Ketua Umum BPD GAPENSI DKI Jakarta, Gibson Nainggolan SE; “Diinspirasi Ayahanda, Aktif Membangun Sinergi dengan KADIN Jakarta”

suaratapian.com-Gibson Nainggolan sosok yang tak banyak bicara, tetapi model pengusaha aktif memimpin, dan menyadari bahwa kekuatan ada dalam sinergi, kerjasama. Pria kelahiran di Siborongborong, tetapi saat kanak-kanak sudah diboyong orangtuanya ke Jakarta. “Kami merantau dengan keluarga, kami semua dibawah bapak, kami awalnya tinggal di Dewi Sartika dari Siborong-borong. Kami memulai hidup di Jakarta benar-benar dari nol,” ujar Gibson mengenang masa kanak-kanaknya. Perjuangan dan pengalaman yang menggetirkan kalau tak disebut pahit. Dia melihat awalnya bagaimana ayahandanya seorang wirausaha yang baru merintis usaha, tidaklah mudah. Tentu, bisa dibayangkan, merintis dengan membawa keluarga, mungkin tidak banyak mendapat fulus. “Namun sejauh ini kami tak pernah kekurangan makanan di rumah, walau dulu kami mengontrak di Cawang, hanya rumah petakan. Kemudian dari sana pindah ke Manggarai di daerah Jalan Minangkabau. Saya ingat Jalan Swadaya 2. Waktu itu saya sudah SD,” kisahnya lagi.

Sejak kanak-kanak beruntung langsung Gibson bisa menyaksikan kerja keras bapaknya, bahkan kerap dibawah ke kantor ayahnya. Saat itu ayahnya baru saja mendirikan PT Padimun Golden. Ayahnya, Djurangga Hangoluan Nainggolan (Op Gilbert Doli), ibunya Hertamina boru Silaban (Op Gilbert Boru).

Seingatnya, anak kedua dari empat bersaudara ini, ayahnya banyak proyek, yang di kemudian hari dia tahu bapak seorang kontraktor, pengusaha. “Saya melihat bapak memang sosok pemimpin, seorang leader, dia mengajarkan kami langsung untuk mandiri, dan saya belajar langsung darinya bagaimana bertahan sebagai pengusaha, selalu bisa bertahan.

Artinya, dia tidak pernah lelah untuk berjuang dan berusaha mencari solusi kalau ada masalah. Selalu disikapi dengan baik, justru dengan adanya masalah, kita selesaikan dengan baik, maka kita punya pengalaman.”

Peluncuran Buku “Syukur Tiada Akhir” Biografi 80 Tahun Djurangga Nainggolan (Ompu Gilbert Doli)

Dalam ingatannya, dia juga masih bening mengingat, tatkala diajari ayahandanya mandiri dan peduli pada sesama. Terutama membangun hubungan dengan keluarga. Dia masih ingat disuruh pulang kampung tanpa didampingi orangtua. “Cara kami dikirim ke kampung. Walaupun bapak tidak ikut, mama tidak ikut, tetapi kami disuruh pulang ke Siborongborong jumpai ompung. Seingat saya di kelas-kelas di SMP dan SMA. Beberapa kali demikian kami pulang kampung.”

Waktu SMP sampai SMA Gibson hampir tiap tahun pulang ke Siborongborong. “Kalau libur sekolah kami disuruh pulang. Mungkin hampir tiap tahun masa itu. Kalau kami pulang, saya masih ingat ompung boru senangnya bukan main kalau kami datang. Kami diajaknya ke pasar, karena dia pedangan kain di pasar. Maka apa saja makanan yang ada di pasar ditawarkan untuk kami cicipi.”

Gibson berlahan makin mandiri, sadar kekuatan kebersamaan, terutama topangan dari keluarga. Karena dia tahu bapaknya seorang pengusaha mandiri dan bertanggung-jawab, Gibson pun melatih diri untuk itu. Dia benar-benar terinspirasi dari ayahnya. “Setahu saya tidak pernah bapak ini, dalam arti, tembak lari. Lari dari utang. Apa yang sudah disepakati, itu yang diperjuangkan. Dia mengajarkan kami kemandirian, misalnya, untuk membuat kami anak-anaknya mandiri, kami dilatih sejak kecil.”

Lagi, sejak kecil dia sering dibawa ke proyek. Di sana nanti dia diceritakan apa yang sedang dilihat. Nanti diberilah kesempatan berpikir, diberitahu, bawah di proyek ini kondisikan. Terkadang Gibson melihat bapak tegas kalau di lapangan, para pekerja bekerja asal-asal.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

3 − 2 =