Dr. TP Jose Silitonga SH MPd “Saatnya Momentum Transformasi HKBP”
Suaratapian.com JAKARTA-Tidak sampai sebulan setelah dilantik menjadi Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar, mengeluarkan sepucuk surat penggembalaan yang memohon uluran tangan seluruh jemaat (ruas) HKBP di seluruh dunia. Surat yang berisikan permohonan, gotong royong menalangi tunggakan dana pensiun HKBP yang mencapai Rp 116 miliar sontak membuat kaget jemaat HKBP di seantero penjuru tanah air, khususnya Jabodebatek. Berbagai tanggapan pro dan kontrapun muncul. Umumnya jemaat yang kaget tak menyangka HKBP yang diklaim memiliki segudang asset, kok bisa memiliki tunggakan sampai ratusan miliar ke dana pensiun?
Salah seorang jemaat HKBP yang juga pengacara dan kerap secara gambling mengkritisi berbagai kebijakan HKBP yang dianggapnya tidak sesuai dari prinsip pelayanan HKBP, Dr Togi Jose Silitonga SH Mpd, mengatakan terkuaknya tunggakan tersebut, diduga sudah berajalan belasan tahun, sejak beberapa periode ephorus sebelumnya. “ Saya menduga ini sudah berlangsung lama, sejak masa transisi HKBP dulu, tetapi dibiarkan berlarut-larut, termasuk hutang outstanding pendeta yang sudah meninggal, akibat semakin menumpuk dan terakumulasi sekian ratusan miliar, hingga OJK menyemprit HKBP agar segera melakukan pembayaran,” kata Jose Silitonga yang juga dikenal sebagai pengacara ini.
Dengan terbitnya surat penggembalaan yang menghimbau seluruh jemaat untuk ikut berpatisipasi membantu HKBP menalangi tunggakan dana pension tersebut, dikatakan Jose Silitonga, bukanlah solusi yang ampuh, melainkan justru membuat HKBP tidak bisa maju dan mandiri. Padahal asetnya banyak. “Ini kan membuat stigma HKBP selalu menjadi kaipang (bhs tiongkok; peminta minta) terhadap jemaatnya, walau pun nantinya sebagian jemaat HKBP bersedia membantu, namun sebagian lagi akan mempertanyakan kemana selama ini penggunaan dana persembahan jemaat gereja yang tiap minggu diberikan melalui kolekte ketiga. Seandainya ada transparansi manegemen HKBP, saya pikir tidak sulit menyelesaikan tunggakan itu walau nilai mencapai ratusan miliar, saya 2-3 tahun bisa diselesaikan, saya punya kiat untuk itu,” tandas Jose.
Faktor utama yang membuat terjadinya tunggakan ini, menurut Jose akibat ketidak-transparan menagement kantor pusat HKBP dalam mengelola keuangannya selama ini. Ini fakta yang tidak bisa ditutupi. Apakah pernah jemaat HKBP mengetahui bagaimana pengelolaan kekuangan HKBP selama ini? Kan tidak, tanyanya Jose. Karena itu dikatakannya sudah saatnya pengelolaan kekuangan dan managemen HKBP diserahkan kepada pakar/ahlinya. “Artinya saya disini sependapat dengan sambutan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, di HKBP Menteng baru-baru ini, bahwa sudah saat para pendeta dilakukan penyegaran dan kembali pada tupoksinya, yakni pelayanan iman,” seru Jose.
Ada banyak yang harus dibenahi dan dan dirombak dalam tubuh HKBP. Terutama transforamsi di bidang SDM. Kaderisasi dan pembinaan berjenjang terhadap pendeta harus dilakukan berkesinambungan sebelum ditempatkan di pos baru, termasuk ephorus jika perlu dilakukan open biding terhadap jabatan tersebut bukan soal dukung mendukung calon ephorus seperti terjadi beberapa decade ini, agar nantinya tidak terjadi gejolak ketika ditempatkan di resort. Karena saya melihat pergantian pendeta di satu gereja resot sering kali menjadi pemicu munculnya gejolak yang melebar menjadi konflik internal antara pendeta dengan jemaat, dan jemaat dengan jemaat sendiri akibat sikap pro-anti terhadap penempatan pendeta baru.
Dikatakan, seorang pendeta harus dihormati, namun bukan berarti setiap pendeta itu SDM yang serba tahu, misalnya di bidang admintrasi birokasi, tak perlu lagi menurut saya pendeta ditempatkan untuk mengepalainya, cukuplah pendeta bertugas melayani iman dan (partondion).” Unang be antong adong dibaen pandita gabe pimpinan, misalnya di bidang Pendidikan manang kesehatan di bawah naungan ni HKBP, demikian juga HKBP harus menerapkan adanya mahkamah internal untuk memberikan sanksi bagi oknum yang melanggar aturan peraturan HKBP, artinya jangan hanyq ruas yang melanggar aturan dikenakan sanksi dan langsung diumumkan di tinting gereja, pendeta atau guru huriapun harus dilakukan punishmen jika terbukti melakukan pelanggaran, apalagi jika pelanggaran itu sudah masuk ranah hokum pidana,” pungkasnya.
Terpilihnya Pdt Dr Robinson Butarbutar, sebagai nakhoda baru HKBP, diharapkan Jose Silitonga mampu membawa HKBP dalam perubahan yang kontras. Saat inilah momentumnya, jika Ephorus sekarang berani menangkap momentum ini sebagai gebrakan pembaharuan HKBP, maka dia akan dilayak disebut Jokowi-nya HKBP, namun kalau dia nggak berani memanfaatkan momentum ini, dia sama saja dengan para pendahulunya. Karena kita harus akui, HKBP itu ke depan membutuhkan tangan-tangan professional agar bisa terus mempertahankan eksistensinya di tengah makin tingginya laju tehnologi. (Jovanka)