Potsdam Hutasoit, Tokoh Batak Nasional Buah-buah Pikiran untuk HKBP (Jelang 160 Tahun HKBP, Seharusnya Lebih Mandiri)
Suaratapian.com JAKARTA-Menjadi pemimpin di masyarakat orang Batak, bukanlah perkara gampang. Apalagi memimpin organisasi orang Batak sangatlah membutuhkan kesabaran, kerendahan hati, berwibawa dan kepiawaian dalam memahami karakter budaya orang Batak yang terkenal spontanitas dan terbuka. Sama halnya dengan memimpin HKBP organisasi gereja Batak yang tahun ini memasuki usianya yang ke 160, bukanlah hal mudah. Sekalipun sudah berusia lebih dari satu setengah abad, perjalanan HKBP selalu saja diwarnai dengan beragam persoalan. Ini mengacu kepada pengalaman empiris yang menunjukkan, bahwa organisasi apapun yang dilakoni orang Batak selalu saja mengandung potensi konflik yang tinggi. Memimpin HKBP selain memahami karakter Batak juga harus memahami aliran protestanisme yang terkandung di dalam HKBP dan protestanisme itu merupakan sikap yang liberal.
Salah satu persoalan baru yang mendera HKBP baru baru ini adalah mencuatnya tunggakan dana pensiun HKBP yang mencapai RP.116 miliar, tak hanya membuat heboh jemaat biasa di seluruh dunia, juga para tokoh Batak nasional jemaat HKBP yang banyak berkiprah di panggung politik legislatif dan pemerintah. Mereka menyatakan rasa kagetnya yang tak kepalang kenapa bisa HKBP punya tunggakan dana pensiun sebesar itu, padahal HKBP memiliki aset segudang dan kolektenya pun tidak sedikit. Sebagaimana diungkapkan Potsdam Hutasoit, mantan anggota DPR RI selama 20 tahun, bahwa persoalan HKBP seolah tak pernah putus-putusnya, akibat kesalahan manajerial dan SDM yang tidak pada tempatnya. “Saya lihat persoalan tunggakan ini merupakan akumulasi dari masalah management dari pimpinan HKBP yang sudah silih berganti, tapi dibiarkan berlarut-larut” ujar Potsdam.