Nahason Lumban Gaol SE; Berjuang Demi Infrastruktur, Fasilitas Dasar yang Diperlukan Masyarakat Dairi

suaratapian.com-SuaratapianTV, kami berjumpa dengan seorang anggota dewan terpilih di Kabupaten Dairi. Dulunya dia seorang perantau dulu di Jakarta, berkarir menjadi seorang akuntan, dan kemudian pulang kampung ke Sumbul, di mana dia lahir dan dibesarkan, ingin membangun kampungan lamannya. Dia terpilih menjadi salah satu anggota dewan dari sembilan anggota dewan DPRD kabupaten Dairi dari Partai Golkar. Nama lengkapnya Nahason Parsaoran Lumban Gaol SE. Pria kelahiran Sumbul, Dairi, 17 Desember 1974. Sintua di HKBP Cipayung. Selulus SMA Negeri 1 Sumbul, kemudian melanjutkan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Advent Indonesia. Selesai kuliah bekerja di PT. Pioner Beton sebagai akuntan, berlanjut kemudian di PT. BAM Tax Decorient Indonesia dengan jabatan supervisor. Nahanson juga tercatat sebagai Wakil Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Dairi. Saat ini, dirinya terpilih menjadi anggota  dewan DPRD Kabupaten Dairi periode 2024-2029. Targetnya setelah dilantik jadi anggota dewan, dia rindu memperjuangkan seluruh jalan-jalan desa di Dairi diperbaiki, mengingat banyak petani di pedesaan kewalahan membawa hasil tani ke kota kabupaten. Sementara para toke, pedagang bermodal besar kewalahan, dan hanya mau transaksi di kota, tak mau ke desa karena banyak jalan-jalan desa rusak. Dampaknya masyarakat dirugikan oleh kondisi jalan desa yang banyak rusak. Termasuk targetnya, memperjuangkan ketersediaan air bersih untuk Kecamatan Sumbul. Kita tahu bersama, infrastruktur adalah struktur dan fasilitas dasar, baik fisik maupun sosial, yang diperlukan untuk operasional kegiatan masyarakat. Demikian petikannya:

Tolong cerita awal tertarik menjadi politisi dan mengapa harus pulang kampung?

Jujur, yang pertama saya pulang kampung di Tahun 2022. Sebenarnya pulang kampung oleh karena permintaan dari orangtua, walaupun sebelumnya saya sudah sangat tertarik untuk pulang ke kampung, dan memang niatnya akan tua di kampung, menghabiskan masa tua di kampung halaman. Berhubung orangtua meminta pulang, paslah waktunya, sesuai dengan keinginan, pulang ke kampung. Ternyata di kampung dari kawan-kawan sangat mendukung saya untuk maju mencalonkan diri. Karena memang sebenarnya saya juga ada ketertarikan dengan politik, sehingga saya mempersiapkan diri, dan coba berkomunikasi dengan tim dengan teman-teman yang ada di kampung. Awalnya saya ragu, apakah mereka mau mendukung saya kalau saya ikut di perpolitikan di Kabupaten Dairi? Teryata mereka yang mendukung.

Tolong cerita, sebelum kita berbincang lebih dalam soal politik di Kabupaten Dairi. Apa yang bisa kita dengar, suasana masa kecil di Kecamatan Sumbul. Bagaimana Anda dulu di Sumbul ini, dan sekarang kami dengar juga bahwa keluarga Anda adalah pengusaha dalam hal ini, punya toko…

Ini cerita latar belakang dan pengalaman suasana di Sumbul. Orangtua saya dulu sebenarnya dikenal dengan Lumban Gaol Par Bakmi. Mengapa disebut Par Bakmi, karena memang usaha orangtua saya dulu adalah kedai bakmi. Biasanya memang orang Tionghoa. Maka dari kecil saya sudah sangat banyak mengetahui adat budaya di Kecamatan Sumbul ini, termasuk contohnya, dulu dikenal dengan adat di sini namanya siwaluh suhu, yang mempertemukan adat Dairi, suku yang ada di Kecamatan Sumbul.

Itulah budayanya yang pertama, sebelum waktu itu masih belum banyak marga-marga yang ada di Sumbul ini, terutama di Sumbul kota. Nama adatnya dulu siwaluh suhu. Dari sana kita diajarin bagaimana bersosial, bagaimana kita berelasi dengan orang lain, orang kita dari Humbang, orang kita dari Tarutung, dan bagaimana dengan orang dari Samosir, dengan adat orang Karo, Simalungun. Jadi, banyak kita dididik, bagaimana kita itu bersosial di melalui siwaluh suhu, itu. Awalnya jadi dari ketertarikan ini, bagaimana dengan bersosial ini. Iya kita dididik oleh orangtua harus bagus dalam bersosial. Itulah siwaluh suhu. Namanya kita masuk ke ruang publik, politik.

Kami dengar juga bahwa keluarga Anda juga pernah menjadi anggota dewan mewakili Dapil Sumbul.

Iya. Abang saya, almarhum Benito Lumban Gaol. Itu dulu. Dia masuk dari partai PDS. Kemudian ipar saya, Sembiring, menang dari partai Pelopor.

Artinya dari keluarga sebenarnya sudah ada DNA politisi, iya?

Sudah ada. Saya meneruskan untuk melanjutkan, setelah abang saya tidak ada lagi dan ipar saya juga sudah berhenti, tidak mengikuti kontestasi lagi, dan itulah yang membuat saya juga mau mencalonkan diri. Saya memiliki kepercayaan, mengapa juga tidak bisa, kalau saya sendiri untuk meneruskan tradisi dari keluarga masuk di politisi. Artinya kepercayaan diri itu sudah ada.

Anda terpilih menjadi anggota dewan di Kabupaten Dairi dari partai Golkar kami dengar Partai Golkar, menang di Dairi 9 kursi dari 35 kursi. Kemenangan diraih partai Golkar yang menjadi pemenang. Kira-kira ke depan, sebagai anggota dewan yang terpilih, apa gambaran yang dilakukan?

Berkebetulan saya dari daerah pemilihan empat di Kabupaten Dairi. Dapil saya itu adalah Kecamatan Sumbul, Kecamatan Pegagan Hilir dan Kecamatan Silahisabungan. Kalau saya lihat yang paling urgen untuk Dapil saya, Dapil empat adalah infrastruktur. Infrastruktur yang sangat berpengaruh di mana hasil bumi dan akan sangat berpengaruh dengan hasil bumi. Jika infrastruktur rusak, maka hasil bumi itu nilai jualnya akan sangat jauh merosok, karena apa mereka-mereka yang mau mengambil hasil bumi itu harus memperhitungkan biaya transport dan kerusakan-kerusakan transportasi boleh kita bayangkan, kalau mobil Elton harus bawa tiga ton dengan infrastruktur yang rusak itu; dua kali jalan mungkin mobilnya rusak karena jalannya rusak. Jadi yang paling utama itu saya lihat di Dapil saya Dapil empat adalah infrastruktur.

Kami juga dengar, sebagai jurnalis yang lebih segmen Batak, kami selalu menggali apa yang yang menjadi semacam keluhan masyarakat, termasuk kami dengar listrik sering padam di kawasan ini?

Iya benar. Listrik di daerah kita di Dapil empat terutama di Sumbul ini, memang sangat sering padam listrik, itu juga sangat berpengaruh ke masyarakat, karena banyak sebenarnya sekarang ini sudah banyak pengusaha-pengusaha yang mesti membutuhkan listrik. Jadi, saya rasa ini juga bagian dari pikiran saya. Saya juga pasti akan memikirkan dan mencari solusi untuk listrik ini. Supaya tidak sering padam.

Padahal potensi-potensi untuk menghasilkan listrik, misalnya, PLTU Renum ini kemungkinan-kemungkinan bisa menjadi tersolusikan. Jadi kita harus cari solusinya. Mengapa, di mana kendalanya? Mengapa kita tak bisa dapat bantuan listrik dari PLTA milik kita sendiri. Kan PLTA Renun adalah punya. Ada di daerah PLTA yang sangat dekat dengan Sumbul, tetapi tidak bisa mensuplai listrik untuk Sumbul. Maka harus dicari solusinya.

Seingat kami ada putera atau mantan Direktur PLN di Indonesia Timur, Vickner Sinaga. Keahlian yang sudah sangat berjasa untuk listrik di Indosia bagian timur, Dahlan  Iskan mengakui, listrik bisa diperoleh melalui sungai-sungai. Kami kira pikiran perlu didengar…

Benar. Mungkin kita harus cari solusi atau kita sowanlah atau bertanya ke Beliau.

Lalu, apalagi yang harus diperbaiki nanti, sebagai dewan, saya kira harus antusias juga karena ini menjadi dewan melayani masyarakat. Bagaimana pendapatnya soal era sekarang, era digital ini, kita penting memanfaatkan. Kami tak tahu apa dampak positif atau negatifnya di kawasan ini, khususnya Kabupaten Dairi, tetapi kita lihat sekarang, persaingan atau tantangan yang utama. Di dunia digital, siapa yang memenangkan digital dia yang menang. Begitu, dulu, siapa yang jago di Koran, di media cetak, dia menang. Tetapi sekarang pertarungan itu di media sosial. Apa apa kira-kira gagasan Anda soal ini?

Tentu, kita tak boleh melawan atau menghindar dari era digital iya, karena itu sudah eranya. Era sekarang sudah era digital, tetapi kita harus bisa memanfaatkan era digital ini. Kalau dari sisi positif sangat banyak sebenarnya sisi positif, yang bisa kita lihat dengan media sosial, tidak harus berdampak negatif. Kalau saya, yang paling saya lihat itu dari sisi orangtua, itu harus memantau perkembangan anak-anak dan membatasi anak-anak untuk memberikan gadget atau digital ini dengan batasan waktu, atau dengan kontrol orangtua.

Nahason Lumban Gaol, S.E Anggota DPRD Kabupaten Dairi Periode 2024-2029 Bicara Infrastruktur

Nah, itu nilai yang harus kita lihat supaya itu berdampak positif, yang kedua dampak positifnya kita harus bisa memberikan informasi kepada masyarakat yang sangat berguna. Contohnya seperti saya, saya masih memberikan di medsos harga-harga hasil bumi yang sehingga masyarakat di pedalaman yang jauh dari pasar atau pajak bisa mendapat informasi. Berapa harga pasaran, nilai hasil bumi.

Kami juga dengar, jauh sebelum mencalonkan diri menjadi angota dewan pernah menjadi pelopor admin dari grup FB Par Kecamatan Sumbul?

Iya, benar berdampak juga pada pedagang dan petani. Iya berdampak positif dengan kita hanya mengupdate harga pasar hasil bumi saja, itu sudah sangat berdampak positif kepada masyarakat.

Anda tadi sebut juga mewakili Dapil empat dari tiga Kecamatan. Soal pariwisata, sekarang pemerintah pusat lagi menyentuh ini, kawasan Danau Toba, bersentuhan langsung terutama Kecamatan Silahi Sabungan. Bagaimana soal wisata di sana?

Ke depan kita mengelola situs-situs yang ada di Silalahi, kalau di Silalahi sebenarnya dengan kita memperbaiki sistem pelayanan saja, sistem pelayanan kepada wisatawan itu sudah cukup. Lebih malah dari cukup, hanya memperbaiki sistem pelayanan dan kebersihannya itu saja sudah, karena apa yang ada di Silalahi itu itu sdah tersedia semua untuk wisata, karena di sana banyak situs-situs sejarah, air terjun dan Tugu Silahisabungan, lalu kemudian pantai-pantai yang sangat indah. Kita tinggal hanya merawat pantai, melayani wisatawan dengan sopan santun, yang kita miliki. Ya hanya hanya itu sudah cukup itu. Sudah secara otomatis, jadi daya tarik wisatawan.

Sebagai anggota dewan Anda nanti akan berelasi dengan pemerintah, dalam hal ini eksekutif dalam hal ini Bupati. Secara keseluruhan di Indonesia nanti akan digelar di November 2024 berkompetisi. Di kabupaten Dairi sendiri  ini bertepatan bupati juga dari Golkar dan ketua DPD Golkar Kabupaten Dairi. Apa kira-kira persiapan dan target dari Partai Golkar untuk tetap sebagai petahana?

Paling penting sebenarnya kalau dari di kabupaten Dairi ini secara partai harus solid, karena kebetulan kita dapat sembilan kursi untuk DPRD Kabupaten Dairi, tentu kita bisa mencalonkan untuk satu calon bupati dan kebetulan kita punya Bupati incumbent dan ketua DPD tingkat dua juga beliau. Saya rasa kita hanya berusaha untuk memenangkan dan melanjutkan apa yang sudah dikerjakan beliau pada saat periode pertama.

Kekuasaan itu kan juga harus berdampak, begitu, sebagai orang yang mendapat hak istimewa kursi anggota dewan, apa yang kira-kira nanti di awal-awal segera akan dimulai?

Tadi, yang pertama itu sebenarnya target kerja saya adalah akan berjuang untuk infrastruktur, yang kedua khusus daerah saya sendiri di daerah saya tinggal di Sumbul, saya akan berjuang untuk air minum. Mengapa air minum, karena air minum juga di daerah saya ini termasuk di daerah Sumbul ini masih terkendala, karena sistimnya masih timer. Jadi, masih bergantian, kapan ada air minum, kapan tak ada. Nah ini masih sangat terkendala dan ini juga akan jadi prioritas utama saya. (Hojot Marluga)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 + 10 =