamawi. Legalisme agamawi adalah tentang ketaatan tanpa kasih. Orang kristen takut Tuhan, karena takut konsekuensinya, bukan karena melihat kasih-Nya.

Ketaatan terhadap Tuhan, jangan karena di dasari sebuah rasa takut. Akhirnya banyak orang kristen berpikir jika mereka tidak taat maka Tuhan akan marah dan murka kepada mereka.

Sangat perlu kita beritakan adalah orang kristen taat dan setia kepada Tuhan karena melihat kasih dan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah atas kita semua.

1 YOHANES 4:18-19

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

Ketaatan yang tidak dilakukan atas dasar kasih dan senang hati bukanlah sebuah ketaatan.

(Contoh: Anak yang sulung dalam Lukas 15:25-31).

EMPAT PERTANYAAN UNTUK MENGUJI  KEASLIAN INJIL YANG KITA DENGAR.

Apakah khotbah yang kita dengar asli injil atau tidak, tanyakan kepada diri sendiri dengan empat pertanyaan berikut ini:

1. PERTANYAAN PERTAMA: APAKAH PEMBERITAAN INJIL INI MEMBUAT SAYA MENGARAHKAN MATA SAYA HANYA KEPADA YESUS? 

A. Apakah khotbah yang sedang kita dengar itu isinya masih berfokus pada diri kita atau telah membuat kita mengarahkan mata kita kepada Sang Pemulai dan Penyempurnaan iman kita?

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Tuhan” (Ibrani 12:2).

Terjemahan New King James Version (KKV):

“Looking unto Jesus the author and finisher of our faith; who for the joy that was set before him endured the cross, despising the shame, and is set down at the right hand of the throne of God”.

B. Apakah isi khotbah yang kita dengar menekankan apa yang harus saya lakukan, atau khotbah itu menekankan apa yang Kristus sudah lakukan ?

Rasul Paulus mengatakan di dalam Efesus 2:8-10:

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan,  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (10) Karena kita ini buatan Tuhan, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Tuhan sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Apakah kekristenan mengabaikan perbuatan-perbuatan baik? Tidak.

Kebenaran Injil Kristus mengajarkan: Perbuatan baik seseorang tidak bisa menghasilkan keselamatan, tetapi keselamatan menghasilkan perbuatan baik.

C. Apakah isi khotbah itu membuat kita sadar-diri, tertuduh, rasa bersalah atau kita sadar akan kasih dan kebaikan Kristus yang membuat kita selalu bersyukur kepada Dia?

Bukan pertobatan seseorang yang mendatangkan Kasih dan kebaikan Tuhan, melainkan Kasih dan kebaikan Tuhanlah yang membuat orang bertobat.

Contoh-contoh:

– Wanita Samaria (Yohanes 4:1-42).

– Zakheus seorang pemungut cukai (Lukas 19:1-10).

                                Segala Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus!

Keterangan:

Tulisan terangkai dalam tujuh artikel. Ini merupakan tulisan kelima dari tujuh tulisan.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

8 + three =