Perayaan Ulangtahun Ke-60 HKBP Rawamangun & Jubileum 125 Tahun Zending: HKBP Rawamangun Setia Bermisi Mengabarkan Kabar Baik

Suaratapian.com-HKBP Rawamangun yang kerap disingkat dengan HKBP RMG. RMG sendiri singkatan aslinya Rheinische Missionsgesellschaft, artinya Serikat Misionaris Rhein. Salah satu organisasi misionaris terbesar di Jerman. Misi inilah yang mengirimkan sejumlah misionaris ke Indonesia dan di beberapa wilayah, termasuk tanah Batak dan Kalimantan, yang dikenal sebagai “Zending Barmen”. Organisasi ini berdiri sampai tahun 1971 dan terakhir berubah menjadi “Vereinte Evangelische Mission” atau sering juga disebut sebagai “United Evangelical Mission.” HKBP RMG atau HKBP Rawamangun menyadari benar peran besar dari zending untuk mengabarkan kabar baik.

Tumpak Hatorangan Panggabean, Ketua Dewan Pengawas KPK

Di hari Ulangtahun Ke-60 HKBP Rawamangun (21 Juni 1964-2024) sekaligus merayakan Jubileum 125 Tahun Zending HKBP. Perayaan dengan tema “HKBP Proaktif Membawa Kebaikan Allah Bagi Semua” yang terambil dari Matius 5:45; Mazmur.145:9, dengan Sub Tema, “HKBP Rawamangun Bergerak Secara Oikumenis untuk Berakat, Dibangun dan Menjadi Surat Kristus yang Dapat Dibaca, yang acuannya dari Kolose 2:27; 2 Korintus 3:3. Perayaan ulang tahun gereja dan ulang tahun zending dirangkai dengan ibadah, Minggu, 23 Juni 2024. Bertempat di HKBP Rawamangun, Jalan Balai Pustaka, Rawamangun, Jakarta Timur.


Perayaan Ulang Tahun HKBP Rawamangun ke-60

Perayaan dihadiri Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Bernard Manik, yang juga didaulat menyampaikan khotbah. Pendeta Bernard menyebut dalam khotbahnya, di hari ulang tahun ke-60, Jemaat HKBP Rawamangun telah berjumlah 2760 kepala keluarga.

“Jumlah yang sangat besar, dan terbesar jumlah jemaatnya di seluruh HKBP yang ada. Saya baca sejarah gereja kita, bukan didirikan dengan mudah, tetapi melewati banyak sekali gelombang yang kita hadapi. Penuh perjuangan, bukanlah perjuangan yang mudah,” jelasnya.

Pdt. Bernard Manik, MTh, Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta

Padahal dulu, kata Praeses, enam puluh tahun lalu hanya diawali beberapa kepala keluarga. Perlu juga diingatkan, rumah pertama yang dilakukan kebaktian waktu masih pos Parmingguan di rumah Mangaraja Hutagalung, seorang pengusaha yang kemudian dikenal Group Arion. Dan, selanjutnya, keluarga Hutagalunglah yang menghibahkan tanahnya untuk lahan pembangunan gereja, yang sekarang terbangun megah.

“Jadi gareja ini didirikan bukan tanpa perjuangan, bukan tanpa pergumulan, bukan tanpa tantangan. Justru dalam perjalanannya banyak sekali tantangan yang dihadapi, tetapi, lihatlah bagaimana Tuhan memelihara gerejanya sampai 60 tahun pada tahun ini. Puji Tuhan, semakin meyakinkan kita sebagai gereja, sebagai manusia, sebagai tubuh Kristus, kita banyak sekali diperhadapkan dengan berbagai tantangan sebagaimana pemazmur menggambarkan seperti gelombang yang sangat dhasyat, tetapi Tuhan tak pernah tinggalkan,” sebutnya lagi.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

3 + two =