Perpustakaan Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia & Menuju Era Digital
Suaratapian.com JAKARTA-Saat ini sudah masuk era digital. Zaman begitu cepat berubah, segala perangkat di sesuaikan dengan peralatan semakin canggih pula, bahkan berbagai informasi dari segala sudut mana pun mudah diakses. Apalagi sekarang ini memasuki sistem serba cepat dan lengkap, untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan tak perlu berlama-lama. Hal perekonomian, sandang pangan, niaga, transportasi, termasuk kebutuhan tulis-menulis dan baca-membaca. Mengenai baca-membaca, identik dengan buku dan perpustakaan.
Buku adalah jendela ilmu, namun apalah artinya punya buku jika tak dibaca. Buka jika dibuka terpampanglah segala kesempatan, tak dibuka terpendamlah malah dimakan rayap. “Aku suka buku aku dapat ilmu.” Siapa yang suka buku, tentu dialah pertama mendapat ilmu. Untuk hal ini, pemerintah terus berusaha menjadikan rakyatnya makmur dan sentosa, dan selalu mendengungkan khususnya untuk generasi penerus agar gemar membaca.
Hanya saja, minat baca anak-anak bangsa ini masih di level bawah, masih perlu terus dipacu. Padahal kita tahu bersama membaca adalah salah satu aktivitas penting dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kemampuan membaca juga merupakan keterampilan penting yang sangat berguna untuk bersosialisasi di masyarakat. Selain itu, kegiatan membaca juga mempunyai manfaat penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Tak berhenti disana, juga untuk menambah wawasan. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa membaca dapat melatih fungsi otak, menjernihkan pikiran. Selain itu, membaca melatih kepekaan nalar, menata meruntutkan cara berpikir.
Karena itu berbagai terobosan didesain pemerintah untuk menarik daya minat masyarakat, khususnya dalam bidang perpustakaan. Dalam rangka Hari Ulang Tahun Perpusatakaan Nasional ke 4, pada tanggal, 17 Mei 2021 dihadiri para mantan kepala Perpustakaan RI dan diikuti 3.400 orang melalui virtual/Youtube. Hal ini tentu sangat membanggakan, diharapkan kemajuan Perpustakaan Indonesia yang dapat mengisi ruang sudut hingga kepedesaan pun.
Keberadaan perpustakaan di Indonesia sekarang ini sangatlah menggembirakan. Perpustakaan ada di mana-mana disediakan oleh pemerintah. Tercatat dan tersedia kalangan kecil dan skala besar. Perpustakaan di setiap sekolah ada, Kampus, perpustakaan keliling, dan Perpunda, Perpum Nasional. Para pengunjung tak dipungut biaya alias gratis. Itulah cara pemerintah untuk mengajak siapa saja khususnya para pelajar dan kalangan anak muda.
Perpustakaan Digital
Peralihan sistem dan mengikuti zaman dari yang lama ke digital mulai diterapkan. Akan tetapi, masih perlu pembenahan, sosialisasi seiring kemajuan teknologi digital saat ini. Sekaitan dengan itu, baru-baru ini, dalam webinar perpustakaan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan Sosialisasi Gerakan Nasional Gemar Membaca melalui webinar dengan tema “Penguatan Budaya Literasi Melalui Inovasi Layanan Perpustakaan Berbasis Digital untuk Mewujudkan SDM Unggul.”
Tampil sebagai pembicara inti Drs. Muhammad Syarif Bando, MM, Kepala Perpustakaan Nasional RI. Sementara narasumber hadiri; Irjen. Pol. Drs. Yazid Fanani, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK). Juga hadir Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, M.Si., M.Sc., Ph.D (Guru Besar STIK/Komisioner Ombudsman). Acara dimoderatori Dr. Vita Mayastinasari, S.E., M.Si. Dosen STIK.
Peserta yang mengikuti webiner 4 Februari 2021 tersebut, sebanyak 11.000 peserta dengan zoom 4.600 orang. Tentu karena keterbatasan kapasitas internet sehingga masuk Youtube Streaming sebanyak 6.688 peserta. Melihat antusias peserta dan peralihan metode lama dengan berbasis digital sangatlah menggembirakan.
Oleh karena itu, diharapkan setiap individu semakin gemar membaca untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, dapat dibanggakan bahwa, ternyata keberadaan Perpustakaan di Indonesia adalah peringkat kedua terbanyak di dunia setelah India. Patut disyukuri, namun satu hal yang mesti ditingkatkan terus-menerus ke level lebih taraf. (Djaendar J.Lumban Gaol)