Johannes Kennedy Aritonang: Kiat Jadi Pengusaha Sukses, Investasi Waktu Membangun Relasi dan Jejaring
Suaratapian.com-Peran seorang pengusaha sangat dibutuhkan demi mendorong kemajuan perekonomian sebuah bangsa, karena dengan dunia bisa menyerap banyak tenaga kerja produktif untuk mengindari pengangguran, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakyat. Lagi, pengusaha berperan mendorong inovasi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, pengusaha merupakan salah satu sumber pajak bagi negara. Lagi-lagi perannya besar selain pertumbuhan bisnis dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Rasa-rasannya dengan kesadaran inilah John Kennedy Aritonang, 63 Tahun, memilih jadi pengusaha, untuk memberi dampak pada kemaslahatan.
Dia pengusaha terkenal di Batam. Tentu, banyak pengusaha orang Batak di Batam tetapi hanya hitungan jari pengusaha yang menasional. Salah satu pengusaha paling berhasil di Kota Batam adalah John Kennedy Aritonang. Namanya tentu tak asing mengingat nama John Kennedy Presiden Amerika Serikat pertama beragama Katolik. Barangkali orangtuanya Tapanuli membubuhkan nama untuk anaknya, karena kesohoran presiden Amerika itu, selain karena penganut Katolik yang taat dan pecinta budaya Batak yang hebat.
Nama lengkapnya; Johannes Kennedy Aritonang tergolong perantau generasi awal orang Batak ke palau Batam. Dia masih merasakan benar sulitnya awal hidup di Kota Batam, dengan modal tekad, semangat dan doa orang tua dia berjuang habis-habisan, ketekunan, kegigihan dan ketabahan berjuang memulai usahanya dari nol dimulai dari kesadaran pilihan jadi pengusaha.
Tahun 1983 datang ke Batam, mengerjakan banyak hal sebelum kemudian memiliki modal berusaha. Perjalanan usahawan berawal dari seorang pekerja kontraktor, berlahan namun pasti dia banyak membangun relasi dan kemudian belajar mengembangkan sayap usahanya. Kini dikenal sebagai pengusaha nasional beromzet besar. Misalnya, PT Panbil Utilitas miliknya menjadi investor utama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh.
Pemilik sekaligus bos sekaligus CEO Panbil Group Batam dan Karimun yaitu kawasan Industri Panbil dan pusat perbelanjaan Panbil, juga pemilik, bos hotel, apartemen Best Western Panbil. Pemilik Panbil Group dan Yayasan Yonkenedia yang didirikannya.
Filosofi usaha dengan pendekatan budaya
Namun, setelah berhasil membesarkan group usaha di Batam, kini dirinya berinvestasi di Bona Pasogit, terbaru di Samosir, dengan investasi perumahan Pangururan Baru di Parbaba Dolok, Peluang investasi penginapan dengan pemandangan di Tuktuk View, Peluang investasi di Aek Natonang, Peluang investasi di Lagundi Onan Runggu.
Ketua Aritonang (Partogabe) Se-Dunia ini menyadari bahwa Negara-negara maju itu kuat akar budayanya. Dia pun punya pemikiran bahwa ekonomi berpengaruh terhadap budaya yang berkembang disuatu daerah. Baginya, sinergi antara budaya dan ekonomi merupakan kombinasi yang kuat yang mendorong kemajuan masyarakat dan ekonomi.
Budaya dan etika bisnis memiliki hubungan yang sangat erat dan tak bisa dipisahkan. Budaya memiliki pengaruh besar terhadap etika dan penerapannya dalam lingkungan bisnis, bahwa hubungan budaya dan etika bisnis, dan nilai-nilai moral yang harus dipegang teguh dalam menjalankan bisnis, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial. Tentu juga membangun relasi yang baik.
Dia adalah pendiri dan pembina Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara (IKABTU), dan pembina Bangso Batak Marsada (BBM) Kota Batam. Sebagai seorang entrepreneur, wirausaha yang berhasil, dia menganut satu pemikiran investasi penting adalah membangun relasi. Baginya orang-orang yang berhasil itu karena berjejaring. Jejaringnya kuat. “Jadi investasi kan waktumu kepada teman-teman yang positif. Jangan bergaul dengan orang yang kacau-kacau,” sarannya dalam membangun usaha.
Saat diwawancarai RCTI Kepri, tanggal 22 Januari 2019, sesaat melaunching Karimun Goldcast di Coastal Area Tanjungbalai Karimun, Komisaris Utama Panbil Group. Sebagai komisaris utama dia optimis pengembangan Kota Baru Karimun dapat mengembangkan investasi di Kota Batam.
Pengusaha yang peduli seluruh tim
Sebagai seorang pengusaha dia tentu memberi perhatian sosial, baik di gereja, marga dan masyarakat Kota Batam. Dan, sebagai seorang ayah, dia juga tak lupa memberi bekal pendidikan yang bagus bagi putera dan puterinya, Patrick Lionel Nathan Aritonang dan Maria Isadora Aritonang mengasuh mereka dengan kasih dan tuntunan ajaran-ajaran Kristiani dan etika dan filosofi budaya Batak.
Patrick Lionel Nathan Aritonang misalnya telah dia duplikasi kemampuan entrepreneurnya ke anak-anak terutama puteranya. Kini di tangan Patrick, generasi kedua usaha Aritonang ini juga terus dikembangkan. Patrick menjabata sebagai Chief Operating Officer. Perannya sebagai pegusaha di Batam tak boleh dianggap sebelah mata. Itu sebabnya dia didualat sebagai Penasehat Ekonomi Gubernur Kepri.
Sebagai pemilik Hotel Best Western Premier (BWP) Panbil Batam dia berhasil meraih empat penghargaan (Award) di bidang pelayanan terbaik, pertumbuhan dan pendapatan terbaik selama 2018. Penghargaan itu antara lain, The Best Growth Occupancy 2018 dan The Best Growth Revpar and Revenue atau Pertumbuhan dan Pendapatan Terbaik 2018.
Kemudian, BWP juga menduduki peringkat di Top Ten Best of Best Western Property in ASIA based on Guest Satisfactory Survey (Medallia), dan meraih Guest Review Award versi travel agen Booking.com dengan capaian point 8.8. Sebagai pengusaha dia sadar percapaian tersebut tentu karena stakeholder atau seluruh tim, staf karyawan yang berkerja sama dengan baik. “Pencapaian ini tak berjalan sendiri, melainkan atas kerjasama tim,” ujarnya.
Sebagai pengusaha dia tak pelit ilmu. Dia kerap diundang di seminar gereja, untuk membagikan kiat keberhasilannya dalam bisnis, menurutnya, bahwa orang yang berhasil itu adalah orang yang gigih berjuang. Dia buktikan dia bukan hanya berjuang untuk sukses usahanya tetapi memperjuangkan agar ekonomi Batam bisa bangkit dan maju.
Salah satunya dia mendirikan PT. Free The Sea secara resmi diluncurkan pada tanggal 9 Maret, 2023 menandai tonggak penting dalam misinya untuk menciptakan masa depan yang regeneratif dengan pembukaan Pabrik Daur Ulang Free The Sea, yang merupakan anak perusahaan dari PT WIK Far East asal Jerman yang berlokasi di Kawasan Industri Panbil, Muka Kuning, Batam.
Grand Launching PT Free The Sea ditandai dengan pemotongan pita oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bersama dengan Mr. Markus Steckhan, Chief Strategy Officer of WIK Group dan Johanes Kennedy, Chairman Panbil Group. Dalam sambutannya, Luhut Binsar Pandjaitan berbicara tentang tujuan pemerintah Indonesia untuk mengurangi kebocoran sampah plastik ke lautan dan perlunya solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini.
Group usahanya tergabung di Panbil Group, bisnis utamanya adalah pengembangan proyek, terdiri dari 200 hektar lahan utama di Batamisland. Ini adalah canggih, konsep kota industri yang sepenuhnya terintegrasi dan mandiri yang dibuat khusus untuk memungkinkan investor membuat sebagian besar investasi mereka di Batam, Indonesia.
Panbil Group telah berkembang pesat ke portofolio yang beragam yang mencakup properti perumahan mewah, properti komersial, pariwisata, produksi utilitas, bahan bangunan dan konstruksi, dan produksi dan manajemen sumber daya mentah. Perusahaan dibangun dengan tujuan untuk menjadi mitra bagi investor yang berusaha memaksimalkan daya saing global dan pengembalian investasi.
Perusahaan dengan misi, berkomitmen untuk menyediakan fasilitas manufaktur kelas dunia, infrastruktur yang sangat baik dan layanan dukungan yang sepenuhnya terintegrasi kepada para investor. Perusahaan ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang dinamis dan dinamis di mana orang dan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang bersama. Ditulis Hojot Marluga, diolah dari berbagai sumber