Benlis Wilson Butarbutar, CEO Anugerah Sejahtera Group: Memilih Jalan Jadi Pengusaha Memberi Makna Bagi Kehidupan, Memberi Hidup Lebih Baik dan Menyediakan Lowongan Kerja
Bagaimana Abang terlibat di Marga dan ikut juga sekarang aktif bersentuhan dengan politik, saya sebutlah bukan politisi di partai, tetapi aktivis, apa yang kita bisa dapat dari Abang sebagai orang yang sudah punya reputasi pengusaha, kiat untuk bisa bertahan di bidang yang kita geluti, misalnya usaha yang kita kembangkan termasuk mengelolanya, termasuk membangun jejaring?
Menurut saya, sesuai dengan keyakinan kita, kalau kita sudah diberkati Tuhan, kita harus memberkati, kita harus jadi terang dan garam, lalu kita harus menjadi saksi. Berdasarkan hal itu, maka ketika Tuhan sudah memberkati saya, saya mencari tempat untuk sosial. Saya memilih perkumpulan marga saya dan marga istri; Sirait.
Saya aktif di dua organisasi punguan marga tersebut, karena saya ingin, kalau Tuhan sudah buat saya berhasil, saya ingin orang lain juga bisa melakukan itu, bahkan, generasi penerus yang juga berhasil. Kalau orang mau berhasil harus ada role modelnya, maka semoga dengan hadirnya saya di organisasi, di politik juga bisa juga membantu bangsa walaupun kecil. Termasuk di dalam politik, mengapa saya mendirikan relawan Pariban 02, karena saya ingin pemimpin di negara kita lebih baik.
Menurut saya yang bisa membuat Indonesia baik, atau daerah itu lebih baik, walaupun nanti ujung-ujungnya rakyat banyaklah yang menentukan, tetapi untuk tahun 2024 kami mendukung Prabowo-Gibran karena, terus terang karena saya sangat senang dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi itu menurut saya adalah tokoh yang perlu ditiru, karena Pak Jokowi mendukung Pak Prabowo. Saya ikutlah.
Barangkali juga karena dua tokoh tadi yang didukung Prabowo dan Gibran karena Pak Prabowo walaupun berlatar belakang militer kemudian jadi businessman, jadi pengusaha dan berhasil. Gibran juga anak muda yang bersentuhan dengan usaha, walaupun belum sebesar para senior. Apa yang kita bisa lihat dari jiwa semangat entrepreneur dari dua tokoh ini?
Jikalau pemimpin itu berlatar belakang pengusaha seperti Pak Jokowi, iya, berlatar Pengusaha. Bukannya saya apriori dengan profesi yang lain, tetapi kalau untuk bangsa Indonesia menurut saya pengusaha itu sangat tepat. Mengapa, karena pengusaha itu tahu multi variabel yang ada di pemerintahan, biasanya kalau seorang pengusaha melihat aspek ekonomi, aspek politik, aspek hukum, juga aspek dari rakyat atau kalau di perusahaan itu market. Jadi presiden, pemimpin itu marketnya kan rakyat, kalau di perusahaan itu marketnya calon konsumen. Jadi, kalau pengusaha itu, jadi pemimpin, dia akan melihat apa sih kebutuhan rakyat, lalu apa hambatannya. Seorang pengusaha itu lihat peluangnya, apa hambatannya, apa kelebihannya, mana kelemahannya. Sebagai pengusaha, iya, bagaimana mengurangi hambatan, lalu meningkatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan. Seorang usahawan itu efisien, kita bisa lihat pengeluaran-pengeluaran pemerintah, kalau menurut saya banyak hal yang terlalu besar, gaji-gaji BUMN dan sebagainya. Karena perlu efisiensi.
Lalu, pengusaha itu cepat mengambil keputusan, dan juga objektif. Orientasinya hasil, bukan proses. Itu sih yang saya lihat, ditambah lagi pak Prabowo mantan militer itu sangat membantu menurut saya. Kalau kondisi politik menurut saya terjaga dengan baik, politik dan keamanan oke. Nah di sinilah perlunya nanti bagaimana Pak Prabowo dan timnya itu bisa mengendalikan politik, dan keamanan agar bisnis bisa berjalan dengan baik.
Kita sepakat, memang negara ini akan kokoh jika anak-anak bangsanya seperti di awal pengantar perbincangan, makin banyak pengusahanya makin jaya itu Negara. Tetapi, pertanyaannya tak semua anak-anak bangsa ini punya hak istimewa, berkesempatan untuk memulai usaha. Bagaimana kesempatan itu dimulai, apakah kebijakan pemerintah yang kita harapkan atau memang harus dari diri seseorang itu sendiri?
Menurut saya, bedanya pengusaha dengan karyawan itu kan, kalau pengusaha itu mandiri, nah, kalau menurut saya sebagai pengusaha, sebelum terjun jadi pengusaha kita mencoba menjadi marketing. Menurut saya kita menjadi marketing di sebuah perusahaan, atau sales itu harus dikuasai. Jadi sebenarnya kita tidak harus punya modal dulu, punya ide bisnis. Saya awalnya itu harus jadi sales. Banyak tawaran menjadi sales, menjual produk-produk sebuah perusahaan, menjual rumah, menjual mobil, menjual pakaian. Itu awalnya kita menjadi pengusaha. Ketika kita sudah mapan, kita baru pelan-pelan memulai produk atau jasa apa yang mau kita buat, karena dalam berjalannya waktu pasti akan dapat peluang, karena kalau sebagai pengusaha itu kan harus ada produk atau jasa, apa yang kita tawarkan.
Lalu, kedua kalau kita enggak jadi sales, bisa juga kita mulai dari hobi kita. Apa keahlian kita? Contoh, kita ahli MC misalkan, itu usaha juga. Kita bisa jadi MC. Misalkan, yang lain, pelatih olahraga. Menurut saya itu bisa bagian dari pengusaha. Jadi menciptakan lapangan pekerjaan. Jadi tidak mesti meminta bantuan pemerintah, agar kita bisa menjadi pengusaha, karena banyak hal yang bisa kita lakukan. Intinya sebagai pengusaha kita temukan masalah yang terjadi di masyarakat. Apa sih masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, itu bisa jadi bisnis. Contoh lain, ada masalah hukum, berarti kita bisa jadi pengacara. Ada masalah sulit untuk menjual sesuatu, kita jadi marketing. Kita temukan apa masalah-masalah yang bisa membantu solusi.
Kami dengar bukan latar belakang keluarga kaya, memulai usaha dari nol. Kiat-kiat apa yang Abang bisa bagikan, semacam apa pesan pengugah, jadi pengusaha orang kadang kala tidak berani karena tadi tidak punya modal materi, padahal yang menjadi soal selalu faktor mental. Pengusaha itu, kan mesti bertanggung jawab dan inovatif. Apa-apa lagi yang harus dimiliki seorang entrepreneur agar wirausaha itu tumbuh dalam jiwa setiap orang?
Saya bersyukur jadi pengusaha itu dari modal nol. Benar-benar tanpa modal uang. Maksudnya jadi developer tak memiliki modal besar. Menurut saya, kalau kita menjadi pengusaha, yang paling pertama itu adalah temukan produk apa, atau jasa apa yang mau kita jual. Itu dulu. Sebenarnya konsep bisnisnya, kalau kita belum punya modal uang sebenarnya di luar sana banyak investor yang punya duit, yang bisa kita tawarkan kerjasama. Menjadi pengusaha banyak peluang, bisa minjam modal ke bank.
Intinya kalau kita sudah punya produk atau jasa yang bisa menghasilkan uang dan berpeluang menguntungkan. Punya ide bisnis, itu kita tawarkan kepada investor-investor yang punya dana, dan saya yakin kalau bisnis itu bagus, banyak yang mau bantu. Seperti saya juga, awal-awal itu beli tanah itu enam miliar, tahun 2007, saya enggak punya duit, tetapi saya dibantu oleh relasi yang percaya sama. Jadi perlu membangun kepercayaan, relasi itu harus percaya dulu pada kita. Intinya kalau kita enggak punya modal jangan pesimis, bahkan, kalau di dalam dunia manajemen modern, bagaimana kita menggunakan uang orang lain di dalam berusaha, bagaimana kita berusaha tanpa modal. Di situlah kita pentingnya ilmu tadi, kita harus punya ilmu, punya keahlian, punya sikap jujur, iya image yang positif kepada orang lain.