Perlu Riset Mendalam Di Kawasan Danau Toba

Suaratapian.com JAKARTA-Pembangunan Pariwisata Danau Toba Untuk Siapa? Itulah pertanyaan dan tema diskusi webinar oleh empat organisasi berbasis Batak; Lokus Adat Budaya Batak (LABB), Batak Center (BT), Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI), Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), pada, Kamis, 27 Agustus 2020. Acara dibuka Jerry R Sirait, Sekjen Batak Center dengan terlebih dahulu memperkenalkan para pembicara diantaranya; Brigjen (Purn) Berlin Hutajulu, Ir SM Tampubolon, Dr Pontas Sinaga, Dr Ronsen Pasaribu, Drs Maruap Siahaan. Memimpin diskusi, Santiamer Sihaloho Sekjen Lokus Adat Budaya Batak (LABB).

Pembicara pertama diawali Brigjen (Purn) Berlin Hutajulu. Dia mempertanyakan pembangunan Danau Toba untuk siapa? Sejak pemerintah pusat telah menjadikan Danau Toba menjadi destinasi wisata super prioritas, terbukti pemerintah pusat telah menggelontorkan anggaran besar untuk pembangunan kawasan ini. Pembangunan jalan lingkar di pesisir Danau Toba untuk konektivitas tujuh kabupaten sudah dimulai.

Ketua Umum Dewan Mangaraja LABB dan juga mantan anggota DPRD DKI Jakarta ini menyebut, pada hakikatnya pengamalan Pancasila adalah pembangunan yang merata dan berkeadilan, bahwa pembangunan dari masyarakat oleh masyaraat dan untuk masyarakat sendiri. Intinya, Berlin setuju pembangunan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk kemajuan pariwisata di kawasan Danau Toba. Sembari menambahkan pembangunan harus berlandaskan kepentingan nasional.

Percaya Pasti Ada Waktu Gelombang Kembali Ke Akar Budaya

Pembicara kedua, Ir SM Tampubolon menyebut, perlu berbenah untuk pembangunan di kawasan Danau Toba. Masyarakat Batak perlu bersyukur pemerintah Joko Widodo membangun Kawasan Danau Toba. Dan berterima kasih Kaldera Toba akhirnya diakui UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris pada 7 Juli 2020 akhirnya mengakui Kaldera Toba masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

“Soal perhatian untuk kawasan Danau Toba, saya melihat pesan menjaga alam sebagaimana dalam Alkitab di Kejadian 2:15. (TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu). Kita ditempatkan untuk memelihara ciptaanNya. Kedua, agar manusia menanfaatkan keindahan alam untuk umat manusia dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Jadi kelestarian Danau Toba tanggung-jawab masyarakat dan pemerintah, secara khusus masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian Danau Toba,” ujar Ketua Umum Batak Center, ini.

Mantan anggota DPR RI ini juga mengatakan, kelestarian Danau Toba tak bisa dikerjakan satu kelompok atau segolongan saja, harus secara holistik dilakukan bersama-sama. Semua bersinergi. “Perlu sinergitas untuk membangun Danau Toba. Selama ini terkesan tujuh Pemda di kawasan Danau Toba jalan sendiri-sendiri. Tentu, agar pembangunan Danau Toba berkesinambungan antara kelestarian lingkungan dan berdampak secara ekonomi untuk masyarakat,” ujarnya.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

four + 15 =