Sahat MP Sinurat: Kaum Muda Tak Perlu Meneriaki Kegelapan, Jadilah Lilin Di Tengah Keremangan
Pemetaan sosial dan politik
Keatifannya di organisasi menemukan muaranya saat mahasiswa di ITB. Baru di tingkat II dirinya mulai aktif di GMKI Cabang Bandung. Di kemudian hari terpilih menjadi Ketua Umum GMKI di acara Kongres GMKI ke-35 di Tarutung, dirinya mewakili GMKI Bandung.
Sebagai kaum muda pergerakan, bagi Sahat, kaum muda tak cukup meneriaki kegelapan, tetapi ajakannya menyalakan lilin di tengah kegelapan. Maka ajakannya bagi kaum muda, tak perlu meneriaki kegelapan, tetapi yang terpenting berkarya. Jadikan diri lilin di tengah keremangan.
Ditanya apa jurusannya di ITB hingga kemudian jadi aktivis? Jawabnya, jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika di Institut Teknologi Bandung, yang merupakan salah satu bidang ilmu kebumian yang berkaitan erat dengan lingkungan fisik bumi.
“Jurusan saya banyak melakukan survei, dan pemetaan, Geodesi. Sedangkan Teknik Geomatika adalah bidang ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis dan manajemen data spasial, berbasis lokasi,” ujarnya sembari menambahkan. “Tetapi sekarang bukan pemetaan tanah, sekarang lebih pemetaan sosial dan politik,” ujarnya terkekeh.
Sahat terus bergerak dan membawa kegerakan di kaum muda Kristen Indonesia, dengan aktif mendatangi daerah-daerah. Sahat terus menggapai berjejak menggapai mimpinya. Tahun 2019, dia ditunjuk sebagai Pokja Pelayanan Kepemudaan Kemenpora. Tahun 2021, sempat menduduki jabatan sebagai Komisaris dari BUMD PT Pengembangan Investasi Riau, namun jabatan itu diserahkannya kembali.
Sebenarnya, banyak kesempatan yang mampir di hidupnya, tetapi dia selalu mengukur diri. Tak ujuk-ujuk menerima kalau memang tak memahami tugas itu. Misalnya saat penggodokan nama calon Diretur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), mencari anak muda Batak, nama yang santer terdengar adalah namanya. Selain didukung banyak pihak juga dari Perkumpulan Gaja Toba Semesta (PGTS), organisasi alumni ITB asal Batak Kristen. Tetapi kemudian Sahat tak mau mendaftarkan diri.
Dan, sejak Januari 2022, dipercayakan jabatan Komisaris Independen PT Pengembang Pelabuhan Indonesia. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) yang fokus dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur dan membangun prasarana untuk penunjang pelabuhan.
PPI didirikan pada tahun 2012 dan merupakan pionir dalam proyek pengelolaan infrastruktur dan fasilitas pelabuhan di Indonesia. Visi kami adalah menjadi “pengembang ekosistem pelabuhan terkemuka.” Tentulah jabatan komisaris independent di PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) Sahat terima karena terkait jurusannya. “Skripsi dan Tesis saya membahas soal pemetaan laut,” ujar Sahat. (Hojot Marluga)