Kisah Sukses Rekson Sitorus: Mengubah Nasib


Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652

Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653

suaratapian.com-Di balik sosok sederhana, tersembunyi kecerdasan dan ketekunan. Rekson Sitorus, pemilik PT Godang Tua Jaya, pengelola tempat pembuangan sampah terpadu di Bantar Gebang, Bekasi, memiliki kisah inspiratif. Pria kelahiran Habinsaran, Toba, 9 Februari 1953. Anak kedua dari lima bersaudara. Memulai karier sebagai pelaut, lulus dari Akademi Ilmu Pelayaran (1974). Namun, hatinya tidak menentu. Ia meninggalkan laut dan memilih bisnis pengurukan tanah.

Rekson Sitorus, mengisahkan bahwa ayah dulu adalah seorang petani keminyaan dan penatua di gereja. “Ayah saya, dulunya seorang pedagang keminyaan dan penatua di gereja.”

Bersama teman, Rekson memulai perusahaan kontraktor penggalian tanah (1980). Perusahaan berkembang, dan ia menjadi pengelola TPA Bantar Gebang, sumber tanah urukan untuk proyek perumahan di Jakarta.

“Menikung dalam menempuh perjalanan hidup bukanlah dosa,” katanya. Rekson menikmati kesederhanaan, lebih memilih gaya hidup alami daripada kemewahan.

Dari Tanah Uruk ke Kerajaan Sampah

Rekson Sitorus, pengusaha sukses dari Toba Samosir, memiliki kisah inspiratif. Ia mengawali karier sebagai pelaut, namun hatinya tidak menentu. Rekson kemudian menemukan passionnya dalam bisnis tanah uruk.

Dibimbing oleh “guru” Hiobaja Sitorus, Rekson mempelajari seluk-beluk bisnis tanah uruk. Ia memulai perusahaan sendiri dan berhasil menguasai 5 ha tanah di Bantar Gebang. Ketika pemerintah DKI memutuskan menjadikan daerah itu tempat pembuangan sampah akhir, Rekson melihat peluang.

Pada 1993, Rekson mendirikan PT Godang Tua Jaya. Nama itu mencerminkan obsesinya menjadi “berkah yang besar.” Perusahaan ini kemudian digandeng oleh PT Navigat Organic Energy Ind dengan investasi Rp 700 miliar.

Rekson memiliki bakat bisnis yang diperoleh dari ayahnya, seorang toké kemenyan. Ia juga memiliki watak terbuka dan tidak pernah mencari musuh. “Kuncinya adalah berteman dengan banyak orang dan berbuat baik terhadap lingkungan,” katanya.

Rekson memiliki filosofi hidup yang unik: tidak pernah menyerah dan selalu berupaya berbuat baik. Ia juga melarang anaknya menjadi pegawai negeri, karena ingin mereka memiliki kebebasan dan kemandirian.

Kisah Rekson Sitorus membuktikan bahwa kesabaran, ketekunan, dan keberanian dapat mengubah nasib. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan dalam bisnis.

Pelaut Gagal, Manajer Keluarga Sukses

Di balik kesuksesan bisnisnya, Rekson Sitorus menyimpan rahasia keberhasilan rumah tangganya. Ia membiarkan istrinya, Lina Pasaribu, fokus membesarkan anak-anak, sementara dia mengemudikan bahtera keluarga.

Empat anaknya menjadi pewaris kesuksesan ayahanda. Rony Pandapotan Sitorus mengelola divisi alat berat, Ernika Tiurmauli menikah dengan Douglas Manurung, Managing Director PT Godang Tua Jaya. Elfrida Junita dan Henry Fonda Agung mengelola divisi angkutan.

Resesi ekonomi 1998 menghantam Rekson, namun ia tidak menyerah. “Saya menghadapi tantangan dengan sabar, tidak menyelasikannya dengan keputusasaan,” katanya.

Rekson menyadari kesuksesannya tidak hanya karena kerja keras, tapi juga kasih dan kemurahan Tuhan. “Kami datang dari Tapanuli dengan kolor saja. Semua ini karena Tuhan.”

Rekson belajar menghargai keberhasilan dan kesabaran. “Kadang tak disangka-sangka, ada orang membawa rezeki. Itu adalah kasih Tuhan.” (Hotman)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

seventeen − 2 =