Bukan Orang Batak Namanya Jika Tak Marah Tahu Ada Kejahatan Sadis

Secara hukum, kan tidak bisa pengacaranya ikut jadi pembela di ruang sidang tadi,  Kamaruddin hanya menjadi saksi dan dkk, dan sudah didengar tadi kesaksiannya, dari awal sampai akhir. Pengharapan kita sekarang di Palu Hakim, lalu penuntutnya Jaksa, bagaimana kita berharap dan melihat dan memberi semangat bagi mereka agar mereka juga jujur menggelar perkara ini?

Jauh-jauh hari di awal di tanggal 7, tadi kronologis ada tanggal 11, kami ada 8 orang kesembilan Irma yang menjadi kuasa hukum, penasihat hukum dari keluarga Brigadir Joshua ini. Ada Pak Hutabarat ada ibu Rosti Simanjuntak. Untuk pengacaranya kuasa hukum keluarga tidak pernah menjadi pengecut tidak pernah jadi penghianat sampai menit ini kami abadi, tetap konsekuen dan ini dibuktikan sampai menit ini. Ada dari firma hukum Justice for Brother Joshua.

Keseragaman ini ditunjukkan menggambarkan walaupun langit runtuh surga tidak berubah, ini menunjukkan rumah hukum Victoria yang kami pergunakan termasuk dari grup Pak Johnson Panjaitan, kami konsisten, kami tetap kalau dikasih Tuhan pekerjaan kecil, kita akan bisa melakukan pekerjaan yang besar. Sekali lagi hormat, syukur atas karuniaNya. Kepada grup ini dan juga keluarga besar dari Joshua. Kalau marga Simanjuntak dan Hutabarat sudah cukup berdoa saja. Kita berharap pengadilan yang memberi keadilan.

Anda ini terlihat tenang. Apa kiat yang mungkin dibagi juga untuk kita, agar narasinya juga tidak terlihat emosionalnya?

Resepnya sederhana. Makan tiga kali satu hari, baru makan vitamin. Iya makan buah dan sayur. Saya lakukan biasanya saya “manggadong”  ternyata itu memberikan yang baik, tidak ada kanker dan tidak ada manusia yang tak pemarah. Namun kita punya alat self control dan tentu harus tahu membedakan mana yang harus kita marahi, mana yang harus kita lemah lembut.

Kita punya Galatia 2 ayat 12 kalau tidak salah itu, buah-buah roh, salah satunya kelemahan-lembutan di sana kita belajar banyak. Saya tak belajar dari yang lain. Saya belajar dari roh kudus dan pada waktunya saya juga manusia biasa, termasuk kawan-kawan kalau marah-marah, termasuk keluarga kecil kami, keluarga besar, negara pemerintah dan kerabat-kerabat di manapun berada ini, satu hal yang bisa yang tidak bisa kita lupakan.

Orang Batak itu kalau tidak pemarah tidak orang Batak, karena dia hidup dia penuh kekerasan, dia punya hidup yang penuh tantangan dan dia punya hobi yang minimalis. Dia harus tinggal di level yang jauh (gunung) hingga teriak-teriaknya harus didengar di bumi dan gara-gara itu orang Batak ini penuh terus terang, dia tidak pernah punya alat berbisik yang halus, dia berbisik nagogo (kuat) namanya, dimanapun dia berada, dia tetap margogo kepada Tuhan, kepada manusia sesamanya dan peranan-peranan ini.

Ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Kalau ditanya tadi kepribadian itu pada saatnya kita akan bisa marah. Apalagi saya merangkap sebagai dosen, saya tahu bagaimana menolong mahasiswa, saya tahu bagaimana jikalau memang harus menolong orang dikala senang dan dikala kesusahan. Ini contoh-contoh yang bagus, kita belajar dari Firma Victoria di bawah koordinasi saudara Profesor Kamarudin Simanjuntak. Inilah bekal mau jadi presiden atau wakil presiden berikutnya. Hidup Indonesia. (Hojot Marluga)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

14 − three =