Sang Kakek: Menyemangati Indonesia

Suaratapian.com JAKARTA-Peradaban dan kemajuan suatu bangsa terlihat dari daya literasi masyarakatnya. Tentu sekaitan juga daya literasi seseorang tentu juga mempengaruhi kemampuan berkompetensi dan kemampuan berpikir kritis, sebagai modal menghadapi tantangan yang semakin berat apalagi di masa Covid-19. Atas kesadaran itulah Aldentua Siringoringo melawan arus, terus menggeluti literasi di tengah masyarakat nir-literatif dan kendornya semangat untuk terus aktif berkontribusi bagi kemaslahatan banyak orang. Aldentua selain membuat perpustakaan di kampong juga terus aktif menulis untuk berbagi dan menyumpang pemikiran lewat litarisi. Maka di sela-sela waktu memimpin kantor pengacaranya penulis senantiasa menulis di Kompassiana. Tulisan-tulisan tersebut kemudian dihimpun menjadi buku yang kemudian diluncurkan dengan tajuk Semangat Pagi Indonesia, pada Jumat, (7/11/20). Peluncuran buku digelar secara virtual melalui Channel Youtube #SKN (Sang Kakek Network). Diikuti ratusan perserta. Sebenarnya ini buku kedua, sebelumnya telah diterbitkan buku berjudul: “Pencerahan Tanpa Kegerahan” dengan menggunakan penulisan gaya yang sama, dialog bincang-bincang interaktif.

Walau peluncuran buku belum biasa digelar, namun menarik dibawakan pembaca acara yang juga seorang motivator pendidikan, Sabam Sopian Silaban. Sabam dengan lihai menggungah pemirsa di Youtobe dengan caranya antusias memandu. “Buku yang jenaka dan satir,” sebut, motivator yang juga aktif di Gerakan Literasi Sekolah dengan tagline Di Atas Garis tersebut. Sementara host oleh Penatua Daniel Simanjuntak.

Sabam S Silaban saat memandu acara peluncuran buku

Dalam buku, penulis menarasikannya dengan bentuk dialog yang dinamis, bukan monolog yang statis. Penanya Sang Cucu dan penjawab Sang Kakek sebagai seorang yang telah pinisepuh dan banyak makan asam garam di kehidupan. Saat ditanya host bagaimana cara penulisannya? Sang Kakek demikian sapaan bagi penulis di wall facebooknya menyebut, sudah tentu menulis setiap hari bukan perkara mudah, pasti membutuhkan pengorbanan, kemauan yang kuat, kecerdasan, keahlian, komitmen dan konsistensi. Dia menyebut dengan membaca, dia mampu menulis. Namun, niat menulis itu berawal dari kegelisahan melihat dan membaca berita-berita hangat di media sosial dan media elektronik yang cenderung negatif dan merusak masyarakat dan bangsa ini, ujar pengacara senior dan pendiri Law Firm Aldentua Siringoringo, SH & Partners ini.

Alumni SMA YP HKBP Pematang Siantar, Fakultas Hukum dari Universitas Sumatera Utara dan Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada ini menyebut, kegelisahannya memuncak dan ingin memancarkan cahaya lilin sekecil apapun, untuk mencerahkan pemikiran orang-orang di sekitarnya dan masyarakat luas.  “Saya ingin memberi semangat.” Alih-alih penulis hendak memberi motivasi kepada pembaca sebagai otokritik. Itu sebabnya ditulis dengan gaya jenaka dan ringan serta naratif, Sang Kakek dan Sang Cucu berdialog tentang isu-isu yang hangat terjadi di tengah masyarakat. Tentulah, membaca buku ini dengan pembahasan serius terasa lebih satir dan mencerahkan.

Salah satu yang memberi endorsement saat peluncuran buku, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang, Derman P. Nababan menyebut, dirinya merasa mendapat hadiah istimewa begitu buku diterimanya. “Sang Kakek adalah sosok pejuang, tidak tinggal diam menyaksikan lakon drama kehidupan berbangsa dan bernegara. Sang Kakek galau menyaksikan sepak terjang tokoh bangsa yang tidak memiliki integritas. Sang Kakek tak terima dengan sikap pemimpin berbagai lini kehidupan termasuk sektor keagamaan yang cari aman, cari kambing hitam dan menghalalkan segala cara, demi kenyamanan diri dan jabatannya,” ujar Derman. Hakim yang baru-baru ini juga meluncurkan buku Terbanglah Rajawaliku melalui virtual menyebut, Bang Aldentua, membantu pembaca untuk memahami interaksi kehidupan, terlihat bincang-bincang antara Sang Kakek dan Sang Cucu.

Peluncuran buku di zoom

Selain Derman, tampak juga memberi ucapan selamat atas terbitnya buku, Dr. Wilson Rajagukguk MSi., MA  Wakil Rektor Akademik (WRA) Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Termasuk seorang artis Batak, Nixon Simanjuntak, personil Lamtama Trio. “Selamat dan sukses buat bang Aldentua Siringoringo atas peluncuran bikunya semanagt pagi Indonesia,” ujarnya. Tentunya buku yang apik ini diharapkan bukan saja penambah khasanah literasi bangsa tetapi lebih dari itu juga untuk pencerahan, menyemangati Indonesia. (HM)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

eleven + sixteen =