Murfati: Jangan Mudah Termakan Hoax, Saring Sebelum Sharing
Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652
Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653
Suaratapian.com BEKASI-Kemajuan teknologi Informasi dengan adanya internet membawa banyak manfaat namun juga menjadi mudarat bagi kehidupan kita jika tak hati-hati menggunakannya. Jelas, internet yang turunannya juga memudahkan komunikasi terutama media sosial juga perlu dikritisi. Maraknya hoaks di tengah masyarakat akhir-akhir ini sudah tentu amat sangat merugikan, oleh karena tanpa disadari mereka menghabiskan banyak waktu dan energi. Hingga kini, pemerintah tentu terus menerus memperhatikan ini. Menteri Komunikasi dan Informatika sudah menyatakan pendapat, bakal menyaring media online sehubungan dengan informasi palsu atau hoax. Total 1759 konten hoax dari 2020 berhasil ditakedown oleh Kominfo hingga 18 Oktober kemarin setelah diuji fakta dan literasi digitalnya.
Bahkan, di tengah terus bertambahnya jumlah pasien positif Corona di Indonesia, banyak juga ditemukan kabar palsu atau hoax seputar virus tersebut. Berita bohong itu begitu gampang sekali disebar dan menjadi viral di media sosial.
Senada dengan itu, Murfati Lidianto, Anggota Dewan Kota Bekasi menghimbau bersama-sama agar warga Kota Bekasi hati-hati dengan hoax di tengah pandemi Covid-19. “Mari bersama hentikan berita palsu di WhatsApp dengan cara jitu itu. Tak hanya itu, saat ini banyak juga hoaks bermunculan terkait vaksin Covid-19, sehingga ada potensi ada penolakan untuk vaksin,” ujar alumni Universitas Jayabaya, Jakarta.
Terkait hal itu, Anggota Dewan yang telah dua periode menjabat ini menyebut, bahwa hoax sebagai informasi palsu atau berita yang tidak benar jangan disebar. “Kurangnya informasi yang digunakan untuk membuat berita tersebut menyebabkan perbedaan antara fakta kejadian dan informasi yang didapat oleh masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu perlu pemikiran yang kritis sebelum menshare terlebih dahulu seleksi. Bagi Murfati, tingkatkan level pemikiran kritis sebagai upaya memerangi informasi yang keliru. “Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial perlu diterlebih dahulu dilakukan,” ujarnya, sembari menambahkan, “Jikalau ada berita dari mulut ke mulut juga belum bisa dipercaya, jangan langsung disebar. Namun sebaiknya berikan hak jawab kepada tertuduh dengan konfirmasi.”
Sesungguhnya, pemerintah bersama kementerian komunikasi dan informasi dan Polri saat ini berusaha memerangi hoax, tetapi kita semua warga masyarakat dihimbau juga bertanggung-jawab untuk memerangi hoax. Murfati menambahkan, di dunia maya banyak dimunculkan informasi dan berita palsu atau lebih dikenal dengan istilah “hoax” itu, tetapi itu menjadi tanggung-jawab bersama untuk memerangi.
Oleh karena itu, dia mengatakan, pengguna sosial media untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan sebuah berita. Menurutnya, lebih baik dibaca dahulu dan pahami maksud dari berita tersebut sebelum membagikan. “Bagaimana kita memilah dan memilih berita yang dibagikan agar tak makin berkembang hoax. Sebelum share, analisis terlebih dahulu beritanya. Jangan mudah termakan hoax, saring sebelum sharing,” kata tokoh Kristiani 2020 Pilihan NARWASTU, itu. (HM)