Dorgis Simanullang: Membangkitkan Pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan
Suaratapian.com-Membangun negeri ini harusnya dimulai dari desa. Pembangunan desa tentu tak boleh dilimpahkan sepenuhnya dipikul pemerintah, tentu tanggung-jawab semua, dan yang paling tepat melibatkan putra-putri asal desa itu sendiri. Sebutlah dulu ada gerakan Maduma, mangula dungi mangan yang didengungkan pemerintah waktu itu dipimpin Ir Humuntar Lumban Gaol untuk kemajuan Tapanuli Raya, dan kemudian dilanjutkan slogan Martabe, marsipature huta nabe yang digelorakan Raja Inal Siregar sebagai Gubernur Sumatera Utara, untuk membangun kampung halaman.
Namun sayang kisah di atas hanya tinggal cerita. Namun semangat membangun tak boleh kendor walau berbeda generasi. Semangat untuk membangun kampung halaman itulah yang diharapkan bisa diwujudkan para perantau di mana mereka berasal. Hal itulah yang terlihat di sanubari Dorgis Simanullang, seorang wirausawan mandiri, yang memulai usahanya dari bawah. Walau besar di Sidikalang, kecintaan akan bona pasogitnya di Humbang Hasuntan tak kepalang.
Bahkan seperti ada janji suci dirinya kepada orangtua, jika sudah berhasil di perantauan, maka akan membangun Bona Pasogitnya di Humbang Hasundutan, tepatnya di desa Matiti. Namanya sepertinya memberikan spirit untuk tetap teguh, kata “dorgis” dalam bahasa Batak artinya; makin sehat, makin membaik. Sepertinya namanya meresap dalam sang pemilik nama, Dorgis Simanullang.
Alkisah orangtuanya asal Matiti merantau ke Sidikalang, dan Dorgis besar di Sidikalang, dan dari sana merantau ke tanah Jawa. Puji syukur rezekinya melimpat. Tuhan berkati pekerjaannya. Dorgis bertemu dengan orang membuka pintu lebar-lebar baginya, di kemudian hari awal untuk karier dan pengembangan usaha.
Dorgis jejaknya dimulai sebagai karyawan di perusahaan agen AC, kemudian berlanjut bisnis ini dipahaminya hingga kemudian berwiraswasta mandiri dengan mendirikan Winda Electric, berlanjut mendirikan PT.Winda Jaya Lestari menjadi agen penjual spare part mesin suci, AC, kulkas, blender, kipas angin, water heater, kompor gas dan mixer.
Tentu perhatiannya tatkala kepalang, bukan saja soal bisnis tetapi juga pekerjaan sosial. Di tengah kesibukkan sebagai pengusaha dia dengan penuh tanggung-jawab menerima berbagai tugas. Saat ini sebagai Ketua Umum Parsadaan Raja Napasang Simanullang Dohot Boru Se-Indonesia (RNSBI).
Semangatnya tak kepalang untuk terus menjadi pemicu dan penyemangat di punguan dan komunitas yang dipimpinya. Komunitas, organisme kekuatan kelompok itu dimulai dari kesehatian. Tentu untuk rahasia ini menurutnya selalu mencari yang baik, saling mendukung dan sinergi. “Tak ada yang saling mencari kesalahan.
Mari kita bekerja bahu membahu, seperti kata pepatah orang Batak ‘tampak na do tajom na, rim ni tahi do gogona,” ujarnya. Dan itu juga sebab, tagline RNSBI yang dipimpinnya; “Ahu do ho, ho do ahu, dang adong mangalo dos ni roha,” yang artinya saya adalah engkau, engkau adalah saya, tidak ada yang mengalahkan kesatuan.
Sosok pekerja keras ini punya tujuan yang pasti untuk pemberi pengaruh bagi lingkungannya. “Saya pekerja keras dan selalu fokus pada yang saya kerjakan,” sebutnya. Tentu dia punya kiat menjadi pelopor dari bergai usaha, intinya, selalu berbeda dan punya ekpektasi yang terbaik. Kini usahanya berkembang pesat. Selain Tuan Nagani Paradise, Winda Coffee, dia juga mengembangkan saya bisnisnya Winda Car, Winda Jaya Lestari, dan Sunset Coffee.
“Tiga hal penting untuk menang dalam persaingan. Pertama, jadilah yang pertama. Kedua jadilah yang berbeda, dan ketiga jadilah yang terbaik. Dan buanglah rasa sirik, iri, dengki. Semakin Anda memiliki sifat sirik, iri dan dengki Anda akan jadi yang terbelakang,” sebutnya memotivasi, sembari mengingatkan, sebagaimana kata Renald Kasali, hidup harus selalu relevan.
Dorgin juga sosok yang selalu relevan dan antusias melangkah. “Saya selalu melangkah pasti dan optimis. Jangan buang waktu memikirkan apa yang orang lain kerjakan, tapi pikirkanlah apa yang mau kamu kerjakan. Hidup pasti terasa nikmat jikalau masih bisa dengan tanpa beban tersenyum,” ujarnya satu ketika di FB-nya.
Lulusan sarjana dari Universitas Mpu Tantular, Jakarta ini sosok yang selalu mendukung telenta-talenta muda. Dia juga mau belajar banyak hal, termasuk dibidang produser, Dream Voice satu kelompok musik yang baru.
Baginya bahwa hidup adalah pilihan dan sikap. Maka, setiap perjuangan dan usaha ada yang mendukung ada juga yang tak mendukung, “tapi yakinlah semua itu hanya proses, semua akan indah pada waktunya.”
Sebagai pengusaha, Dorgis harus membangun banyak relasi dan kemitraan dengan berbagai pihak. Hal itu tak ditampik untuk mengembangkan bisnis. Hebatnya, atas kemitraan itu dia menggundang Wakil Bupati, Oloan Paniaran Nababan dan menemui Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk meneguhkan dan meresmikan Tuan Nagani Paradise pada 2 Desember 2021, lalu.
Baginya, sebagai seorang yang memulai usaha mesti membangun semangat baru, kerja keras dengan fokus. “Pikiran besar memikirkan ide. Pikiran kecil membicarakan orang lain.”
Di atas itu semua dirinya tak lupa mengucap syukur pada Tuhan, banyak hal yang direncankannya terwujud. “Saya punya impian di ultah saya yang ke-50 tahun ingin memiliki maha karya, puji Tuhan mewujudkannya yaitu taman wisata dan resort Tuan Nagani Paradise.
Terbetik di hatinya dalam membangun wisata dan resort di kawasaan Desa Sosor Tambok ini tak lain dan tak bukan oleh karena kecintaannya ke kampung leluhurnya, Bona Pasogit, dan ingin membesarkan nama desa Matiti di Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai wilayah yang keindahan alamnya tak kalah juga dengan keindahan wilayah lain di Kawasan Danau Toba. “Saya pakai nama Tuan Nagani Paradise, juga karena kecintaan kepada leluhur saya,” sebut suami dari Jenny Lestari Sitorus.
Sebagai pendiri dia sampai mengarang lagu “Tarpaima di Tuan Nagani Paradise.” Taman wisata itu merupakan ide orisinil dan investasinya. Sebelumnya membangun Tuan Nagani Paradaise dia membuat semacam test ombak, berhasil membangun Winda Coffce, dan café itu banyak dikunjungi. Winda Studio Coffce. Nama Winda sendiri diambil dari nama putri pertamanya.
Konsep wisata alam yang ditawarkan yang tersedia adalah fasilitas seperti: sepeda gantung, flying fox, kolam renang, kolam pancing ikan, perahu bebek, fila penginapan, restoran/ Cafe Hasian dan live musik.
Boleh dibilang Dorgilah semacam pembangun wisata di Kabupaten Humbang Hasundutan. Pariwisata sebagai bidang Ekonomi Kreatif, telah mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan Humbang Hasundutan khususnya Desa Matiti. Tak sedikit tenaga kerja produktif bisa terserapbekerja.
Alih-alih Dorgis mendongkrak sektor wisata, memanfaatkan kaum muda yang menjadi pelaku wisata di Humbahas dibekali pengetahuan. Sebab memang potensi pariwisata Humbahas menjadi harta berharga yang barangkali tak dimiliki daerah lain. (Hojot Marluga)