Meluncurkan Buku Manusia Ambang Batas

Suaratapian.com JAKARTA-Menerbitkan buku di situasi sekarang sudah tentu perlu diapresiasi. Demikian juga mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Berton Pakpahan menerbitkan buku ” Manusia Ambang Batas” perihal kritik terhadap kapitalisme. Hal tersebut disampaikan dalam acara bedah buku, Manusia Ambang Batas oleh Idris Pasaribu, AT Arif, dan Sri Simanungkalit, sebagai pemateri bertempat di Literacy Coffee, Jalan Jati II, Teladan Timur, Kota Medan, Minggu (27/9). Pembicara pertama yang membuka diskusi Idris Pasaribu, mengatakan, isi buku itu bercerita tentang perbedaan hingga pertentangan kelas miskin dan kaya. Kemudian pertentangan itu hadir di berbagai sektor, seperti pendidikan, teknologi, situasi desa dan kota, dan kondisi masyarakat yang berkembang sampai saat ini.

“Buku ini telah hadir pada kita, mesti dijadikan sebagai referensi untuk menuntun terkait konflik yang tak berujung. Semisal bicara bagaimana kapitalis jahat menghabiskan kaum marhaen yang memiliki alat produksi. Tetapi dalam buku ini mengumbar pertentangan kelas tanpa ada jalan keluarnya,”kata Idris.

Sementara itu, AT Arief menyebutkan, tulisan dengan gaya berkhotbah tersebut menggambarkan adanya satu titik antara (liminal) yang sedang dilalui oleh penulis. Menurutnya Buku ini mengajak pembacanya untuk berpikir kritis.  “Penulis sedang berada di satu fase untuk tiba atau justru mundur ke titik lain. Berangkat dari keresahan dan masuk ke ruang antara yang dimana dia bertarung pada dirinya sendiri, namun yang membuat menarik dalam buku ini penulis tidak menyimpulkan isi bukunya , sehingga pembaca nantinya akan jauh berpikir kritis,” ungkapnya.

Sri Simanungkalit menjelaskan, penulis mencoba untuk membandingkan fenomena urbal dan rural yang berlangsung sampai saat ini. “Buku ini sangat sarat terhadap kritik pembangunan yang meminggirkan masyarakat lokal. Ada juga Kritik terhadap pendidikan yang tidak membangun kreatifitas hingga investor yang merampok hak Ulayat masyarakat atas nama pembangunan,” ujarnya.

Berton Pakpahan selaku penulis buku Manusia Ambang Batas membeberkan, ide untuk membuat buku ini sudah ada sejak tahun 2017. Namun mulai menuliskannya sejak Maret 2020 Di tengah masa tugas akhir dan juga masa pandemi, Berton ingin membuktikan bahwa kaum muda harus berkarya sejak dini.

“Saya berharap kaum muda dapat mewujudkan idenya melalui tulisan. Intinya tulisan ingin berpesan, agar kita punya kesadaran akan situasi dan kondisi masyarakat yang sedang berkembang. Semisal soal pendidikan kritis, pengangguran yang mulai tergerus oleh budaya konsumtif hingga semakin tingginya tingkat manipulasi manusia untuk keuntungan pribadi,” bebernya. Buku berjudul Manusia Ambang Batas bisa didapatkan di Kantor Penerbit Institute Sumatera. (HM)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

eleven − 8 =