Ev Dr Ramses Simanullang SE MSi; Bila Hendak Jadi Pemimpin Kepala Daerah Di Sumatera Utara Miliki SDM yang Mumpuni
Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652
Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653
Suaratapian.com-Setelah usai melaksanakan pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 14 Februari 2024 lalu, beberapa bulan ke depan, Indonesia akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk memilih Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang akan dilaksanakan serentak, 27 November 2024.
Di Sumatera Utara memiliki 25 kabupaten dan 8 kota, 33 wilayah kota dan kabupaten ditambah 1 provinsi, artinya 44 wilayah menggelar Pilkada. Oleh karena itu, khususnya warga Sumatera Utara serta kabupaten/kota se-Sumatera Utara, seorang akademisi yang juga Direktur Grebyon Institute Ev Dr Ramses Simanullang SE MSi menghimbau agar jangan salah memilih. “Bila salah memilih maka 5 tahun ke depan akan merasakan dampak kepemimpinannya,” ujarnya.
Ev Dr Ramses Simanullang SE MSi juga mengatakan, dalam mengantisipasi hal itu, dia memberi saran dan masukan yang konstruktif agar masyarakat Sumatera Utara harus lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin supaya jangan tergoda dengan janji-janji semata dan mari kita hindari praktek money politik.
Ramses juga menyampaikan, beberapa kriteria atau persyaratan utama untuk menjadi pemimpin, kepala Daerah: Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil dan Wali Kota/Wakil. “Jangan karena banyak uang saja, tetapi tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, sehingga tidak berhasil membangun Sumatera Utara dan mensejahterakan rakyat saatnya memimpin,” katanya.
Ada hal yang sering dilupakan para calon pemimpin daerah yang bertarung, mereka hanya berstrategi memenangkan Pilkada tetapi tak memiliki strategi memimpin setelah memang. “Artinya, harus dibedakan menang menjadi bupati dan memimpin jadi bupati,” tambahnya.
Dia menambahkan, calon pemimpin harus memiliki kekuasaan (Power) untuk berpengaruh. Terkait hal itu kepemimpinan mereka harus sudah teruji, memiliki reputasi baik, dipilih langsung oleh rakyat, dekat dengan rakyat dan tentunya memiliki legitimasi. Bisa juga dukungan berbasis unsur dari struktur partai Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB) Partai yang sudah memiliki pengalaman jadi anggota DPRD.
Sekali lagi, dia menekankan, bahwa calon pemimpin harus mau dan mampu menjalani jalan sulit, jalan berduri. Diproses jadi pemimpin dalam proses yang baik, punya jejak rekam yang baik. Semisal; lahir dari pengalaman memimpin di organisasi-organisasi berbasis massa atau swada masyarakat, juga dari pemerintahan dan organisasi politik.
Kemudian, menurutnya, calon pemimpin harus memiliki kapasitas SDM unggul dan memiliki pengikut (follower) dan kehadirannya diterima di tengah-tengah masyarakat. Calon pemimpin mesti memiliki visi misi yang jelas dan terukur untuk mensejahterakan rakyat. “Pemimpin harus memiliki visi misi yang jelas dan terukur untuk mensejahterakan rakyat. Konsep yang ditawarkan dalam membangun daerah harus jelas dan realistis yang pro kepada kehidupan masyarakat bukan para pengusaha,” ujarnya.
Menurut Stephen Covey, kriteria pemimpin yang memiliki SDM yang unggul adalah:
Tidak mudah putus asa. Rajin. Kreatif dan inovatif. Mampu mengelola waktu dengan baik. Mampu bekerja sama dalam tim. Fleksibel terhadap perubahan. Mampu bernegosiasi dan berkomunikasi secara efektif. Barangkali ditambah lagi satu hal dalam memimpin sesuai konteks bangsa ini, seorang pemimpin harus trengginas, artinya memiliki sikap tegas dan berani. (Hojot Marluga)