Vandiko Timotius Gultom, S.T: “Membentuk Lembaga Adat dan Budaya di Kabupaten Samosir Demi Sadar Wisata”

suaratapian.com-Samosir memasuki era baru untuk kawasan sadar wisata dalam pimpinan Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom, S.T. Pria kelahiran Banjarmasin, 16 Februari 1992 ini, selalu mendengungkan membangun kenyamanan wisatawan agar mereka mau kembali ke Samosir. Oleh karenanya, pemerintah daerah hadir membekali para UMKM yang bersentuhan dengan wisata.

Digelar pelatihan dan pembinaan bagaimana memberi nilai tambah bagi produk-produk budaya yang ada. Di sela-sela kunjungannya acara Toba Joujou Festival 2022 yang digelar di Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Pangururan, Samosir, Hojot Marluga, Sekretaris Umum Forum Jurnalis Batak, mewawancarainya. Demikian petikannya;

Tentang wisata di Kabupaten Samosir ini, apa yang harus dikerjakan, melihat tadi ada acara yang hebat di satu desa di Lumban Suhisuhi Toruan. Bagaimana menduplikasi ini semua di Kabupaten Samosir?

Pariwisata sendiri untuk Kabupaten Samosir, kita membuat suatu ciri khas tradisi Samosir. Dan untuk Samosir sendiri telah dipercaya, atau diyakini sebagai asal-usul orang Batak, kita telah menyatakan, bahwa Samosir sebagai titik awal peradaban bangso Batak, itulah salah satu bentuk pariwisata kami pilih yaitu; menjadi pariwisata budaya salah satunya.  Wisata budaya di Kabupaten Samosir dan untuk itu kami saat ini telah atau sedang memperbaiki situs-situs yang ada, agar ini menjadi daya tarik.

Kemudian untuk menjaga itu, kami mencoba membentuk di Kabupaten Samosir, lembaga adat dan budaya yang mana Ini adalah nanti untuk mengawasi seluruh adat dan budaya yang ada di Kabupaten Samosir, dan untuk mengawasi pariwisata kita mencoba menduplikasi apa yang adat di Bali. Jikalau di sini kita menamakan Ulubalang.

Ini nanti untuk mengawasi salah satunya untuk melakukan pembinaan terhadap para pelaku usaha, termasuk juga kepada para pemandu wisata atau tour guide, diharapkan juga nanti mereka dapat menjadi tour guide untuk mendampingi para wisatawan yang ada di Kabupaten Samosir, unggulan ini nanti orang-orang muda, orang-orang diutamakan  iya orang-orang muda sekaligus agar ada pemberdayaan regenerasi dalam pelaku budaya.

Mempersiapkan Ulubalang Untuk Menjaga Para Wisatawan

Sebagai bupati masih muda kira-kira bagaimana semangat muda ini dikembangkan, kreatifitas anak-anak muda Samosir untuk terus mereka sadar wisata, sadar keramahtamahan itu harus dimiliki?

Iya, kita selalu ramah kepada masyarakat, saya selalu menekankan kepada masyarakat untuk mengutamakan 3S yaitu; Senyum, Sapa dan Salam. Itu paling utama dalam menyambut wisatawan, kemudian dari Dinas Pariwisata juga melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para pelaku usaha yang ada di Kabupaten Samosir.

Kami mengikuti acara di sini (Toba Joujou Festival 2022) ada digelar pelatihan, bagaimana mengembangkan UMKM-UMKM yang ada, misalnya, ibu-ibu penenun ulos diharapkan juga punya kemampuan sampai mengekspor produk budaya yang dia tenun itu ke luar negeri, bagaimana peran dari pemerintah daerah dalam hal ini Bupati untuk juga memberi mereka jalan, jembatan untuk bisa berkembang?

Tentu, dari pemerintah komitmen melalui dinas untuk terus melakukan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku UMKM dan kami juga selalu menekankan kepada para pelaku UMKM agar tidak meninggalkan kearifan lokal seperti tadi penulis ulos tetap kami berdayakan, kami lakukan pelatihan dari Balai Latihan Kerja (BLK) dan untuk setelah ulos itu jadi tugas pemerintah kemudian untuk memasarkan dan juga mencari pasarnya.

Pak Bupati, ini ada kepala desa masih muda, dia pernah bekerja dan berkarir bagus, lulus dari ITB, namanya Raja Sondang Simarmata, masih muda, bagaimana dia bisa Pak Bupati duplikasi untuk desa-desa, kepala desa yang lain untuk semakin berkembang?

Kebebasan sepenuhnya untuk Kepala Desa untuk kreativitas dan kita sadari di Kabupaten Samosir sebuah Kabupaten kecil yang memiliki keterbatasan anggaran, di sinilah diperlukan kreativitas seorang kepala daerah maupun sampai dengan tingkat desa hal itu saya tekankan untuk seluruh kepala desa agar dapat menggali potensi-potensi desa yang sudah ada. Terlebih sudah ada alam, iya kita manfaatkan, dan yang tidak memiliki potensi alam kita coba digali potensi kearifan lokal, apa yang ada yaitu dari tonjolkan. Jadi, itulah yang selalu kita tekankan kepada kepala daerah (camat) sampai tingkat desa untuk melakukan kreativitas.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

15 − one =