RMP ke-88 Berbenah Arah Pelayanan GKPA ke Depan Memasuki Tahun ke-48
Suaratapian.com-Sejak mandiri dari HKBP Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) sebagai sebuah Gereja Lutheran yang senantiasa mengedepankan unggul melayani dalam kebersamaan. Demi pelayanan yang berkesinambungan GKPA terus-menerus melakukan pelayanan kepada jemaat dan masyarakat dalam mewujudkan Tritugas Panggilan Gereja yakni Marturia, Koinonia dan Diakonia. Maka sebagai upaya mewujudkan semua Tritugas Panggilan Gereja tersebut GKPA setiap tahun secara rutin mengadakan Rapat Majelis Pusat (RMP).
RMP selalu dihadiri dan beranggotakan sebagian dari perwakilan unsur Pendeta dan sebagian dari unsur awam dari kalangan jemaat yang ada di GKPA, untuk merumuskan pokok-pokok strategi dan agenda pelayanan GKPA setahun ke depan. RMP ke-88 diselenggarakan di Jakarta dipanitiai Distrik IV Jawa Sumatera Bagian. Diketuai St. Mangatas Felix Karpop Marpaung, dan sokong pendeta Pdt. Take Sister Harianja, S.Th sebagai Praeses Distrik IV Jawa Sumatera Bagian Selatan GKPA turut mendukung sukses acara tersebut. Bertempat di Hotel Shalva, Jalan Kebon Kacang Raya, Thamrin, Jakarta Pusat.
Hadir GKPA, Pdt. Ramos B. B. Simanjuntak, S.Th sebagai Ephorus Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA). Dan di tengah-tengah RMP berlangsung gelar jumpa pers, Jumat, 24 November 2023. Jumpa pers setelah dibuka Pdt Gabe Panggabean acara selanjutnya diantar Mangatas Felix Karpop Marpaung sebagai Ketua Panitia RMP-88 GKPA. Hadir empat praeses GKPA. Selain Pdt. Take Sister Harianja, S.Th, Praeses Distrik IV Jawa Sumatera Bagian Selatan sebagai tuan rumah. Hadir juga Pdt Herwen Jona Marpaung, M.Th, Praeses Distrik I Angkola-Mandailing. Juga hadir Pdt. Daniel S.B.P Siregar, S.Th, Praeses Distrik II Sipirok Dolok Hole. Praeses Distrik III Sumatera Timur, Pdt. Guswin P. Simbolon, S.Th.
Rapat Majelis Pusat Ke-88 yang diadakan di Hotel Shalva, Jakarta, 23-26 November 2023, menggambi tama, “Kita bersyukur dengan adanya visi GKPA ‘Gereja Yang Unggul Melayani Dalam Kebersamaan’. Dalam terang visi tersebut, kita sudah sepakati pelaksanaan Rapat Majelis Pusat (RMP) dilaksanakan secara rotasi atau bergantian. Tentu ini akan membawa dampak positif bagi setiap distrik dalam rangka sosialisasi program dan pelayanan GKPA,” ujar Ephorus GKPA Pdt Ramos BB Simanjuntak.
Lebih lanjut pendeta Ramos mengatakan, dalam menjalankan tugas dan wewenang tersebut, sesuai Tata Laksana GKPA pasal 45 ayat 1 dikatakan RMP diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.“Dan dalam Rapat Majelis Pusat Ke-87, pada tanggal 3-5 November 2021 di GKPA Medan Barat Distrik III Sumatera Timur, diputuskan bahwa Rapat Praeses dan Rapat Majelis Pusat dilaksanakan di Jakarta Distrik IV Jawa Sumbagsel,” ujar ephorus tentang arah pelayanan GKPA kedepan yang telah memasuki usia ke-48, dan kini memiliki 4 distrik, 34 resort, 174 parlagutan, 5 pos pelayanan, 7206 KK, 29.901 jiwa, 961 Sintua, 53 pendeta struktural, 9 pendeta non struktural, 3 diakones, 1 bibelvrouw dan 2 guru jemaat full time.
Sejarah awal gereja Pakantan
Ephorus juga menambahkan, RMP ini konsentrasi mempersiapkan bagaimana GKPA semakin dapat menjalankan perannya untuk menyaksikan Kristus di tengah-tengah dunia ini. Lalu, ditanya tentag Pakantan sebagai awal sejarah gereja di Tapanuli Utara. Ephoru menyebut, Pakantan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Benar jauh disana ada satu desa yang jauh sebelum di Parausorat sudah ada titik munculnya Kristen di Tapanuli Selatan, tetapi bukan menjadi dasar sejarah berdirinya gereja di tanah Batak.
Pakantan menjadi tempat awal kekristenan masuk dibawah zending Melo, dan pada saat itu kekristenan di sana belum membuahkan baptisan, baru setelah ada baptisan tahun 1861, tepatnya 31 Maret di Paraosorat setelah itulah baru muncul baptisan di Pakantan yang bernama Elizabeth boru Lubis. Oleh karena itu, tak tepatlah kalau dikatakan bahwa kekristenan itu dimunculkan di Pakantan. Namun saat ini gereja Menonit yang awalnya ada di Pakantan kita menyatukan gereja GKPA.