St. Ignatius Mahidin Pakpahan; Eks Sopir Jadi Pengusaha Papan Atas

Setiap sosok hebat pastilah dilihat dari jejak rekamnya, reputasinya, pengalaman berjuang dari tiada menjadi ada, dari yang ada menjadi mengada. Mengada untuk kemaslahatan, menyerbuk menjadi jembatan kehidupan bagi banyak orang. Itulah orang yang berhasil dalam hidupnya, berguna bagi banyak orang. Namun ternyata banyak orang yang hebat itu takterpublisakasi dengan baik.

Ini satu nama, sosok Batak hebat. Namanya Ignatius Mahidin Pakpahan, 70 Tahun. Nama tersebut belum begitu tersohor di jagat media digital, hal itu tentu bisa dipahami karena era sekarang ukurannya digital, pertarungan dan publiksi di ruang digital. Berita tentang sosok ini amat jarang ada di google.

Lagi-lagi, tentulah bukan tak berkarya bagi kemaslahatan, tetapi oleh karena jauh dari sorotan publikasi. Sesungguhnya tokoh besar ini, low profile, hidup apa adanya, dan tak terlalu suka dipublis. Padahal ketokohannya sudah terbukti, baik sebagai pegusaha, aktivis gereja dan perannya dia adat Batak.

Sebenarnya sosoknya ini pernah diulas oleh majalah HORAS. Namanya pernah masuk dalam 10 TOKOH BATAK TERFAVORIT.  Pengusaha papan atas yang bergerak di berbagai bidang diantaranya; usaha di bidang konstruksi, perkebunan, transportasi, mixer beton.

Walau pun bergelimang keberhasilan, tetapi dirinya sosok yang sederhana, lagi-lagi dia sosok hebat dan inspiratif. Tentu hal itu bukan karena seorang pengusaha sukses, tetapi juga karena sosoknya punya daya juga tangguh sebagai pengusaha tahan banting.

Tentu menduplikasi jiwa dan semangat para usahawan yang demikian dibutuhkan di bangsa ini. Di tengah keadaan kita yang belum pulih dari Covid-19 oleh pemerintah terus-menerus berupaya pemulihan keadaan terutama ekonomi untuk bisa mengatasi hal itu.

Tidak bisa tidak juga dengan meminta peran-peran para pengusaha untuk membantu pemulihannya. Bicara pengusaha, tentu pasti memiliki semangat yang tangguh, bukan saja mesti pandai-pandai, namun juga memiliki daya tahan yang teruji. Tentu semua itu dimiliki ompu Andreas Doli ini.

Kisah hidupnya yang inspiratif itu, awalnya hanya seorang sopir yang tak lulus SMA. Tetapi dengan langkah yang pasti, dia tetapkan tujuan hidup dan berusaha meraihnya. Meraihnya bukan dengan gelar akademik namun melalui universitas kehidupan.

Berjuang dan gigih melewati proses panjang, dengan daya juang dan kemampuan survival yang hebat hingga kemudian jadi pengusaha nasional. Sebagai entrepreneur yang dididik alam dan keadaan menempanya, membuatnya mampu membaca peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkan target-target. Tentang itu dia tak saja cakap membaca yang kelihatan tetapi membaca yang tak kelihatan, yang tak tersirat.

Pria kelahiran, 20 Desember 1952 di Sigumbang, Samosir. Saat dibaptis di Gereja Katolik diberi nama Ignatius. Arti Ignatius sendiri berasal dari kata ignis yang bermakna api, cahaya, atau bersinar.

Nama baptis tersebut diambil dari nama seorang bapa gereja. Anak ketiga dari Sembilan bersaudara ini melalui masa kanak-kanaknya di Pulau Samosir, hingga besar di tanah Jawa.

Ayahandanya bernama, Guru Dohot Beatus Pakpahan dan ibundanya bernama, Klementina boru Nainggolan. Ayahnya sendiri aktif melayani di Gereja Katolik di Janji Marrapot, Sigumbang, Negeri Buhit; Gereja Katolik Panangkohan, Lumban Suhisuhi, Samosir. Ayahnya yang aktivis gereja sebagai Guru Jemaat Gereja Katolik kemudian hari dipindahtugaskan ke daerah Tanah Jawa.

Masa akil balignya dilewatinya di Tanah Jawa hingga Pematang Siantar. Disanalah dia menikahi istrinya Delima Boru Aritonang, membangun keluarga di Pematang Siantar, lalu banting stir merantau ke Jakarta. Awalnya mengontrak rumah di bilangan Cakung dan dari sanalah belajar usaha.

Sebagai usahawan mandirin dia kemudian mendirikan PT. Basuki Rahmanta Putra, dengan visi perusahaan kontraktor terbaik di Indonesia didukung oleh sistem manajemen dan sumber daya yang efektif dan efisien.

Perusahaan yang didirikannya sendiri merupakan sebuah perusahaan kontraktor nasional. Usaha yang menyediakan jasa service yang berkualitas tinggi dan aman, dalam rangka memperoleh laba yang memadai untuk pertumbuhan perusahaan.

Perusahaan ini adalah perusahaan kontraktor multi nasional yang berdiri sejak tahun 1982 yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan telah memiliki banyak prestasi di bidang konstruksi khususnya pada pekerjaan sungai dan pantai serta irigasi.

Sebagai seorang pengusaha dia tetapkan tujuan hidup dan berusaha meraihnya. Meraihnya bukan dengan gelar akademik tetapi hanya melalui universitas kehidupan. Berjuang dan gigih melewati proses panjang, dengan daya juang dan kemampuan survival yang hebat hingga kemudian jadi pengusaha nasional.



Membangun rumah singgah Ephorus

Dia sosok yang selalu melayani, aktif melayani di gereja dan pengurus marga. Sejak kepemimpinan Ephorus Pdt. Dr. Bonar Napitupulu pada tahun 2008-2012, dia menjadi pengurus Badan Usaha HKBP. Eks sintua di HKBP Sutoyo ini di masa ephorus HKBP saat itu Pdt DR Darwin Lumban Tobing memberinya tugas di sebagai pengurus badan usaha HKBP Pusat.

Pelantikan itu resmi pada, Jumat, 16 Juni 2017. Bertempat di HKBP Sutoyo Jakarta Timur, telah secara resmi melantik kepengurusan baru Badan Usaha HKBP Pusat Periode 2016-2020. Tentu kita tahu Badan Usaha HKBP ini adalah badan usaha berbasis jemaat.

Kepercayaan pada diserahkan kembali untuk memimpin Badan Usaha HKBP di era keephorusan Pdt. Dr. Williem T.P. Simarmata pada tahun 2012-2016. Pengabdiannya sebagai Ketua Badan Usaha HKBP berlanjut kembali pada periode kepemimpinan Bapak Ephorus Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing dua periode 2012-2016 dan  2016 2020 dan hingga tahun-tahun awal kepemimpinan Bapak Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar.

Saat dipercayakan jadi Ketua Badan Usaha HKBP dirinya dia meminta aset-aset tertentu HKBP supaya dijadikan pilot project Badan Usaha. Dia juga meminta tiga aset Wisma Tabor, Tornauli dan Percetakan HKBP. Permintaan terhadap renovasi Wisma Tabor dan Wisma Tornauli dilatarbelakangi oleh kesadaran dan apresiasi yang tinggi dan atas pentingnya pembinaan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Tentang percetakan dimintanya dikembangkan oleh karena merupakan aset strategis dengan lahan yang memadai untuk pembangunan hotel. Dia juga mengusulkan pembangunan hotel di Pematang Siantar. Perlu juga diingat Pematang Siantar adalah kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.

Pematang Siantar juga adalah kota toleran di Sumatera Utara, dan Pematang Siantar juga pusat dari puluhan sinode gereja berpusat di sana. Tentu baginya ini menjadi peluang strategis untuk membangun hotel milik HKBP. Misalnya, Hotel Swissbell bersedia bekerjasama dengan HKBP dan logo bisa disematkan di hotel tersebut.

Tentu banyak ide dan bantuannya pada HKBP, termasuk saat membangun Sopo Marpingkir, juga tak boleh dilupakan sumbangannya. Intinya, dia telah banyak berbuat, termasuk renovasi besar-besaran Pasanggarahan setara hotel miliki HKBP.

Lalu, dia ikut telibat dalam pembanguna museum dan perannya membangun rumah singgah Ephorus di bilangan Tangerang, Provinsi Banten. Termasuk membangun Wisma Tabor, tempat pembinaan iman dan kaderisasi jemaat HKBP, di tepian Danau Toba, Parapat.

Penasihat Hutanamora ini adalah sosok yang peduli dengan budaya Batak. Menyadari budaya Batak yang kian tergerus. Itu sebabnya kepada tujuh anak, enam laki-laki dan satu perempuan selalu menekankan agar terus bergiat berkarya, menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap gereja dan budaya Batak. Iya, dia sosok yang peduli akan kelestarian budaya Batak dan dia cakap jadi raja parhata,.

Sebagai sosok yang telah banyak mengecap asam garam kehidupan, dirinya menyadari bahwa filosofi budaya Batak itu amat mendalam. Jika dihayati mendalam tak bertentangan dengan nilai-nilai seorang Kristiani. Karena itu, dia aktif di kelompok marganya terutama di Pakpahan Hutanamora. Bahkan, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pakpahan Hutanamora 2009-2012.



Membangun Graha Delima wujud kecintaan kepada istrinya, yang dinikahinya di usia tergolong muda. Kini pernikahan mereka sudah lebih sampai pada pernikahan emas, 50 Tahun, dan Tuhan beri 14 cucu dari pernikahan dan putrinya yang secara keseluruhan.

Graha Delima dibangun sejak tahun 2014 ini letaknya juga sangat strategis yaitu berada di dekat pintu tol Jor dan pintu Tol Bekasi, sehingga gedung ini sangat cocok digunakan untuk berbagai macam acara, seperti acara pernikahan, seminar, pameran, dan acara resepsi lainnya.

Graha Delima merupakan salah satu gedung pertemuan resepsi yang berlokasi di Bekasi, dengan memiliki konsep yang bertema artistik modern serta mempunyai ciri khas ornament warna biru pada tampilan luar sisi gedung.

Gedung ini mampu menampung hingga 1500 tamu, dimana Hall Utama mampu menampung hingga 1200 tamu dan Balkon hingga 300 tamu undangan. Selain itu, gedung ini juga menyediakan lahan parkir yang luas dan mampu menampung hingga 400 mobil. (HM)

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

5 − four =