Baginda Polin Lumban Gaol, SH, MH; Tahun Kesehatian HKBP Makin Terwujud Kekompakan di Seluruh Jemaat HKBP

suaratapian.com-Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mengarahkan tahun pelayanannya pada tahun 2022 ini Tahun Kesehatian; “Tahun Kesehatian dalam Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan.” Adapun tema yang dipilih adalah “Sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan” (Filipi 2:2). Subtema adalah “Mewujudkan kesehatian dan kesetiakawanan bagi gereja, masyarakat dan bangsa.” Melalui tema dan subtema tersebut, seluruh jemaat dan pelayan dapat sehati dalam melakukan pelayanan baik di tengah-tengah gereja maupun masyarakat dan bangsa. Dalam upaya tersebut ditetapkan program-program strategis mulai dari aras pusat, distrik, resort dan huria sesuai dengan konteks kekinian.

Adalah HKBP  Resort Duren Sawit yang mereponinya dengan menggelar Family Gathering. Acara digelar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu, 12 Juni 2022. Hadir ribuan anggota Jemaat Huria HKBP Ressort Duren Sawit. Family Gathering. Dimulai dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt Japati Napitupulu STh, MPd, dan khotbah oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt Debora P Sinaga MTh yang sekaligus memberikan arahan Tahun Kesehatian dari Ephorus HKBP.

Pendeta Debora menyebut, terwujudnya selalu kesehatian di seluruh aras pelayanan HKBP, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, ama, ina, lansia, pelayanan penuh waktu dan parhalado. “Harapan dari pimpinan HKBP dengan Tahun Kesehatian ini, semua warga HKBP semakin sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan,” ujar perempuan pertama Praeses di HKBP, ini.

Dia menambahkan, satu hati bukan berarti kita tak boleh berbeda pikiran. “Boleh saja berbeda pikiran, tapi jangan karena berbeda pikiran terjadi perpecahan. Tetapi pakailah perbedaan itu untuk saling menghargai, sehingga HKBP menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan terbuka serta menjadi berkat bagi dunia,” sebutnya lagi.

Lagi, ketika ditanya mantan Praeses Samosir itu tentang apa Moral Teologis dari Kesehatian? Dia menyebut bahwa, Moral Teologis dari Kesehatian ini adalah bisa saja satu dengan yang lain berbeda pendapat, berbeda pola pikir, tetapi bukan menjadikan perbedaan itu menjadi cikal bakal perpecahan, tetapi bagaimana mengelola perbedaan, keberagaman tetap menjadi menguatkan, menyemangati yang pada akhirnya diatasi dalam rangka menuju kesehatian.

“Karena itu tak mungkin program-program pembangunan dan pemberdayaan dapat terlaksana dengan baik kalau yang tidak sehati ini tidak dirangkul, diabaikan,” tambah pendeta bersuami orang Jepang itu.

Namun, Debora menambahkan, jika melalui pendekatan juga sulit dirangkul,  asalkan kita sudah buktikan keperdulian kita, tetapi yang bersangkutan tetap berkeras, iya kita doakan.

“Jadi moral theologisnya adalah yang belum bisa sehati didoakan, dikunjungi dan terus menerus ada upaya pendekatan, karena acap juga kita terjatuh bukan karena batu besar, tetapi kerikil yang,” tambahnya.

Sementera itu, Ketua Panitia, Jefri Siallagan SH, menjelaskan, Family Gathering ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Tahun Kesehatian di HKBP Duren Sawit. Sebelumnya, telah diadakan juga pembekalan parhalado dan Parheheon Parompuan (Kebangkitan Perempuan).

Mewakili jemaat, Baginda Polin Lumban Gaol, SH, MH, berpesan agar melalui Family Gathering dalam rangka Tahun Kesehatian HKBP ini terwujud kekompakan di HKBP, secara khusus di HKBP Duren Sawit. “Saya perhatikan terjadi kekompakan, khususnya Koordinator Pelaksana Bachtiar Pangaribuan yang telah berupaya semaksimal mungkin sehingga kita terkumpul 1200 orang. Ini bukan saja karena kekuatan uang, tapi tanggung-jawab moral dari semua. Pun, ada visi dan dan misi serta framework yang sama. Kiranya kekompakan ini terus terpelihara,” ujar mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Bengkulu dan Provinsi Kalimantan Barat.

Diharapkan melalui Tahun Kesehatian dapat selalu terwujud Kesehatian, dan mempererat kekompakan di HKBP, sebagaiman tema orientasi pelayanan HKBP Tahun 2022 yaitu; “Sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan.” Karenanya, Baginda juga berharap apa yang telah dilakukan oleh HKBP Duren Sawit ini dapat diikuti juga oleh gereja HKBP di seluruh Indonesia. “Mewakili jemaat, kami juga mengucapkan terima kasih atas arahan Tahun Kesehatian dari Ompui Ephorus dan pimpinan pusat HKBP lainnya,” sebut mata Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten Tapanuli Utara.

Kajian Biblika

Saat diminta komentar dari Pdt Dr Rabinson Butarbutar, Ompu i Ehorus HKBP, terkait makna, moral teologis dari kata kesehatian di HKBP? Jawabannya bahasa sederhana, mudah diartikan. “Kesehatian itu bahasa sederhana, menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu kesatuan dalam satu komunitas atau organisasi. Tentu organ yang terkecil, kesehatian dibangun dalam rumah tangga. Karena itu, ada baiknya Anda mencoba untuk mempelajari kosakata tersebut dan mempraktikkannya dalam keseharian Anda.

Tahun 2022 ini, HKBP memiliki program Tahun Kesehatian. Hal ini menjadi program HKBP dalam melakukan pelayanan terhadap jemaat HKBP. Tahun kesehatiaan dimaksudkan, tahun dimana penatua gereja bergandengan tangan bersama jemaat dalam membangun dan memakmurkan GerejaNya.

Jika dikaji secara Biblika, bahwa Tema Tahun Kesehatian 2022, bahwa arah Tahun Kesehatian HKBP 2022 dapat dicapai dan menjadi suatu persembahan bagi kemuliaan Nama Tuhan Yesus, Raja gereja. Istilah sehati sepikir dalam Perjanjian Baru berasal dari kata phroneō atau phraō. Ini artinya bahwa kata phraō adalah istilah yang cukup penting dalam Kitab Filipi. Arti dasar dari istilah phraō adalah memiliki sikap, berpikir secara khusus, mengatur pikiran.

Alih-alih sehati sepikir di dalam Tuhan adalah dasar untuk membangun suatu persekutuan atau gereja yang sifatnya bukanlah perhitungan matematis (kuantitas), tetapi, lebih kepada suatu komitmen yang membutuhkan hati dan pikiran yang berbudi luhur untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang berkenan kepada Allah dalam aneka ragam pelayanan yang menuntut kualitas. Oleh karena itu, mereka yang mau hidup sehati sepikir dalam Yesus Kristus membutuhkan kesabaran untuk melatih kerendahan hati dan ketaatan kepada Tuhan.

Sekali lagi, sikap sehati sepikir diwujudkan dalam hidup secara totalitas, yaitu menyangkut jiwa yang di dalamnya ada napas atau nyawa dari manusia itu sendiri. Sehati-sepikir menghubungkan jiwa-jiwa, sehingga mengumpulkan suatu kekuatan dan di sanalah ditemukan makna sumpsukhoi sebagai segenap jiwa yang berarti seluruh kehidupan. Yesus Kristus mengasihi dunia ini dengan segenap jiwa yang ditunjukkan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, yaitu memberikan jiwa-Nya, napas-Nya, dan seluruh hidup-Nya.

Sehati sepikir bukanlah suatu persekongkolan melainkan suatu habitus, karakter yang sudah mencapai keutamaan atau keunggulan, yang membawa kepada kesatuan yang kuat, dan inilah yang menjadi tujuan dan sukacita gereja dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar jemaat itu sendiri. Oleh karena tujuan perjalanan Kekristenan akan dapat terwujud jika ada sikap berpusat pada Kristus dengan meniru kerendahatianNya. (Hojot Marluga)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

5 − 2 =