JS Simatupang: Tokoh Nasional Asal Batak Kurang Memberi Perhatian Tentang Provinsi Tapanuli
Suaratapian.com-Perjuangan untuk lahirnya satu provinsi di Tapanuli adalh perjuagan yang sudah lama, tetapi masyarakat Batak sudah seperti keletihan berharap akan lahirnya Provinsi Tapanuli. Segala hal sepertinya sudah dilakukan masyarakat yang kurang perhatian Tokoh-tokoh Batak di Tingkat nasional, baik di eksekutif maupun di legislative. “Sepertinya tak memberi empati apalagi memberi perhatian atas kerinduan rakyat akan lahir Provinsi Tapanuli.” Adalah pemilik nama lengkap Jonson Sontang Simatupang, yang dikenal dengan JS Simatupang, 58 Tahun, baru-baru ini diwawancara media, ditanya pendapatnya tentang pergerakan panitia Provinsi Tapanuli sepertinya gayung tak bersambut dengan seluruh pemangku kepentingan, apalagi perhatian para tokoh Batak yang dinilai kurang memberi andil.
“Kami hanya pelayan di Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli yang kepengurusanya sudah berubah. Saya didampingi putra-putri Batak di kepanitiaan Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli, saya didampingi beberapa wakil Ketum juga Sekjen dan wakilnya dan bendahara. Kami mempunyai dewan Pembina, dewan penasihat dewan pakar dan juga konsultan yang bekerja memberikan kontribusi untuk cita-cita mulia yang saat ini,” sebut pengacara senior ini. Sosok yang berpengalaman lebih banyak waktu di organisasi dan jadi aktivis sejak mahasiswa. Sekolah SD dilewatinya di Medan, lalu SMP di Pulo Brayan Kota, satu kelurahan di Kecamatan Medan Barat, Medan, Sumatera Utara.
Tentang kerinduan masyarakat Tapanuli untuk berdirinya sebuah provinsi baru sudah sangat lama. “Oleh karena perjalanan panjang untuk perjuangan berdirinya satu provinsi, maka lahirlah PPPT, disingkat Panitia Percepatan Provinsi Tapanuli yang kita deklarasikan itu pada tanggal 8 Oktober 2022,” sebutnya lagi.
“Kemudian kita adakan selamatan dengan menggelar Godang Sabangunan tanggal 29 Oktober 2022 di Tapanuli Utara. Misinya adalah memperjuangkan bagaimana legitimasi Provinsi Tapanuli itu diberikan oleh pemerintah yang sudah sangat lama kita tunggu. Semua proses persyaratan administrasi sudah dipenuhi para pendahulu,” ujar mantan Ketua Keluarga Besar Punguan Simatupang-Togatorop se-Jabodetabek di usia 34 Tahun, itu.
Pertanyaan mengapa begitu lama sekali terwujud Provinsi Tapanuli? “Kalau pertanyaan itu mengapa begitu lama, seyogianya hemat saya ini adalah kekurangseriusan kita bersama, terutama peran dan perhatian orang-orang Tapanuli,” jawab Ketua Harian Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan (FPDHH).
Tentang kekurangperhatian para Tokoh-tokoh Batak di tingkat nasional, hal itu juga pernah dikisahkan Dr Sabar Matin Sirait, orang yang ikut mengawal dan memperjuangkan berdirinya Provinsi Tapanuli sejak dulu. Sirait mengisahkan, di tahun-tahun awal 90-an pernah digelar seminar tentang kemajuan Tapanuli, pasca diberitakan media bahwa, Tapanuli adalah peta kemiskinan.
Merespon itu, RE Nainggolan kala itu Bupati Tapanuli Utara meminta pikiran Tokoh-tokoh Batak di nasional di Jakarta. Karena itu, RE Nainggola membawa rombongan pejabat-pejabat di Tapanuli untuk menggelar seminar dan dengar pendapat dari Tokoh-tokoh nasional Batak tersebut. Ada AE Manihuruk, Maraden Panggabean, Cosmas Batuba dan tokoh Batak lainnya. Pemandu acara sendiri adalah Sabar Martin Sirait.
Sirait bertanya sebagai pemandu acara yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta saat itu, mengapa sulit para tokoh Batak mendukung lahirnya satu provinsi di Tapanuli, sebab provinsi jawaban untuk memeratakan pembangunan di? Manurut Sirait, jawaban para narasumber tersebut, menyebut, bahwa mereka dicap tidak nasional jikalau memperjuangkan lahirnya Provinsi Tapanuli. Padahal, lahirnya ide mendirikan satu provinsi di Tapanuli sudah berdasarkan penelitian yang mendalam, dilakukan pihak Universitas Gajah Mada waktu itu.
Tentu, mengingat itu kembali, JS Simatupang hendak mengatakan, bahwa Tokoh-tokoh nasional orang Batak jika memperjuangkan Provinsi Tapanuli bukan tak nasionalis. Justru, wilayah Tapanuli adalah bagian dari NKRI. Memperjuangkan provinsi di Tapanuli jelas nasionalis, sebab tak ada pusat kuat jika daerah tak kokoh, merata pembangunan. Justru para tokoh asal Tapanuli seogianyalah juga berjuang, dan memberi perhatian membangun Tapanuli. Karena itu bagian dari strategi pembangunan nasional. Bila Tapanuli maju itu juga bagian dari kemajuan bangsa dan Negara ini.
“Tokoh-tokoh Tapanuli yang ada di pemerintahan nasional sekarang banyak di sana. Ada Pak Luhut, yang kita pikir juga memberikan kontribusi doa dan perhatian tentang itu. Ada saudara Hinsa Siburian, dan juga sekarang ini ada ketua OJK, Mahendra Siregar,” sebut advokat yang juga Chief Executive Officer (CEO) PT. Berdikari Insurance, ini.
Tetapi JS Simatupang yang terinspirasi menjadi lawyer oleh pamannya, Antonius Jahemat Lumban Gaol dan seorang pengacara, Daniel Lunk, pengacara asal Belanda di Medan melihat dan berpesan, bahwa para Tokoh-tokoh harus prihatian dan melihat perekonomian di Tapanuli yang masih tertinggal. “Saya sedikit miris melihat Tokoh-tokoh yang kurang terlihat empati dan perhatian mereka tentang hal ini. Kita nilai sendirilah. Dan satu kalimat buat teman-teman anggota DPR, jangan hanya meminta dipilih masyarakat. Ini momentum untuk memberi perhatian,” sebut sosok yang juga pernah tercatat sebagai Ketua Himpunan Sarjana Katolik dan Wakil Ketua Yayasan Habistarab, ini. (Hojot Marluga)