UKI Kampus Kasih dan Bhinneka Tunggal Ika; Moto Melayani Bukan Dilayani

Suaratapian.com-Universitas Kristen Indonesia (UKI) dikenal sebagai Kampus Kasih dan Bhinneka Tunggal Ika, dengan moto “Melayani Bukan Dilayani”. Ini mencerminkan komitmen UKI untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, peduli, dan melayani, serta membentuk karakter mahasiswa yang kuat dan berintegritas. Dengan moto ini, UKI menekankan pentingnya sikap melayani dan mengutamakan kepentingan orang lain. Dr. Hulman Panjaitan, SH MM, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Kristen Indonesia (UKI), diwawancarai media ini tentang beberapa hal terkait UKI dikenal sebagai lembaga pendidikan Kristen, tetapi bersifat universal dan menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang, tak hanya Kristen. Lalu, bagaimana UKI memiliki nilai-nilai Kristiani namun terbuka untuk seluruh anak bangsa, dengan slogan “Melayani Bukan Dilayani” yang mencerminkan etos pelayanan. Tentu, UKI juga menghadapi tantangan di tengah sorotan terhadap lembaga pendidikan di Indonesia yang kurang kredibel. Selain itu, Alumni UKI yang banyak menjadi pengacara, kaum profesional, dan pejabat memiliki peran penting.

Sejak didirikannya UKI pada 15 Oktober 1953, universitas ini telah berusia 72 tahun. Sebagai universitas swasta ketiga tertua di Indonesia, UKI telah memainkan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjawab tantangan zaman. Dari awal hingga saat ini, UKI terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas dan mencetak lulusan yang berkompeten di bidangnya. Dengan pengalaman dan tradisi yang panjang, UKI terus berinovasi dan meningkatkan kualitasnya untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan bangsa.

Hulman Panjaitan mengungkapkan, bahwa UKI dikenal sebagai kampus kasih, kampus Bhinneka Tunggal Ika, kampus Pancasila, dan kini sebagai kampus unggul. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang terbuka, UKI menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang dengan tangan terbuka, mencerminkan nilai-nilai kasih, keberagaman, dan kesatuan dalam semangat Pancasila. Dengan demikian, UKI menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan mahasiswa secara holistik.

“UKI bersifat terbuka dan inklusif, menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan lain-lain. Hal ini tercermin dalam kegiatan yudisium dan acara lainnya, di mana mahasiswa dari berbagai agama dapat berkumpul dan merayakan pencapaian bersama. Dengan demikian, UKI menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung keragaman,” ujar dosen Fakultas Hukum UKI sejak tahun 1994 ini.

Pria kelahiran, 20 September 1968 menyebut, UKI membuktikan komitmennya terhadap keberagaman dan kesatuan melalui prestasi mahasiswa dari berbagai latar belakang agama. “Mahasiswa non-Kristen sering menjadi mahasiswa atau lulusan berprestasi, menunjukkan bahwa UKI menerapkan nilai-nilai universal yang kuat. Nilai-nilai ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung perkembangan mahasiswa secara holistik. Dengan demikian, UKI menjadi contoh nyata dari kampus kasih yang inklusif dan berdedikasi pada keunggulan,” sebut mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia, ini.

UKI mewujudkan moto “Melayani Bukan Dilayani” melalui 6 nilai utama: Rendah hati. Berbagi dan peduli. Disiplin. Profesional. Bertanggung jawab. Berintegritas.  Nilai-nilai ini menjadi pedoman bagi warga UKI untuk mengimplementasikan semangat pelayanan dan nilai-nilai Kristiani dalam setiap aspek kehidupan kampus. Dengan demikian, UKI membentuk lingkungan yang mendukung perkembangan karakter dan kompetensi mahasiswa.

Sajarna Hukum dari Universitas Sumatera Utara dan Magister Hukum juga Doktor Hukum Universitas Kristen Indonesia mengatakan, UKI telah mencapai beberapa keunggulan signifikan. Meraih akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2022, menjadikan UKI sebagai perguruan tinggi swasta ke-28 di Indonesia yang mencapai peringkat tertinggi ini.

Saat ini, 13 dari 33 program studi di UKI telah terakreditasi unggul. Empat program studi di UKI telah terakreditasi internasional, meningkatkan reputasi dan kualitas pendidikan UKI di tingkat global. Selain itu, menurutnya, tiga laboratorium di UKI telah tersertifikasi ISO sejak tahun 2021, menunjukkan komitmen UKI terhadap kualitas dan standar internasional dalam pengelolaan laboratorium.

Artinya, UKI dilengkapi dengan fasilitas kampus yang modern dan memadai, termasuk laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas olahraga, untuk mendukung proses pembelajaran dan kreativitas mahasiswa. Dengan demikian, UKI terus meningkatkan kualitas pendidikan dan reputasinya, baik di tingkat nasional maupun internasional. (HM)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × five =