Ungkapan Filosofis: “Merinjam Tengam Mi Biahat, Merinjam Siselun Mi Geppul”
suaratapian.com-Ungkapan filosofis di atas saya dapatkan dari guru saya, Jansen Sinamo, Guru Etos Indonesia. Ternyata berawal dari Batak Pakpak; “Merinjam tengam mi biahat, Merinjam siselun mi geppul.” Dalam bahasa Batak Toba ungkapan ini; “Manginjam tongam tu babiat, Manginjam sisilon tu gompul.”Apa arti filosofisnya? Sebagai orang yang telah menulis buku “Mereaktualisasi Ungkapan Filosofis Batak” saya selalu peka setiap baru dengar ungkapan Batak yang jarang diperdengarkan.
Dalam penelusuran saya ternyata masih banyak sekali ungkapan filosofis Batak yang belum terungkap, termasuk ungkapan, “Manginjam tongam tu babiat, Manginjam sisilon tu gompul.” Jika diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia; meminjam wibawa dari harimau, meminjam kuku dari beruang.
Sekarang. Mari kita urai. Kata Tongam dalam bahasa Batak Toba diartikan mulia, megah, berwibawa, anggun, terhormat, kuasa besar. Dari sanalah muncul nanti kata hatongamon, tambah awalan dan akhiran, “ha” dan “on,” yang artinya kemuliaan, hal wibawa, kebesaran. Togam tu babiat berarti meminjam kekuatan pada harimau. Kita tahu bahwa harimau sebagai hewan soliter, penyendiri, namun hewan yang tangguh, kuat, dan sangat ditakuti di alam liar.Harimau dibekali dengan senjata mematikan, yakni cakar setajam pisau dan tentu saja taringnya mudah mengoyak tubuh mangsanya.
Mahkluk seperti ini selalu menyendiri, tak secara berkelompok. Pola hidup organis di alam rimba. Saking kuatnya harimau di sebagian kelompok masyarakat meyakini harimau pun memiliki kekuatan gaib, selain mencakar dan kemampuan larinya yang seligat macan. Jikalau demikian, bagaimana dengan kuku beruang? Beruang disebut juga hewan buas, punya kekuatan dengan caranya mencakar-cakar mangsanya dengan mengerikan. Beruang membunuh dengan kukunya. Pada kedua hewan liar ini, harimau dan beruang hewan yang sama-sama ganas.