Koruptor Di Masa Pandemi Mesti Dihukum Maksimal

Dalam Hosea dikatakan, umatKu binasa karena tak mengenal Aku. Masalahnya kita beragama, tetapi kita tidak tahu siapa Tuhan yang kita sembah, apalagi membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Semestinya Adam dan Hawa tak jatuh ke dalam dosa di Taman Eden kalau dia mampu mengendalikan diri, tetapi faktanya mereka terjatuh. Demikianlah para pejabat, mereka seperti di Taman Eden, mendapatkan hak istimewa.

Tetapi kalau mereka tak bijaksana dalam hidup di Taman Eden, niscaya tak akan jatuh. Para pejabat itu berada di Taman Eden, sudah tentu godaan besar jadi korupsi. Karena itu, bagi Erick sebagaimana menurut undang-undang denda seorang koruptor maksimal dihukum. Tentu bagi kebanyakan orang sulit untuk mengampuni seorang pejabat yang melakukan korupsi, namun yang terpenting adalah pertobatannya.

Baginya disinilah perlu rasa syukur, kunci menghindari korupsi adalah mampu bersyukur. Rasa syukur itu pun harus ditanamkan dalam diri. “Karena kalau kita sudah bersyukur maka kita tidak akan menginginkan sesuatu yang bukan hak kita. Bisa menggendalikan diri. Menghindari korupsi dengan hidup sederhana, lebih menikmati hidup dan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, nyaman dan bisa tampil apa adanya tanpa dibebani rasa gengsi,” ujarnya. (Hojot Marluga)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + seventeen =