Tak Bisa Diselesaikan Hukum Kasih, PGI Gunakan Jalur Hukum
suaratapian.com JAKARTA-PGI menggelar konferensi pers terkait Pengembangan Rumah Sakit PGI Cikini, pada, Senin, 26 Juli 2021. Hadir puluhan wartawan di Grha PGI dan di zoom. Berbagai pertanyaan diajukan. Apakah PGI periode kepengurusan saat ini akan mengusut setiap oknum yang melakukan pengelolaan yang kurang tepat, bahkan merugikan, yang dilakukan oleh Direktur atau pengurus RS. Cikini, yang terjadi dimasa lalu? Dan, apakah pegawai atau staf RS PGI Cikini yang ikut menyebarkan berita hoax akan dimaafkan oleh Yakes atau dipecat?
Hadir dalam jumpa pers tersebut; Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, Constant M. Ponggawa, David Tobing dan Chris Kanter sebagai Ketua Tim Negoisator. Adapun awal kebisingan di dunia maya berawal dari disebut-sebut RS PGI Cikini dijual. “BOT dilakukan oleh karen fasilitas rumah sakit sudah tertinggal dari rumah sakit modern lainnya. Maka itu kerja sama dalam meningkatkan rumah sakit dilakukan dengan Primaya Hospital Group. Yayasan tetap menempatkan komisaris di dalam perusahaan dan kepemilikan saham 50 persen,” demikian dijelaskan Constant M. Ponggawa saat memandu jalannya konferensi pers.
Dijelaskan, sebanyak 600 karyawan tetap bekerja dengan baik. Kesejahteraan ditingkatkan, pembayaran gaji sebelumnya dicicil, dengan BOT bisa langsung dibayarkan. Bahkan, diakatakan, sudah ada dana pensiun dialokasikan lebih dari 50 miliar. “Ini salah satu cara meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pensiunan,” sebutnya lagi.
Pdt Jacklevyn Frits Manuputty mengatakan, seluruh kebijakan yang diambil PGI bersama yayasan, dilakukan lewat persidangan secara kolektif. “Rencana BOT jauh hari sudah dibahas MPH PGI di Sidang Raya Tahun 2019 di Waingapu dan Sidang Raya mengamanatkan untuk dilakukan pengembangan RS Cikini dengan mengundang investor dengan mekanisme BOT dan MPH PGI telah membentuk tim negosiasi
Data diperoleh, Yayasan Kesehatan RS PGI Cikini telah menandatangani kerja sama dengan PT Famon Awal Bros Sedaya atau Primaya Hospital Group pada tanggal 25 Juni 2021 lalu di Grha Oikoumene PGI Jalan Salemba, Jakarta Pusat.”
Bahkan, didebutkan, investor hanya mengelola satu hektare tanah dalam limit waktu 30 tahun dan akan membangun di atasnya bangunan rumah sakit seluas 14,000 M2 dan bangunan parkir 4,000 M. Sementara itu sisa tanah seluas kurang lebih 4,5 Ha akan tetap dikelola oleh PGI dan Yakes PGI untuk menunjang dijalankannya visi dan misi PGI dan Yakes PGI.
Sementara Pengurus Yayasan Kesehatan PGI, Sekretaris Yayasan Kesehatan PGI David Tobing mengatakan, sejauh ini pelayanan tetap berjalan. RS Cikini bahkan merawat pasien Covid-19. Dijelaskan juga bahwa justru setelah dikerjasamakan, RS PGI Cikini hanya punya seratus kamar inap, akan menjadi duaratus kamar inap. Dan, dulunya hanya tiga kamar ICU akan digandakan jadi delapan ruang ICU. Dan peralatan kesehatan yang sudah uzur akan diganti dengan yang terbaru.
Constant Ponggawa menambahkan, sebagai salah satu tim negoisastor, konferensi pers ini digelar oleh karena PGI terus diserang oknum-oknum melalui hoaks bahkan, sampai membawa ke ranah hukum. “Kami sudah mencoba berbagai cara pendekatan kasih untuk menyelesaikan hal ini. Tetapi tak bisa, termasuk cara kekeluargaan sudah kita ajak, tetapi tak berhasil. Ini tentu pilihan terakhir, koridornya adalah hukum, kami menggunakan jalur hukum, pilihan terakhir PGI dan yayasan menunjuk pengacara,” ujar mantan anggota DPR RI ini.