Danang Priyadi, S.Pd., MM, CTM Penulis ’27 Keajaiban Hidup’; Keajaiban Datang Bagi Mereka yang Berpengharapan, Ikhlas Menjalani Hidup dan Tabah Menanggung Kesulitan

suaratapian.com-Sahabat SuaratapianTV, kita bincang-bincang dengan Pak  Danang, teman saya ini selalu menyebut namanya; Datang Untuk Menang, tentu itu membuat kita semangat. Pak Danang menerbitkan 27 cerita tentang kisah keajaiban. Sepensiunan dari Gramedia, tahun 2018, dia aktif menulis, menerbitkan buku. Kali ini menulis buku kelima yang semuanya best seller. Memang dia jago menjual buku sebagai eks manajer toko buku Gramedia. Tak heran. Buku orang saja dibuatnya laku, apalagi bukunya sendiri. Berbeda dengan empat buku sebelumnya, 77 Cara Bodoh Berjulan, 77 ++ Tanya Jawab Cara Bodo Berjualan, 77 Cara Bodoh Bahagia Hidup Bahagia dan 50 Kesalahan Sales dan Solusinya. Buku kelima ini, buku bertajuk, 27 Keajaiban Hidup.

Keajaiban tak datang bagi mereka yang berdiam, berpangku tangan, tanpa etos yang antusias. Gigih saat menanti dengan sabar penuh harapan. Keajaiban hanya akan datang bagi mereka yang bergairah, mau bergerak untuk mengapainya. Contoh terayal. Intinya semua orang butuh keajaiban. Orang yang sudah lama berjuang untuk mendapat pekerjaan, tetapi belum dapat dapat. Mereka butuh keajaiban. Jangan kecewa. Tetapi berpengharapan, selalu ada keajaiban. Ikuti bincang-bincang kami, demikian petikannya;

Pak Danang, sesungguhnya kan kita manusia ini rapuh. Sebenarnya kita tak mampu menjalani hidup tanpa kuasa dari Tuhan. Tetapi kadang kita ngeyel, kita merasa mampu, tak menyadari bahwa Kuasa Ilahi. Itulah Tuhan. Itulah yang ajaib.  Apa dibalik kisah ini sehingga Pak Danang tertarik menulisnya?

Saya itu ingin semua orang itu menyadari, bahwa keajaiban itu selalu ada di dalam hidup semua orang, bahkan dari hal yang sederhana saja. Misalnya, mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, mulut bisa bicara, hidung bisa mencium, kulit bisa merasa, tangan kaki bisa bergerak, itu suatu keajaiban yang orang sering tidak sadari, dan itu akan disadari suatu keajaiban atau kemurahan atau anugerah Tuhan. Kalau itu tak berfungsi misalnya, kita bangun tidur, mata kita enggak bisa melihat, kalau kita akan melihat ‘please Tuhan, mata saya Tuhan’ baru menyebut nama Tuhan. Sama dengan tangan, kaki, begitu enggak bisa bergerak, Tuhan kakiku, Tuhan  tanganku. Apalagi kalau yang sudah tua-tua, misalnya, telinga enggak pernah mendengar, lalu penciuman juga kurang,  mata kurang, sehingga saya mau menyentuh, bahwa orang yang paling kecil, termiskin sederhana sekalipun tetap ada keajaiban-keajaiban, sehingga orang akhirnya menyadari, bahwa hidup ini adalah rangkaian keajaiban yang sering kadang terlupakan dan tak disadari, itu yang mau saya tuju dengan menulis buku ini. Membangkitkan semua orang untuk merasakan keajaiban di bidang masing-masing, entah besar, entah kecil, tetapi menyadari itu Tuhan yang memberikan.

Terkadang ada orang menyebut, bahwa keajaiban itu hanya harapan palsu, kalau kita sinonimkan ini kan mukjizat yang kita tidak duga, begitu, malah lebih banyak sepakat bahwa kerja keras itu, kepintaran itu membuat sukses, tetapi kalau kita tidak sadari, bahwa bukan karena sukses kita, kerja keras kita, kepintaran kita. Pak Danang juga telah mempelajari theocentric, tetapi lebih banyak orang terhipnosis belajar bahwa kekuatan dari kerja keras itu, kepintaran itu yang lebih penting. Bagaimana menurut Pak Danang?

Saya punya teman lulusan dari luar negeri, hampir semuanya, pokoknya semua boleh dikatakan sempurna, persis yang tadi disampaikan Abang, bahwa saya sekarang tak percaya Tuhan karena sekarang kaya, punya duit, punya jabatan. Itu karena saya kerja keras, bukan karena Tuhan yang kasih. Tetapi, secara tak langsung dia sering mengantar anak dan istrinya ke tempat ibadah, meskipun antar jemput, secara enggak langsung di dalam dirinya hati mengakui adanya Tuhan. Seandainya pasti dia akan mengajari anak atau istrinya untuk tidak ibadah lagi untuk tidak berdoa lagi. Jadi dia mengingkari secara otak, pikiran, tetapi secara hati nurani mau mengantar, mengakui bahwa ada sesuatu yang dituju anak istrinya, sehingga membuat anak istrinya tetap setia pada Dia, tetap itu dijadikan secara tak langsung, tetap Tuhan itu selalu ada di dekat kita, cuman kita menyadari atau tidak. Itu masalahnya!

Bagaimana kita merogoh hati orang-orang yang tak punya harapan. Nir harapan. Jadi, dia sudah putus harapan karena perkara yang dia hadapi, mungkin masalah hidupnya yang melilit, sampai tak mungkin, tak ada harapan, tak ada keajaiban. Agar kita bisa menyentuh hati mereka, bahwa masih ada harapan, masih ada keajaiban?

Barusan saya mendapatkan pengalaman yang seperti itu. Ada seorang ibu yang dia merasa, bahwa doanya enggak dikabulkan Tuhan, enggak didengarkan Tuhan, terus merasa enggak diperhatikan orang, anaknya enggak perhatian. Sederhana sebetulnya, dia itu kan belanja di Pasar Mayestik, lalu setelah belanja ada tukang bajaj bilang, “Ibu saya antar ke rumah iya. Saya tahu rumah Ibu.” Dia kaget, karena tukang bajaj sudah hafal dia, dia akan percaya dong karena pasti aman setelah diantar sampai rumah. Lalu, dia mulai masak siang, hari itu tukang bajaj datang lagi. “Ibu kehilangan suatu enggak, coba yang benar ibu teliti, ada yang hilang enggak.” Setelah dilihat ternyata di tas itu dompetnya enggak ada. Pada waktu dia buka tas, dia mengasih uang untuk bayar bajaj lupa dompetnya tertinggal, dompet isi sebesar jutaan, tetapi yang lebih penting lagi ada ATM, KTP. 

Di ATM itu anaknya ada yang baru transfer lima. Istilahnya uang di dompet tak seberapa, tetapi di ATM lebih banyak, tetapi abang bajaj ini mengatakan, “ada tadi, setelah ibu, ada penumpang yang ngaku-ngaku itu dompetnya.” Tetapi tukang bajaj lihat lewat kaca spion, “enggak itu, penumpang saya yang sebelumnya.” Baru dia merasa tertampar, inilah cara Tuhan menampar. Ibu itu mengatakan, “Saya mengingatkan, bahwa ini bukan hanya kebiasaan, doa saya enggak didengarkan, saya enggak diperhatikan. Saya ditampar dengan kesetiaan tukang bajaj untuk menolak orang itu mengakui dompet yang bukan haknya.” Begitu ceritanya, sehingga dia  bertobat, lalu dia mengatakan, Tuhan memang Engkau sungguh ada. Kalau tadi ditanya bagaimana caranya orang dikasih pencobaan, dikasih itu bukan berarti kita membuat lemah, tetapi membuat kita ingat bahwa yang kita harap sesuatu yaitu Tuhan, atau yang maha kuasa itu.

Danang Priyadi, S.Pd., MM; Keajaiban Datang Bagi Mereka yang Berpengharapan

Bagaimana pendapat Pak Danang, orang yang selalu merindukan keajaiban, tetapi dia tak merasakan, pertanyaannya begini, bagaimana kepekan rohani untuk selalu sadar bahwa Tuhan itu bisa saja dengan cara apapun mengingatkan, bahwa Tuhan itu ada, begitu memang orang harus refleksi, mau buka hati, buka diri?

Contohnya begini, ada seorang mempunyai mobil BMW, begitu melihat ada sebelahnya orang punya mobil Mercy, dia bilang “Wah aku akan bahagia kalau aku mempunyai mobil Mercy, kayak kamu.” Tetapi setelah itu, ada orang sebelahnya mempunyai mobil hanya boleh dikatakan Kijang. “Wah kalau aku punya BMW kayak kamu aku kan pasti bahagia. Lalu, ada orang yang hanya naik motor melihat yang naik Kijang itu. Wah kalau aku punya mobil enggak kepanasan kehujanan.

Lalu, ada orang naik sepeda.  Waduh kalau aku punyai motor, aku enggak capek. Lalu, kemudian yang naik sepeda ini diingatkan orang jalan kaki. “Andaikan aku naik sepeda, aku lebih cepat, tetapi orang yang jalan kaki itu akhirnya diingatkan oleh orang yang lumpuh, yang naik kursi roda. “Wah, andaikan aku bisa jalan enggak pakai kursi roda,” dan akhirnya yang punya kursi roda diingatkan, ternyata ada teman yang meninggal. Kalau tadi dilihat, akhirnya, apakah kita harus menunggu, kita meninggal baru akan sadar akan keajaiban Tuhan. Nah, itu sudah terlambat. Sebetulnya kita dengan cara melihat ke atas kita untuk bersyukur melihat ke bawah juga bersyukur untuk ke atas kita, untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Tetapi, jangan melupakan ke bawah ketika kita di atas kita.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

three × 5 =