Kebudayaan Batak Dalam Pusaran Peradaban Global
suaratapian.com-Panitia Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba menyelenggarakan Pra Kongres di Jakarta dengan tema; Bulan Kebudayaan Batak Toba dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba. Perhelatan kebudayaan pertama ini digelar selama dua hari, dari Senin hingga Selasa, tanggal 26-27 September 2022. Bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Acara dibuka dengan seremoni nasional. Pembuka dimulai dari doa yang dipimpin Pdt. Gomar Gultom MTh, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, disingkat PGI. Namun menariknya doa didampingi rohaniawan dari Katolik, Islam, Hindu, Buddha dan Parmalim sebagai salah satu agama yang lahir di tanah Batak. Dilanjutkan Laporan dari Ketua Panitia Bulan Kebudayaan Batak dan Pra-Kongres I Kebudayaan Batak Toba, Irjen Pol (Purn) Drs. Erwin TPL. Tobing.
Lalu, Pengantar Umum oleh Ketua Panitia Kongres I Kebudayaan Batak Toba Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. Sekapur Sirih dari Ketua Umum BATAK CENTER Ir. Sintong M. Tampubolon. Dilanjutkan sepatah kata dari Direktur Utama BPODT Jimmy Panjaitan. Dan, sebelum dimulai akan juga diperdengarkan sambutan dan arahan Menteri Pariwisata, Dr. Sandiaga S. Uno, melalui video.
Diskusi Kebudayaan
Diskusi dimulai dari tema “Kebudayaan Batak Dalam Pusaran Peradaban Global.” Narasumber Hilmar Farid, Ph.D, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, dan Jhohannes Marbun, S.S., M.A. Penanggap; Ir. Hokky Situngkir dan Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M. Dimoderatori Drs. Jekmen Sinulingga, M.Hum.
Dilanjutkan Pemaparan dan Diskusi tema “Draf Pedoman Tata Bahasa Batak Toba.” Narasumber Prof Dr. Robert Sibarani, M.S. Ketua Lembaga Penelitian USU. Tampil pembahas Drs. Saut Poltak Tambunan dan S Mida Silaban, telah menerbitkan beberapa buku berbahasa Batak di Penerbit Selasar Pena Talenta. Diskusi ini akan dimoderatori Manguji Nababan, dosen dan penggiat budaya Batak.
Kemudian di hari kedua, Selasa, 27 September 2022 ada dua diskusi. Acara pertama tema; “Sosialisasi Kelola Adat Batak dan Paradigma Baru Tata (3E: Esensial, Efektif dan Efisien).” Acara kedua tema, “Talk show Ekonomi Inklusif dan Perempuan Pedesaan.” Narasumber dan pembahas di diskusi pertama; Prof. Dr. Payaman Simanjuntak dari Dewan Mangaraja Lokus Adat Budaya Batak (LABB), Drs. H. Ramses Hutagalung, M.M, dan Lambok F. Sihombing, S.Pd sebagai Ketua Umum Pemuda Batak Bersatu (PBB). Dimoderatori Dr. Pontas Sinaga, M.Sc.
Perempuan Batak
Sedangkan Talk Show tema perempauan narasumber; Hadriani Uli Silalahi, Rainy Hutabarat, Anette Horschman, Susi Rio Panjaitan dan Caramia Sitompul. Dimoderatori Pdt. Sarma L. Siregar, S.Th. Tema tentang perempuan Batak ini menarik. Perempuan Batak itu lokomotif perubahan, pembawa perubahan untuk untuk kemajuan Batak, sebab perempuan-perempuan Bataklah yang memotivasi anak-anaknya membuat penyemangat untuk keluarganya.
Beberapa pembicara misalnya; Reny Hutabarat, seorang aktivis perempuan, salah satu komisioner Komnas Perempuan dan Anak. Dulu dia aktivis di Yakoma PGI. Ada Anette Horschman putri Jerman yang telah menjadi boru Batak, boru Siallangan. Saat ini tinggal menetap dan berbisnis hotel di Samosir. Di sana Anette bukan hanya berbisnis tetap menjadi teladan melestarikan kawasan Danau Toba. Ini menarik. Berita ini sebagai informasi. Jika Anda ketua marga atau organisasi budaya, sempatkan hadir. Acara penting untuk ketua baik pengurus organisasi Batak. (Hojot Marluga)