Kejujuran Memberi Kebahagiaan
Suaratapian.com-Dunia tak pernah kekurangan orang pintar, setiap jaman lahir orang-orang pintar. Tetapi sejak dulu hingga sekarang dunia selalu kekurangan orang jujur. Orang jujur sulit ditemukan. Yang ada orang pintar, penuh intrik kalau tak disebut licik, bahkan pura pura jujur padahal bukan. Banyak orang membuat kejujuran hanya topeng untuk menutupi keasliannya. Maka tantangan kita saat ini bagaimana kuat mengusung nilai-nilai jujur.
Memang kenyataan, sulit menemukan orang jujur, karena tak mudah jadi orang jujur. Mengapa? Karena kejujuran kerap membawa sengsara, kebenaran pada ujungnya akan menang. Maka benarlah Emerson Ralph Waldo menyebut, kebenaran punya caranya sendiri untuk mengungkapkan dirinya sendiri.Kejujuran dimulai dari jujur dengan diri sendiri. Jujur pada diri. Iya, jujur pada diri sendiri menihilkan semua bentuk antipati yang membuat diri terasing akan kebenaran.
Jadi, amat insani bila kita mendebat bila tahu kekurangan yang dimiliki, berpretensi untuk sempurna dan mampu melakukan segala hal yang mungkin masih menyelubungi diri kita. Jikalau kita jujur pada diri, kita tak mudah berprasangka buruk dengan orang lain, apalagi bertendensi negatif terhadap orang lain. Sebelum menilai orang lain, nilailah diri sendiri. Disinilah kejujuran bisa memberi kebahagiaan. Kejujuran memberi kebahagiaan oleh karena dengan sikap jujur diri tak membawa konflik batin.
Alih-alih jujur itu memang pahit. Bertopeng “jujur” itu memang enak, manis dan semerbak. Nyatanya kejujuran itu pahit, tetapi pada akhirnya kejujuran juga membawa kemenangan. Dan memang, kejujuran pada nadirnya akan menang atas kezaliman. Maka untuk tegaknya keadilan, tercapainya kesejahteraan, dibutuhkan pemimpin yang jujur, yang benar-benar jujur pada dirinya sendiri. (Hojot Marluga)