Syukuri HUT ke-32 Tahun HKBP Pamulang Gelar Silaturahmi dengan Para Tokoh di Kota Tangerang Selatan
Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652
Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653
Demikian halnya dalam pembangunan Masjid Istiqlal, merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Dalam proses pembangunannya telah menyimpan satu sejarah toleransi beragama yang sangat tinggi di Indonesia. Apalagi sekarang di bawah tanah, ada jalan terowongan yang tembus dari Masjid ke Katedral sebagai jembatan toleransi.
Senada dengan itu, wakil walikota generasi milenial ini adalah arsitek, menyebut, kagum dengan Friedrich Silaban, sosok arsitek dari Masjid Istiqlal.
Rahmat Tuhan
Sekedar diketahui saja, bahwa Wakil Walikota Tangsel adalah putera Melayu, ibu Banten dan nenek dari Batak Toba, Boru Lumban Tobing, dan juga adalah seorang arsitek. Saat diminta pendapatnya tentang Frederick Silaban dan hubungannya dengan toleransi menyebut, Frederick Silaban juga tokoh pendengung toleransi.
“Bicara Silaban juga bicara toleransi juga, tingginya toleransi dan kebersamaan Silaban tercermin dari kokohnya bangunan Masjid Istiqlal Jakarta sebagai ikon Indonesia. Silaban sebagai anak seorang pendeta, sebagai arsitek Masjid Istiqlal, dia berdoa sungguh-sungguh sebelum menggambar rancangannya dengan nilai Ketuhanan.”
Dia menambahkan, bahwa Kota Tangsel tak dibangun satu agama, tak dibangun satu suku. Semua berkontribusi. “Bahwa kota yang anti toleransi, tertutup akan perbedaan sulit maju. Justru kota atau wilayah yang dibangun dengan kebersamaan dengan perbedaan pasti maju dan berkembang pesat,” ujar Ketua Pembina FKUB Tangsel ini.
Dia menambahkan, bersyukur sosok arsitek maestro yang mengusung nilai Ketuhanan itu. “Saya merasa bersyukur ada seorang arsitek maestro. Arsitek di Indonesia ini yaitu Prof Silaban yang karyanya kita saksikan, banyak sekali gedung-gedung arsitektur pada eranya yang beliau bangun dari zaman Bung Karno. Dulu beliau adalah salah satu arsitek ternama yang di mana karyanya Masjid Istiqlal. Jadi menunjukkan bahwa toleransi umat beragama itu memang bagus,” jelasnya lagi.

Karena itu, dia menghimbau agar kita menjaga warisan, bahwa kita harus menjagalah warisan dan semangat juang para pendahulu kita, termasuk khususnya para tokoh arsitek. “Bagi saya seorang arsitek begitu adalah teladan kita semua. Dia arsitek pengukir sejarah toleransi beragama di negeri ini,” sebutnya lagi.
Sebagaimana Bung Karno menjuluki Silaban sebagai “by the grace of God” atau sebagai rahmat Tuhan, karena kemenangannya mengikuti sayembara desain Masjid Istiqlal. Walau Silaban seorang Kristiani, anak Bonandolok, Humbang Hasundutan adalah contoh nyata arsitek toleran.
Sementara itu, Ketua Panitia J Pardede menyebut, selaku panitia mengucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh jemaat terutama untuk undangan khusus, salah satunya adalah tokoh yang ada di Tangerang Selatan, secara pribadi Wakil Walikota Tangsel H. Pilar Saga Ichsan, S.T., M.Ars.
“Kami cukup bangga dengan pelaksanaan acara ini berjalan dengan baik dan dihadiri para tokoh. Suatu kehormatan buat kami sebagai panitia di mana acara ini bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan apa yang sudah kita programkan, sampai saat ini Puji Tuhan seluruhnya bisa berjalan dengan baik,” ujar ketua Panitia. (Hotman)