Untuk Apa Aku Ada?

oleh: Hojot Marluga

suaratapian.com-Sebenarnya, apa tujuan hidup manusia ada di jagat ini? Jelaslah, manusia yang tak memiliki tujuan hidup diibaratkan berada di lautan yang tak tahu berlabuh ke mana. Nyatanya, kebanyakan manusia berpikir demikian. Aktif, gesit bergerak, bahkan amat sibuk, tetapi penuh dengan kekosongan batin. Menjaring angin. Bahwa jika mereka sudah bagus karier, pencapaiannya hebat, kekayaannya melimpah, disebut sudah menemukan tujuan hidup, sukses. Benarkah? Jelas, tidak. Nyatanya manusia kerap hanya mengejar itu-itu saja. Nyatanya, jikalau hanya itu dikerjakan manusia tak ada rasa sejahtera di hati, kehausan yang tak terpuaskan. Makin melimpah harta, yang ada malah kebuntuan dan ketidakpunyaan makna di hidup. Tentunya, manusia mesti menyerahkan seluruh hidupnya, sebab manusia perbuatan tanganNya, dalam memahami untuk apa manusia hidup. Benarlah logos sebutkan, hati manusia memikir-mikirkan jalannya sendiri, tetapi yang menentukan arah langkah manusia yang benar hanya dibuat Pemilik Hidup sendiri. Sebab hidup yang dihidupi manusia semata-mata hanya pemberian. Belas kasih, hidayah, kasih karunia, pemberian cuma-cuma, alias gratis, tetapi amat mahal. Bukan miliki manusia, iya, hanya diberi.

Lagi, manusia bisa merencanakan, namun yang bisa dilakukan manusia hanya menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban seluruhnya ada dalam genggamanNya. Oleh karena itu, manusia diminta untuk berlindung pada sumber kebenaran saja, bukan kepada manusia. Mengapa demikian? Rencana manusia kerap gagal, rencana dari sumber kebenaran tak akan pernah gagal. Matahari kebenaran menggagalkan rencana kejahatan manusia, bahkan, seluruh buah sari pikiran manusia tak mampu melawanNya. Rencana matahari kebenaran tetap, bahkan abadi, rancanganNya tak pernah gagal, walau di mata manusia itu gagal.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

3 × 1 =