Haposan Hutagalung; Natal Bersama Jembatan Para Pengacara Kristen Membangun Kebersamaan
Suaratapian.com-Haposan Hutagalung SH adalah pengacara pesohor, banyak berkontribusi membantu kegiatan sosial, menginisiasi acara-acara untuk menumbuhkembangkan kebersamaan, termasuk di gereja dan perhelatan acara Batak. Dua puluh tahun lalu Haposan punya pengalaman menjadi inisiator yang juga memfasilitasi para pengacara mengadakan acara Natal Bersama Pengacara Kristen Se-DKI Jakarta. “Saat itu kita pengacara di DKI Jakarta bersepakat untuk menggelar acara Natal. Kita tahu, kan DKI barometer Indonesia. Semua hal ada di DKI Jakarta. Di Jakarta gudang para penjahat, tetapi di Jakarta juga gudang orang yang paling baik. Gudang orang yang paling miskin, tetapi juga gudang orang paling kaya,” sebut Haposan memulai kisah perhelatan dinilai meriah dan berhasil itu ketika diwawancarai Jonro I. Munthe dari majalah NARWASTU.
Agar tak terkesan hanya berteori sebagai pengacara, Haposan kemudian mengajak teman-teman pengacara lain membicarakan hal ini. Mereka kemudian bersepakat bagaimana agar pengacara Kristen dibuat perayaan Natal bersama. Awalnya, ada pendapat, tak perlu karena masing-masing di gereja sudah menggelar Natal.
Namun Haposan memberi umpan balik menyemangati, “Masa pengacara tak bernatal, sudah punya uang, kawan-kawan yang lain pada kaya-raya, mewah, wangi, kinclong. Nah, atas diskusi itulah diinisiasilah perhelatan Natal itu,” sebutnya mengenang perayaan Natal Pengacara Kristen Jakarta duapuluh tahun lalu, tepatnya, Desember 2004.
Puncaknya digelarlah perayaan Natal para pengacara Kristen yang berdomisili di Jakarta. Tempatnya di Hilton, dulu nama Hotel Hilton sekarang Hotel Sultan. Saat itu berjibun yang datang. “Kita undang seluruh pengacara dan banyak yang datang, termasuk pengacara-pengacara senior yang paling top di republik ini yang beragama Kristen,” jelas Haposan lagi.
Tentu, selain pengacara, mitra dari pengacara juga diundang, baik polisi, jaksa dan para hakim yang tentunya yang Kristiani. “Kita undang teman-teman dari polisi yang beragama Kristen, juga dari para jaksa yang beragama Kristen, mereka banyak yang datang,” tambahnya. Oleh karena itu dianggap pertama digelar maka yang hadir pun banyak sekali.
Namun acara serupa tak ada lagi belakangan ini digelar di Jakarta, bahkan tahun-tahun sebelumnya pun sudah tak ada Natal pengacara. Padahal, acara Natal seperti ini cukup untuk jadi jembatan agar organisasi pengaraca terutama organisasi besar PERADI yang selama ini kuat lewat sistem single bar kini multi bar, banyak organisasi pengacara.
“Saya enggak tahu belakang apakah Natal Bersama Pengacara diteruskan teman-teman pengacara lain. Kalau tidak lagi, saya kira perlu dibuat seperti itu lagi, karena sudah ada contoh untuk dilanjutkan generasi berikutnya, karena tak mungkin terus kita jadi panitia, nanti dikatain apalah, cari popularitas, kita enggak mau dan selayaknya memang digelar tiap tahun dan panitianya pun berganti-ganti,” jelasnya lagi.
“Saya dengar ada juga Natal dibuat di kalangan pengacara, tetapi mungkin tidak seperti semeriah yang kita lakukan dulu, sehingga tak terkotak-kotak, yang kita inginkan seperti dulu, kita tidak bicara soal organisasi pengacara dari oragniasi pengacara mana. Pokoknya asal dia pengacara Kristen Jakarta ikut merayakan natal. Ini soal membangun kebersamaan enggak ada kaya, enggak ada miskin, enggak ada yang popular, enggak ada yang junior atau senior, semuanya sama, setara,” jelas Haposan menutup wawancara.
Pengalaman Haposan menginisiasi perayaan Natal bersama pengacara Kristen ternyata bisa jadi jembatan dalam membangun kebersamaan. Acara seperti ini bisa diwujudkan menguatkan kebersamaan, dan menumbuhkan rasa persaudaraan antar pengacara tanpa memandang latar organisasi mana, dan memang, sebagai umat Kristiani kita semua, apapun profesi kita mesti bersama-sama membangun dan menjaga kebersamaan untuk hidup yang lebih baik. (Hotman)