Sahat Sinurat: Pendiri Rumah Milenial Indonesia
suaratapian.com-Muda, gesit dan cekatan itulah sosok muda, Sahat Sinurat, pria kelahiran Pekanbaru, 1 Maret 1989, merupakan alumni S1 dan S2 dari ITB. Saat ini Sekretaris Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI). Pemilik nama lengkap Sahat Martin Philip Sinurat sebelum menjadi Sekum GAMKI adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) masa bakti 2016-2018. Sahat terpilih menjadi Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang berlangsung sejak 23-30 Agustus 2016 di Gedung Seminari HKBP Sipoholon, Tarutung, Sumatera Utara. Peserta memilih Sahat Martin Philip Sinurat dari GMKI Bandung, sebagai Ketua Umum GMKI Masa Bakti 2016-2018. Selain itu dia pernah memnjadi Calon DPD RI. Alasannya ingin aktif wakil daerah yang selama bertahun-tahun berjuang untuk melawan radikalisme, intoleransi dan diskriminasi di Indonesia.
Dia berjuang untuk menjadi calon DPD RI agar tetap dapat memperjuangkan dan membela hak setiap warga negara untuk beribadah dan memeluk agama, agar ada generasi muda yang setia berjuang dan berani bersuara, serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan saudara-saudari lintas agama. Pendiri Rumah Milenial Indonesia, Penggagas Buku Pancasila Rumah Bersama, Pokja Pelayanan Kepemudaan Kemenpora, Sekum DPP GAMKI 2019-2022.
Bagi anggota jemaat Gereja Metodist Indonesia ini, menyebut, bahwa GAMKI sebagai OKP Kristen terbesar di Indonesia dengan ratusan DPC dan puluhan DPD memiliki tugas untuk menjaga keutuhan bangsa serta memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi semua umat. Selain di GAMKI, Sahat juga Ketua Bidang Kepemudaan dan Pengembangan Milenial DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Pendiri Rumah Milenial Indonesia ini menyampaikan bahwa di tengah perkembangan zaman yang sangat cepat, GAMKI harus juga berjalan cepat, bahkan melakukan lompatan-lompatan besar agar tidak tertinggal oleh pesatnya perkembangan zaman.
Saking aktifnya di dunia pergerakan namanya di kenal di mana-mana. Dulu namanya ikut dalam bursa calon Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf, salah satunya Sahat Martin Sinurat. Pendidikan formalnya dimulai SD: St Antonius III Medan, SMP: P Cahaya Medan, SMA: SMA Negeri 1 Medan, Sarjana Institute Teknologi Bandung (ITB) Teknik Geodesi dan Magister: ITB Studi Pembangunan.
Sahat mewakili intelektual muda saat ini. Baginya tak cukup meneriaki kegelapan, mari nyalakan lilin dan beri kehangatan. Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika di Institut Teknologi Bandung. Teknik Geodesi merupakan salah satu bidang ilmu kebumian yang berkaitan erat sama lingkungan fisik bumi. Di jurusan ini akan banyak melakukan survei, dan pemetaan (Teknik Geomatika adalah bidang ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis dan manajemen data spasial, berbasis lokasi).
Data berbasis geospasial
Sahat juga pemikir. Menurutnya data berbasis geospasial akan memudahkan pemerintah mengambil keputusan yang tepat sasaran, efektif, dan efisien. Dalam sebuah diskusi di webinar, Sahat menyarakan data berbasis geospasial memberikan contoh, dengan data berbasis geospasial, bantuan pemerintah seperti bansos, BKH, BLT Dana Desa, ditambah sumbangan dari filantropi dan komunitas lainnya akan terdistribusi dengan adil dan tak tumpang tindih.
Dalam pengambilan kebijakan, khususnya dalam masa pandemi Covid-19, sangat dibutuhkan adanya data yang berbasis geospasial. Adanya data berbasis geospasial akan memudahkan pemerintah mengambil keputusan yang tepat sasaran, efektif, dan efisien. Sahat yang mewakili intelektual muda menjelaskan dengan adanya data yang berbasis geospasial akan mempercepat penanggulangan masalah akibat pandemi Covid-19.
“Kemudian terkait aktivitas pendidikan jarak jauh atau pendidikan online. Kita harus tahu, apakah jaringan internet sudah bisa diakses sampai ke pelosok desa. Begitu juga dengan kesiapan fasilitas kesehatan. Semuanya berkaitan dengan informasi geospasial,” ujarnya. Sahat mengajak masyarakat untuk selalu optimis dan tetap siaga menghadapi pandemi Covid-19.
“Kita harus optimis bahwa Indonesia akan sehat dari Covid-19. Untuk bisa mencapainya, kita harus jalankan protokol kesehatan dengan baik. Apalagi jika nanti aktivitas perekonomian dibuka kembali oleh pemerintah, masyarakat harus tetap taat dan disiplin menjalankan aktivitas pekerjaan sesuai dengan protokol kesehatan,” ujarnya. (HM)