Motivasi Menggerakkan Nurani

Oleh: Hojot Marluga

suaratapian.com-Apa yang menggerakkan seseorang tergerak dan bergerak? Motivasi! Seorang bisa antusias, konstan berjuang sampai akhir tak lain tak bukan karena ada motivasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti “menggerakkan.” Menurut Bernard Weiner, psikolog sosial Amerika yang dikenal karena mengembangkan suatu bentuk teori atribusi yang berusaha menjelaskan aspek emosional, dan motivasi dari kesuksesan dan kegagalan akademis. Menurut Weiner motivasi bisa didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan seseorang bertindak, mendorong mencapai tujuan tertentu, dan membuat tetap tertarik dalam berbagai kesibukan. Sebenarnya, motivasi ada dua; lahir dari dalam diri dan muncul dari luar diri.

Motivasi yang muncul dari dalam hati terdalam, diyakini dengan benar, hanya bisa disentuh oleh Pencipta. Orang di posisi ini akan mampu mengetahui tujuan hidup. Lalu, motivasi dari luar hanya dorongan sesaat. Bisa disentuh para motivator. Barangkali itu sebabnya profesi motivator sampai sekarang ini diminati lembaga atau organisasi. Buktinya, produk dari para motivator selalu laku. Pertanyaan, apakah para motivator tersebut bisa memotivasi orang lain menyentuh motivasi hati terdalam? Tentu tak bisa, hanya bisa memicu. Namun motivasi dari eksternal pasti bisa, karena manusia memang cenderung meniru.

Di dalam buku Kau Bisa Membuat Perbedaan: 75 Kisah yang Menyentuh Hati dan Mengusik Nurani yang ditulis Jashan Pahlajrai Vaswani atau lebih dikenal sebagai Dada Vaswani menyebut, orang yang tersentuh nuraninya digerakkan oleh kuasa yang menyentuh. Karenanya Vaswani mengajak, orang yang ingin bersih nurani melihat kepicikan, kebebalan, dan kekerasan hati untuk kemudian menyadari diri dan keterbatasan diri, serta menjadikan diri tergerak untuk menggeluti kehidupan secara lebih bijak, maka mutiara pencerahan yang didapat itu akan membawa perubahan dalam diri ke arah yang lebih baik, bahkan untuk memperbaharui, membentuk kembali, dan mereformasi jiwa dan membuat hidup bahagia. Vaswani menjelaskan peran dari transendental itu.

Alih-alih motivasi internal menyentuh hati nurani terdalam, mengenal tujuan hidup dan makna hidup. Motivasi hasil dari internalisasi diri akan mencerahkan, hidup untuk berdampak, hidup menjadi berkat, hidup berguna bagi orang lain. Setelah motivasi internal ini diterima, baru didorong maju, kalau mau lebih berdampak harus dicari ruang mana yang digunakan. Sementara motivasi eksternal lebih menarik, lebih mudah digunakan sebagai alat motivasi misalnya uang atau karier, tetapi tak kekal, dan saatnya seseorang akan jenuh, loyo, sudah mapan, tujuan tercapai dan jiwanya kosong, dan butuh motivasi kembali. Maka tepat motivasi menurut Zig Ziglar motivasi seperti mandi tiap hari. Harus terus menerus dilakukan.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

six − 2 =