Mengikuti Jejak Fredrik J. Pinakunary: Menjadi Pengacara yang Berintegritas
Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652
Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653
suaratapian.com-Fredrik J. Pinakunary, pengacara yang menginspirasi. Dalam kancah hukum Indonesia, nama Fredrik J. Pinakunary, S.H., S.E. mencuat sebagai pengacara handal dan inspiratif. Pendiri Fredrik J. Pinakunary Law Offices ini telah membuktikan kepiawaiannya dalam menangani berbagai kasus hukum kompleks.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Sutomo ini memiliki filosofi hidup “Ibarat lari, hidup itu lari marathon, bukan sprint”. Baginya, hidup bukanlah tentang berlari cepat, melainkan tentang ketabahan dan kesabaran.
Dengan pengalaman luas di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan kantor hukum Lubis Santosa & Maulana, Fredrik memutuskan mendirikan kantor hukum sendiri pada 2008. Kantornya telah menangani berbagai kasus sipil, komersial, kriminal, dan administratif.
Sebagai pengacara yang menginspirasi, Fredrik kerap diundang sebagai narasumber di berbagai diskusi hukum. Ia juga telah bekerja sama dengan kantor hukum internasional seperti Linklaters, Allens, Holfman Fenwick Willan, dan Herbert Smith Freehills.
Bagi Fredrik, keluarga adalah kekuatan utama. Ia menekankan pentingnya bekerja keras dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Sebagai Wakil Gembala di Gereja Cibubur City Blessing Chruch, ia mengajarkan keluarganya untuk selalu bersyukur dan beribadah dengan tulus.
Fredrik J. Pinakunary, S.H., S.E. adalah contoh pengacara yang sukses, inspiratif, dan tetap menjaga nilai-nilai spiritual.
Menjaga Prinsip Moralitas sebagai Pengacara Kristen
Mantan Ketua Umum Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Indonesia (PPHKI), berbagi pandangan tentang pentingnya menjaga prinsip-prinsip moralitas dalam profesi hukum. Baginya, kepercayaan kepada Tuhan merupakan fondasi utama dalam menghadapi berbagai latar belakang klien.
“Iman harus lebih dominan daripada rasio,” tegasnya. “Firman Tuhan mengajarkan agar beriman, bukan melepaskan kehidupan nyata.” Baginya, pekerjaan profesional juga merupakan bagian dari pelayanan kepada Tuhan.
“Kita harus bekerja seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia,” jelasnya. “Pusatnya adalah Tuhan. Jika kita sudah kerjakan bagian kita, kerja keras dengan maksimal, maka tanggung-jawab Tuhan memberhasilkannya.”
Fredrik menekankan pentingnya mengintegrasikan iman dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam ibadah di gereja. “Hidup dengan Tuhan adalah kuasa. Injil itu kuasa Allah untuk mendidik dan menyelamatkan.”
Dengan demikian, Fredrik mengajak para pengacara Kristen untuk menjaga prinsip-prinsip moralitas dan menghidupi firman Tuhan dalam kehidupan profesional mereka.
Mazmur 23:1-6 menjadi sumber inspirasi bagi Fredrik J. Pinakunary. “Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan,” katanya dengan penuh keyakinan. Baginya, iman adalah fondasi utama dalam menghadapi tantangan hidup.
Sebagai pengacara, Fredrik menekankan pentingnya integritas dan kepercayaan. “Sumberku bukan dari klien, tapi dari Tuhan,” tegasnya. Oleh karena itu, ia menangani setiap perkara dengan profesionalisme dan kejujuran.
Bagi Fredrik, menjadi orang yang dapat dipercaya adalah kemuliaan tertinggi. Ia percaya bahwa kepercayaan dan integritas adalah kunci sukses. “Orang yang dapat dipercaya mendapat berkat, orang yang tidak dapat dipercaya akan mendapat hukuman” (Amsal 28:20).
Untuk tetap relevan, Fredrik selalu memperbarui pengetahuannya dan berbagi inspirasi melalui media sosial. Baginya, passion dan semangat adalah kunci kesuksesan. “Bekerja itu harus memiliki prinsip, semangat, dan gairah. Kalau tidak, kita mudah menyerah dan bosan.”
Iman Sejati: Kekuatan di Tengah Badai Hidup
“Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” kata Fredrik J. Pinakunary, mengutip Mazmur 27:1. Baginya, iman sejati adalah dinamis, bukan statis. Yesus Kristus adalah pembela sejati yang selalu menyertai.
Dalam perjalanan hidup, Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya melalui peristiwa pembelaan terhadap perempuan yang kedapatan berzinah. Kasih Allah itu memberi dan tidak pernah berhenti. Natal adalah perwujudan kasih tersebut.
Menanggapi analisis para ahli ekonomi tentang kesulitan hidup di masa depan, Fredrik menekankan pentingnya kepercayaan. “Kita anak-anak Tuhan, tidak perlu takut menghadapi hari-hari sulit. Tuhan menyediakan keperluan kita.”
Fredrik mengajak untuk memperkuat iman dengan membaca dan memperkatakan firman Tuhan. “Jika kita perkatakan firman Tuhan dengan keras, kepercayaan sistem kita sendiri akan terbentuk.”
Di akhir, Fredrik mengucapkan “Hidup bukan berlari melesat, tapi soal ketahanan menempuh jarak jauh.” Ajakannya menjalani hidup seperti marathon, bukan sprint. Ibarat lomba lari, mari kita jalani hidup seperti orang yang berlari marathon yang mengandalkan ketahanan untuk menempuh jarak jauh, bukan lari melesat yang terengah-engah dalam menjalani hidup. (Hotman)