Dikendalikan Hati yang Baru

Oleh: Hojot Marluga

Apa yang menggerakkan manusia bertindak? Mengapa ada manusia yang rela melakukan apapun agar mendapatkan kepuasan batin? Mengapa ada manusia yang sebegitu getol ingin jadi nomor wahid? Mengapa ada manusia yang rela meninggalkan kehidupan nyaman dan mendatangi kehidupan yang tak nyaman? Jawabannya digerakkan oleh hati, memotivasi seseorang untuk bertindak. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa motivasi seseorang berkorelasi dengan karyanya. Perubahan itu dimulai dari pembaharuan hati. Yehezkiel tigapuluh enam ayat duapuluh enam disebutkan, kamu akan Kuberikan hati yang baru dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Lalu, bagaimana mempunyai hati yang baru? Hati manusia merupakan pusat kehidupan, bahkan, pantulan dari otentik kepribadian seseorang. Manusia yang pada dasarnya mempunyai hati baik akan menunjukan sikap atau pribadi yang baik. Demikian pun sebaliknya. Janji akan diberi hati yang baru. Semangat baru akan diberikan, yakni semangat ketaatan dan pasrah akan terganti dengan rasa syukur yang tak ada akhir. Intinya menjaga hati.

Bukankah juga dalam Amsal empat ayat duapuluh tiga berkata, jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan?  Penekanannya adalah untuk orang lebih mawas diri. Orang yang sudah diperbaharui hati akan mempunyai hati yang baru. Hati yang sudah diperbaharui, melalui momentum perjumpaan pribadi dengan Pencipta. Prosesnya adalah pembaharuan dalam pertobatan.

Setiap manusia pada dasarnya menginginkan yang namanya kepastian, keamanan, perasaan nyaman, perasaan bisa mengontrol, perasaan untuk bisa mengendalikan kejadian untuk mendapat kepastian. Ternyata, dengan hidup yang serba aman dan yang nyaman tadi manusia merasa ada yang kurang. Dari sana muncul kebutuhan yang baru yaitu ketidakpastian, dan manusia juga ingin dihargai. Puncaknya manusia merasa sendirian, muncul keinginan untuk dicintai dan memenuhi hasrat yang lebih mulia, menemui Pencipta.

Keinginan manusia nyatanya selalu ingin bertumbuh, selalu ingin menjadi lebih baik. Jikalau manusia berhenti berkeinginan, itu artinya berhenti bertumbuh. Orang yang terus-menerus mengembangkan diri, baik dari segi kelakuan, spriritual, akan terlihat pertumbuhan mentalnya. Haus mencari yang bermakna. Sebab, nun jauh di lubuk hatinya, manusia ingin merasa berguna untuk orang lain, merasa bahagia saat bisa memberi. Itu sebab mengapa ada manusia yang rela menggambil jalan sepih, meninggalkan jalan keramaian. Ada begitu banyak orang yang mau berbagi, menemukan hidup keberartian.

Alih-alih kehidupan setiap orang dimotivasi oleh sesuatu, pertanyaannya, kekuatan apakah yang menggerakkan kehidupannya? Digerakkan oleh rasa bersalah atau digerakkan ketakutan? Digerakkan materialisme atau digerakkan kebutuhan untuk diterima?

Hal itu bisa terjawab dalam buku Rick Warren The Purpose Drive Life, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan. Apabila seseorang jatuh cinta, dia akan melakukan segala sesuatu demi orang yang dicintainya. Belajar menjadi perhatian dan peduli pada orang lain. Cinta membuat kita mau terbuka. Cinta membuat hubungan satu dengan lainnya damai dan membuat segalanya menjadi aman dan tentram.

Hal yang menarik dari tulisan Rick Warren menyebut, bahwa kehidupan kita tentu dibentuk untuk melayani Dia, bahkan, kita masing-masing dirancang secara unik, atau dibentuk untuk melakukan hal-hal tertentu. Tanpa Dia, hidup tak memiliki tujuan, dan tanpa tujuan, hidup tak memiliki esensi. Disini dibutuhkan pemikiran filosofis yang praktis dan simple, dengan mengetahui apa yang memotivasi hidup kita, akan membongkar prinsip-prinsip hidup yang tak sesuai dengan kehendakNya.

Lalu, sekarang, apa yang memotivasi kita hidup? Materialismekah? Hidup dalam motivasi, hidup mendorong kita untuk memikirkan apa yang sebenarnya yang kita anggap paling penting. Jika Tuhan yang menjadi sumber motivasi kita untuk menjalani hari-hari hidup kita, maka kita akan mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki bagi hidup kita selanjutnya. Artinya, motivasi pendorong seseorang oleh karena diberi hati yang baru. Dengan hati yang baru membuat spirit menyala-nyala.

Jurnalis, Penulis dan Motivator. Penerima Certified Theocentic Motivator dan sekretaris Forum Jurnalis Batak.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

four × two =