Tak Cukup Otak, Otot Juga Perlu

suaratapian.com-Saya baru saja membaca buku karya seorang jurnalis Daniel Coyle. Luarbiasa bernas. Narasinya mengalir dengan bahasa populer. Buku yang menggabungkan riset, analisis ilmiah dan kisah-kisah hidup orang-orang inspiratif. Buku yang patut dibaca insan-insan pembelajar. Dan buku ini direkomendasikan untuk menjawab pertanyaan, mengapa seorang ahli, apakah itu talenta? Jawabannya, ternyata tidak, yang dibutuhkan latihan yang konsisten.

Saat latihan banyak kegagalan. Karena itu, kegagalan bukan hal yang mesti ditakuti. Gagal adalah suatu keberhasilan yang tertunda. Kegagalan itu bagian latihan, jadi dimanakah letak kegagalan itu, jika hal itu dianggap latihan? Ketika gagal, ulang lagi, enggan untuk mencoba lagi, di situlah letak kegagalan yang sebenarnya. Dan yang sering membuat kita gagal karena tak anggap itu bagian dari sebuah proses dalam mencapai suatu tujuan.

Tentu dengan membaca buku ini kita diajak memahami anatomi otak, hal ini akan memudahkan kita untuk mengetahui apa saja bagian otak beserta fungsinya. Namun selain otak, otot juga harus terlatih. latihan, latihan, belajar, belajar dan belajar. Terlatihnya otot dilakukan dengan mempertebal Myelin, dan itulah yang memobilisasi saraf menjadi kekuatan perubahan.

Tenyata, dalam sistem saraf perifer, myelin dibentuk oleh sel-sel dan itulah kemudian kekuatan kata lain energi. Energi itu diperoleh dari 10.000 jam latihan, dan darinya melahirkan kekuatan yang luar biasa hebat. Orang-orang bertalenta muncul.

Lagi, dengan Myelin, seluruh kekuatan perlu dihidupkan agar perubahan bukan sekadar imajinasi liar di awang-awang, tetapi terwujud, terlihat hasilnya. Maka boleh benar belajar sambil mengajar, demi terlatih. Yang naif masih proses belajar sudah jadi merasa ahli. Jika seseorang ingin bertumbuh, jadi mumpuni satu bidang, tak ada cara lain selain menjalani latihan, proses yang terus terlatih, sampai purna.

Misalnya, jika menetapkan diri jadi penulis harus terlihat daya dan konsistensi mempelajari karya orang lain agar terus tulisannya makin bagus. Terus-menerus mengedit tulisannya sendiri. Tanpa itu niscaya dirinya bisa jadi mumpuni menulis. Intinya. Jangan sekali-kali mengerjakan yang bukan hal yang disenangi, apalagi jadi profesi. Jika pekerjaan yang kita piliih oleh karena keterpanggilan jiwa, maka akan senang mengerjakan sampai hasilnya purna.

Namun, sebaliknya jika profesi yang kita geluti tak kita senangi, bagaimana happy menjadikannya sebagai bagian yang membahagiakan?Banyak pendapat menyebut, bahwa kemumpunian itu bisa dicangkok, ternyata tak bisa, harus dilatih. Maka Myelin itulah yang membuat berkembang karena dilatih terus-menerus. Artinya, otot fisik, otot mental harus terus dilatih untuk jadi ahli. Karenanya, seseorang tak cukup berinvestasi pada otak saja, tetapi juga otot, terutama otot mentalnya. (Hojot Marluga)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

eight + ten =