Konstitusionalkah Menambah Masa Jabatan Presiden Tiga Periode?

“Malam ini kita akan mendiskusikan tentang itu. Tentu, Bang Martin akan mengelaborasi hal-hal yang kekinian karena Bang Martin sangat mumpuni dan punya pengalaman dan pengetahuan di bidang yang hendak kita diskusikan. Sayang sekali jika tak dibagikan kepada anak-anak muda bangsa ini dari seluruh penjuru Indonesia,” sebut guru jemaat GKPI Perumnas I, Bekasi ini.

Hadir sekitar 60-an peserta. Menurutnya peserta memang dibatasi hanya kuota untuk seratus peserta. “Peserta yang hadir ini sudah ada dari Sabang sampai Merauke. Ada dari Aceh Pak Irwandi ada dari Manado dan lain-lain,” sebutnya.

Pembicara pertama Martin Hutabarat. Mantan wartawan ini membangun pertanyaan, bagaimana proses perubahan konstitusi itu sendiri, maupun suasana filosofis tentang perubahan-perubahan ketatanegaraan kita. Dia menyebut, dari sini pertama adalah mengenai apa perlu atau tidak ada pembatasan masa jabatan presiden. “Undang-undang dasar 45 membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode itu adalah hasil yang terbentuk arti dari reformasi yang empat kali amanden sejak tahun 1999 diadakan amandemen,” sebutnya.

Sahat Sinaga bersama Budiman Sinaga

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini menyebut, bahwa dampak negatif dari kekuasaan yang tak terbatas itu adalah penunjukan ke arah KKN yang membawa negara pada arah yang tak produktif, dan ekosistem demokrasi di Indonesia rusak oleh karena kekuasaan presiden tidak dibatasi. “Pemusatan kekuasaan dan tak membatasi kekuasaan bisa mengakibatkan korupsi, dan bisa kita lihat selama ini jika tak dibatasi masa jabatan presiden,” sebutnya.

Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini juga menyebut, presiden jika ingin memperpanjang masa jabatannya bisa sampai tidak terbatas. Dia mencontohkan yang terjadi di China. “Dulu di China dibatasi masa jabatan presiden. Tetapi presiden China sekarang dijadikan presiden tak terbatas masa jabatannya oleh karena dianggap berhasil, presiden China sekarang disebut efektif melaksanakan kemajuan negara,” jelas mantan anggota DPR-RI itu. Namun kalau tak diberi batasan, karena sudah terlalu lama, sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang orang muda.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

20 − seven =