Anggota DPR RI, Ir. Lamhot Sinaga; Kesabaran Berbuah Manis
suaratapian.com–Menjadi anggota parlemen itu, apalagi di tingkat nasional (DPR RI) membutuhkan perjuangan berat, kerja keras, kesabaran, loyalitas dan doa. Karena tidak banyak politisi yang memiliki kesabaran dan daya juang yang tak pernah kendur setelah beberapa kali gagal terpilih sebagai wakil rakyat. Bahkan sekarang tidak sedikit politisi yang lompat pagar ke partai lain setelah mengalami kegagalan di Pemilu dengan harapan bisa meraih sukses di partai baru. Itulah yang dialami Ir. Lamhot Sinaga, Anggota DPR RI Partai Golkar. Dua kali gagal dalam pemilu, (2009 dan 2014) tak membuatnya patah arang, atau lompat pagar ke partai lain. Dia tetap loyal dengan partai berlambang beringin itu. Belajar dari dua pemilu sebelumnya, Lamhot Sinaga pun total melakukan konsolidasi diri. Kekurangan yang dirasa ada selama ini dalam pencalonannya, dengan sabar dia benahi. Dia lebih banyak turun langsung berdialog dengan calon konstituennya di lapangan guna mendapat info akurat apa saja yang dibutuhkan dan menjadi aspirasi rakyat di dapilnya. Dia harus berjuang mengelilingi 19 Kabupaten/ Kota yang tercakup di Dapil Sumut II memperkenalkan programnya sebagai Calon Wakil Rakyat untuk ikut membenahi pembangunan disana.
Perjuangan, kerja keras dan kesabarannya pun akhirnya berbuah manis. Pada Pemilu 2019 beberapa bulan yang lalu, Lamhot Sinaga pun terpilih 1 dari 10 orang yang menjadi Perwakilan dari Dapil Sumut II untuk melenggang ke Senayan. Pria kelahiran Lintonghinuta, 8 Februari 1973 ini memulai debut jadi Politisi Nasional dari bawah. Berawal dari seorang aktivis sejak mahasiswa di Universitas Tirtayasa, Banten, demikian juga setelah tamat kuliah, tetap menjadi aktivis sekaligus juga seorang teknokrat profesional.
Sejak itu karier politiknya terus melejit dengan berbagai aktivitas kepemudaan di KNPI, AMPI dan AMPG. Sebagai tokoh pemuda nasional dia pernah didapuk menjadi Ketua DPP KNPI dan Ketua DPP AMPI dan juga menjabat sebagai pejabat di AMPG. Setelah terjun di kepemudaan baru dirinya merambah dan menata karier di bidang Partai Politik di Partai Golkar. “Saya merintis karir politik betul-betul dari bawah. Saya dipercayakan di bidang kepemudaan dan di Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) Partai Golkar,” paparnya. Dia pernah menjadi Wakil Sekretaris Jenderal dan sekarang menjadi salah satu Ketua DPP Partai Golkar. Ketua DPP Partai Golkar (2017-2019), Wakil Sekjen DPP Partai Golkar (2014-2016), Ketua PPK Kosgoro 1957 (2013-2020) dan Ketua PP AMPG (2010-2015).
Dengan rekam jejak yang panjang itu, dia punya modal mencalonkan diri jadi wakil rakyat. Meski begitu langkahnya menuju Senayan tak semulus diperkirakan. Jalan terjal pun harus ditempuhnya. Namun Lamhot sebagaimana arti namanya dalam bahasa Batak diartikan makin teguh, tidak pernah surut berjuang. Buktinya, tiga kali dia mencalonkan jadi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumut II dari Partai Golkar, baru di Pemilu 2019 dirinya lolos melenggang ke Senayan. Padahal di Dapil Sumut II, disebut-sebut sebagai Dapil “Neraka” di Sumut bagi calon anggota DPR-RI, karena disana turut bertarung para politisi kondang seperti Trimedya Panjaitan, Sihar Sitorus, dari PDIP, Johny Allen Marbun dari Partai Demokrat, Gus Irawan Pasaribu (Gerindra).
“Di 2009 saya sudah mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar, namun belum berhasil. Di periode 2014 saya juga maju di Daerah Pemilihan yang sama, pada waktu itu, Tuhan belum mengizinkan saya terpilih. Tetapi, saya tak pernah putus asa. Saya terinspirasi dengan firman Tuhan yang mengatakan, ketuklah maka akan dibuka pintu, carilah maka kamu akan dapat, mintalah maka kamu akan menerima. Di periode ketiga saya mencalonkan diri kembali tahun 2019, dari Partai yang sama dan dari Dapil yang sama. Puji Tuhan saya lolos menjadi wakil rakyat di pusat,” serunya. Kesabarannya berbuah manis.
Terpilihnya Lamhot Sinaga, menjadi kejutan bagi dirinya dan Golkar, karena sejak reformasi belum pernah ada anggota DPR RI dari Partai Golkar yang lolos dari daerah Tapanuli bagian utara, Dapil Sumut II. Kemenangan Lamhot di Dapil Sumut II menjadi prestasi apik bagi dirinya dan Partai Golkar. “Cita-cita pertama bagi saya adalah untuk membangun kampung halaman dan ingin berkontribusi secara nasional bagi Bangsa dan Negara. Dua hal yang berbeda, kontribusi kita bagi bangsa dan negara ini juga belum tentu bisa dirasakan masyarakat di Sumatera Utara, khususnya kawasan Pantai Barat,” serunya.
Sebagaimana diketahui Dapil Sumut II ini terdiri dari 19 Kabupaten/Kota. Nah itu semua meliputi kawasan Pantai Barat dan Kepulauan Nias. Pantai Barat ini meliputi; Tapanuli Utara, Tobasa, Samosir, Humbang Hasundutan, Sibolga, Tapanuli Tengah. Daerah ini adalah kawasan yang sangat subur, masyarakatnya pun mayoritas petani dan beternak. Sebagaimana dijelaskan di atas sejak Pemilu 1999 belum pernah ada anggota DPR RI dari Partai Golkar Daerah Pemilihan Sumut II ini, selama ini yang mewakili dari Partai Golkar hanya ada dari Tapanuli Selatan, sehingga bisa disebut kepedulian akan pembangun di kawasan Pantai Barat khususnya eks karesidenan Tapanuli Raya mewakili Tengah dan Tapanuli bagian utara, belum pernah ada wakilnya dari Partai Golkar.
Pembangunan di kawasan ini masih jauh tertinggal dengan daerah-daerah lain. Dampaknya kue pembangunan yang ada tak dirasakan merata di daerah ini. “Setelah terpilih menjadi anggota DPR RI saya ingin lebih memperhatikan pembangunan di kawasan Pantai Barat. Saya berharap agar pembangunan di kawasan ini mendapat prioritas sebagaimana halnya kawasan lain di Sumatera Utara. Inilah keinginan saya,” tambahnya. Lamhot juga mendorong pembangunan pemerintah pusat di kawasan Pulau Nias dan di Kabupaten Labuhan Batu. Tetapi, dia ingin lebih perhatian di kawasan Toba. Mengapa? “Karena saya merasakan di kawasan Toba pembangunan jauh sangat tertinggal. Karena saya putra daerah, lahir di Lintong Nihuta, dulu Kabupaten Tapanuli Utara sekarang Humbang Hasundutan, setelah pemekaran pada tahun 2004.”