GMKI Bekasi: OTT Anggota Bawaslu Kota Medan Itu Fenomena Gunung Es

suaratapian.com-Operasi Tangkap Tangan (OTT) dilakukan Polda Sumut terhadap anggota Bawaslu Kota Medan, Selasa (14/22/2023). Penangkapan ini terkait pemerasan terhadap calon anggota legislatif Kota Medan yang dilakukan oknum anggota Bawaslu tersebut. Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bekasi, Geraldo Aritonang mengatakan OTT tersebut merupakan fenomena gunung es. GMKI Cabang Bekasi sendiri mengapresiasi langkah Polda Sumut untuk mengawal pemilu bersih.

Menurut Geraldo OTT di Kota Medan itu sebagai fenomena gunung es yang bisa terjadi di daerah lain termasuk di Bekasi. Upaya pemerasan dan sejenisnya bisa dilakukan oknum penyelenggara dan pengawas pemilu terhadap peserta pemilu.

“Mungkin saja praktik oknum yang terjadi di Bawaslu Kota Medan juga terjadi di daerah lain namun belum terungkap”, ujarnya.

Tudingan kepada penyelenggara pemilu, lanjutnya, berdasarkan pada integritas yang tidak menggunakan mekanisme merrit system dan sarat dengan kepentingan politik pribadi dan golongan.

“Coba saja lihat soal keterbukaan kepada publik terkait kinerja, sampai dengan saat ini apa saja yang sudah dilakukan penyelenggara pemilu termasuk Bawaslu dari mulai dilantik sampai saat ini? Ini karena tidak ada transparansi”, katanya.

Tidak transparannya penyelenggara, lanjutnya, seperti terjadi penundaan-penundaan pengumuman yang baru diumumkan pada menit-menit akhir di malam hari.

“Itu yang terjadi dalam tahapan seleksi calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota beberapa waktu lalu tanpa penjelasan yang cukup memadai kepada publik”, katanya.

Karena itu GMKI Bekasi menyatakan integritas personal dan lembaga penyelenggara pemilu menjadi masalah yang mendesak untuk diperbaiki.

“Kami sebagai organisasi yang terakreditasi sebagai pengawas pemilu oleh Bawaslu meminta penyelenggara pemilu terutama KPU dan Bawaslu benar benar amanah pada tugasnya dan memegang teguh integritas”, imbuh Geraldo.

Selain itu dia juga berharap penyelenggara pemilu melakukan pembenahan tata kelola agar pemilu dapat terlaksana dengan baik, bersih dan demokratis sehingga hasilnya dapat dipercaya oleh rakyat.

“Kita ingin pemilu yang bersih karena itu kami mengawal setiap proses. Jangan sampai kejadian di Medan terjadi di daerah lain termasuk di Kota Bekasi. Kami mengawasi,” tegasnya. (*)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

thirteen + 2 =