Sambutan Ketua Pembina Memperingati Ulang Tahun BATAK CENTER Ke-6: Ketua Masyarakat Adat Dolok Parmonangan Sorbatua Siallagan Dipenjara

Suaratapian.com-Sambutan Ketua Pembina BATAK CENTER, Ir. Maruap Siahaan, MBA dari Amsterdam, menyampaikan sambuatan dengan berbagai catatan penting. Hal ini disampaikan saat memperingati Ulang Tahun BATAK CENTER Ke-6. Acara yang dilakukan lewat webinar dan offline webinar adalah singkatan dari web seminar, sementara seminar offline, peserta berada di satu tempat. Perayaan ini digelar pada hari Selasa, 20 Agustus 2024. Bertempat di Gedung Grha Persahabatan Jalan Sekolah Kencana, Pondok Indah IV TN-7 Jakarta Selatan. Seminar bertajuk “Etika, Moral, Adab dan Adat: Pedoman dan Arahan dalam Kehidupan-bersama Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat di Indonesia” dengan para narasumber:  Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ (Guru Besar em STF Driyakara); Erry Riyana Hardjapamekas (Mantan Wakil Ketua KPK RI & Budayawan), Pdt. Dr. Hulman Sinaga (Kepala Pusat Studi Batakologi STT HKBP) dan Dr. Mildawani, M.A (psikolog).

Mengawali sambutannya, Ir Maruap Siahaan MBA menjelaskan, apa itu moral dan etika menjadi dasar berbangsa dan bernagara? Apakah bangsa Batak (bangso batak) ikut berperan dalam menjaga konstitusi, mempertahankan dasar negara Pancasila, UUD-45, dan Bhinekka Tunggal Ika? Belakangan ini ada persoalan serius yang kita hadapi, diantaranya;


Sambutan Dari Amsterdam; Pemerintah, Masyarakat dan Pelaku Usaha Gagal Membangun Sistim Nilai

1. Supremasi hukum yang tidak berjalan dengan baik. Banyaknya pelanggaran HAM di Kawasan Danau Toba

2. Kriminalisasi masyarakat, pemilik lahan turun termurun yang ditangkap, seperti seorang ketua masyarakat adat Dolok Parmonangan keturunan OP. Umbak Siallagan, yaitu Sorbatua Siallagan divonis 2 Tahun penjara dan denda 1 Milliar.

3. Perusakan lingkungan hidup oleh perusahaan keramba jaring apung serperti perusahaan milik Swiss Regal Spring (Aquafarm Nusantara), PT JapFa, dan Alegrindo yang mencemari lingkungan hidup dan air Danau Toba. Serta TPL yang merusak ekosistem dengan penebangan hutan tropis heterokultur menggantinya menjadi eukaliptus yang monokultur.

4. Program Pemerintah yaitu Power Boat yang menambah pencemaran terhadap danau, serta adanya penggusuran masyarakat tanpa perencanaan yang matang.

5. Kegagalan total BODT yang semula dirancang membangun wisata International berbasis lingkungan hidup dan kearifan lokal dalam 8 Tahun terakhir sejak tahun 2016 hingga saat ini tidak menghasilkan apapun kecuali pemborosan uang rakyat melalui kunjungan pemerintah yang di lakukan terus menerus.

6. Target Wisata mendatangkan wisman, jauh panggang dari api, dari target 1 juta orang per tahun di tahun 2018, sampai hari ini tercatat hanya puluhan ribu orang yang datang. Dengan catatan tahun 2022, jumlah turis asing yang datang ke sumatra hanya 55.300.

7. Pembodohan di kawasan Danau Toba dengan merilis angka fantastis dari pemerintah lewat kementrian pariwisata dan kementrian maritim dan investasi, yang cenderung merilis angka fantastis atau Fake Number tentang efek ekonomi dari setiap kegiatan di KDT.

8. PEMDA lepas perhatian terhadap pembangunan kawasan yang berbasis budaya dan kearifan lokal.

9. Ancaman Social Disaster (Bencana Sosial) berupa patologi sosial karena stakeholder (pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha) gagal membangun sistem nilai etika, moral, demokrasi, dan penegakan hukum.

10. Tingkat ekonomi masyarakat yang tidak membaik secara signifikan dengan PDRB yang masih rendah.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

three × four =