Semangat Pembelajar Ala Monang Sianipar

suaratapian.com JAKARTA-Benarlah ungkapan “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama,” ungkapan itu menyiratkan, bahwa setiap manusia yang wafat pasti akan dikenang sesuai dengan reputasinya selama di dunia. Barangkali, kabar meninggalnya seorang pengusaha, Monang Sianipar patut dikenang sebagai sosok manusia pembelajar. Tentulah orang Batak pasti mengenal siapa Monang Sianipar. Dia kenang sebagai Batak Keren, manusia pembelajar yang selalu adaptif terhadap kemajuan, yang mendengungkan “dang di ho, dang dia ahu, alai di hita.” Bagi Monang, indikasi sebuah kemajuan ternyata ketika seseorang merasa bodoh.

Orang yang merasa bodoh haus akan ilmu. Artinya orang yang merasa bodoh adalah orang yang ingin belajar, dan terus menerus belajar. Iya, Monang Sianipar semasa hidup diri dikenal sebagai pembelajar sejati. Baginya hidup untuk belajar atau belajar untuk hidup sama saja.

Mengutip Andrias Harefa, manusia pembelajar adalah seseorang yang senantiasa belajar tentang, belajar, dan belajar menjadi manusia yang manusiawi. Tiga konsep manusia pembelajar yang telah dikemukakan oleh Andrias Harefa dirasa masih sangat relevan dalam konteks konteks mengurai dan mengenang Monang Sianipar.Walau pengusaha kaya tak ada yang berubah dari sosok pendiri perusahaan Monang Sianipar Abadi (MSA).

Tetap sederhana, hidup apa adanya. “Saya belajar mandiri dari bawah,” demikian saya kenang ucapannya dulu ketika kami mewawancarainya di majalah TAPIAN. Sebagai pengusaha, di perusahaan semua karyawan difasilitasi untuk selalu belajar untuk lebih baik, lebih taraf, dan lagi mampu diandalkan.Monang memang selalu mendapat kemenangan di setiap usahanya, namun sadar betul bahwa hidup ini adalah karuniaNya. Jika diberi bukan untuk dicongkakkan.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

five × two =