Danang Priyadi, S.Pd., MM, CTM Penulis ’27 Keajaiban Hidup’; Keajaiban Datang Bagi Mereka yang Berpengharapan, Ikhlas Menjalani Hidup dan Tabah Menanggung Kesulitan

Tadi Pak Danang menjelaskan, keajaiban itu sesederhana membuka mata, tetapi kadang kala kita hanya menunggu keajaiban yang luar biasa, misalnya, ketika orang menghadapi sakit penyakit yang luar biasa parahnya, dia menunggu keajaiban, padahal ada satu hal yang harus dilakukan juga, kalau pengalaman-pengalaman orang lain, justru kita menyadari. Apa rencana Tuhan di sini, kadang kala keajaban itu selalu dianggap pemulihan penyakit, sembuh, barangkali dengan keteladanan, kesabaran, dia menghadapi problem, itu juga keajaiban. Butuh kesabaran, begitu. Apa pendapatnya?

Saya berterima kasih karena sering menjadi contoh atau model orang-orang di sekitar. Contoh saya menyapu jalan saja. Tujuan saya sebenarnya menyapu jalan sekitar rumah, tetapi ada saudara kita mengatakan, kamu ini bukan nyampu jalan tetapi kamu ini melakukan ibadah, tetangga yang lain mengatakan, ini yang kamu lakukan ini adalah dicatat di surga. Ada mungkin yang menilai yang kurang juga misalnya, kamu disebut cari muka, iya, kamu supaya disenangi orang, tetapi saya enggak pernah masalah, kalau saya memang melakukan sesuatu itu ada tujuan untuk kebaikan. Ada ungkapan yang mengatakan, bahwa sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jadi kalau kita melakukan kebaikan, akhirnya tetangga-tetangga kita menjadi saksi, misalnya, kemarin saya enggak secara sadar tetangga saya bicara, “Pak Danangitu hebat loh orangnya,” menganggap saya hebat.

Padahal saya hanya ramah, senyum, nyapu dan seterusnya, sehingga orang dengan melihat ini menyebut; hebat. Lalu apalagi sekarang dengan menulis, banyak orang yang saya bagikan buku ini. Buku ini bisa saya pakai untuk memotivasi untuk pakai khotbah, untuk pakai seminar. Ada seorang ketua, ada seorang pendeta menelepon saya, lalu saya sharing, saya bagi-bagikan, termasuk tadi aku boleh minta satu, mau sampikan pada orang yang perlu semangat. Jadi dengan berbagi entah itu ilmu, entah itu buku, entah itu kebaikan, apalagi mungkin sesuatu yang kita punya, materi atau sembako.

Nah, itu luar biasa dan yang akan saya lakukan adalah sekarang ini akan mengadakan perlawatan ke Lembaga Pemasyarakatan ke penjara di Salemba, yang laki-laki itu tanggal 27 Juni dan untuk yang di wanita Pondok Bambu itu tanggal 2 Juli. Selama hampir seminggu itu. Nah, ini keajaiban juga, kalau orang 50 sampai 60 orang perlu dana satu juta, saya hanya keliling beberapa orang sekitar 10-an sudah dapat 2 juta, dua kali lipat dari yang direncanakan. Artinya apa yang saya rencanakan, Tuhan penuhi. Saya bersyukur apa yang saya lakukan dilihat orang-orang, lalu membantu seperti tadi, sampai ada malah secara enggak langsung bantu enam juta.

Jadi bukan hanya menyampaikan, bukan hanya pintar, bukan hanya ngomong, tetapi melakukan, sehingga apa yang saya lakukan di berbagai bidang itu selalu tersupport. Contoh sederhana nanti tanggal 4 sampai 7 Juli, kami mengadakan camping atau tour bersama 31 anak, kami butuh uang juta untuk anak-anak, mungkin susah, tetapi saya yakin itu kita bisa. Lalu, kita dekati orang-orang yang potensial, akhirnya ada yang menyumbang dua juta. Ibu tadi yang kehilangan itu saya minta untuk membayar uang pendaftaran untuk empat anak, langsung keluar satu juta dua ratus. Teryata ketika dia bantu, malah lebih banyak lagi yang di ATM-nya. Dia percaya bahwa ini rangkaian-rangkaian keajaiban, akhirnya disadari karena ditampar seperti itu.

Danang Priyadi, S.Pd., MM, CTM Penulis ’27 Keajaiban Hidup’;

Sedikit soal buku ini. Saya tahu Pak Danang itu kan juga pernah ikut sertifikasi theocentric. Saya jadi ingat, saya pernah baca juga biografi dari Dale Carnegie, motivator, penulis terkenal. Dia awalnya menulis 23 cerita-cerita menginspirasi. Apakah juga pak Danang terinspirasi karena buku itu, kemudian kan best seller dan itu membuat dia dikenal di seluruh dunia, karena buku-buku seperti ini buku-buku yang narasinya gurih dan menginspirasi, membawa orang semangat dan laku?

Betul! Jadi, memang saya dulu pemalu, Bang. Sama anjing, sama ayam saya takut begitu. Sampai akhirnya saya membaca buku “how to win friend and his people” bagaimana mencari kawan dan menpengaruhi orang lain. Kalau Abang mencermati saya, memang itulah dasar saya yang sekarang menjadi seperti ini. Artinya, ada Golden Rules, ada 30 hukum emas di sana, misalnya, kita harus senyum, harus mendahulukan orang lain, harus tidak bicara tentang diri sendiri. Nah, memang kadang susah, tetapi dengan hal seperti itu akhirnya lama-lama jadi terbiasa. Sekarang malah terlalu banyak teman, istilahnya gampang mencari teman.

Jadi betul, salah satu inspirasi saya dari buku itu dan dari satu buku yang saya tulis juga cantumkan referensinya buku tersebut. Tetapi kalau kisah-kisah seperti ini memang saya juga belajar dari buku Chicken Soup yang kisahnya sederhana. Kalau pertanyaannya tadi, mengapa, menulis ini, memang kalau saya buat yang renyah, yang gurih tadi karena ini namanya “How to” bagaimana kalau orang seperti 50 kesalahan dan solusinya. Jadi ada solusinya. Nah, itu orang yang akan suka, bukan hanya teori tapi solusinya. Teori dan praktik sejalan. Learning by doing memiliki arti belajar sambil melakukan dan belajar tidak hanya secara teoritis tetapi langsung praktik. Maka kalau saya, solusinya ya itu tadi,  action, apa yang kita lakukan itu lebih bunyi, lebih bermakna, lebih nyata, kalau kita lakukan.

Makanya saya cerita tadi, keajaiban seorang anak yang tadinya hanya sales, tetapi suruh baca buku saya, dia akhirnya 12 atau 24 bulan 2 tahun berturut-turut menjadi best selling. Jadi aktif selalu. Akhirnya, naik ke sini dan sekarang saya dengar itu, sekarang menjadi Supervisor di Gramedia Citraland. Itu bagi saya keajaiban, yang dulu anak pendiam. Saya sampaikan. “Oke tak kasih buku, kamu pelajari, kamu praktikkan dan saya dapatkan tiga anak yang seperti itu.” Artinya, tadi abang sampaikan enggak ada keajaiban ditunggu saja, pasti ada upaya, pasti ada usaha, makanya ada pepatah latin ‘ora et labora,’ bekerja dan berdoa. Tak cukup berdoa saja, pasti ada usaha di sana, sehingga kalau Tuhan akan mengabulkan doa, orang yang mau ada usaha, bukan hanya menunggu saja.

Pak Danang, apa pesan moral dari buku ini, 27 Keajaiban Hidup, mungkin semacam resume dari buku ini?

Intinya seperti yang saya katakan di awal, bahwa saya mengharapkan orang-orang menyadari keajaiban Tuhan, kalau tadi diceritakan iya, anak seorang tukang ojek bisa menjadi juara catur tingkat dunia di Yunani. Jadi tak memandang orang anak nelayan bisa menjadi mendapatkan medali emas, yang saya tulis ada seseorang di sini waktu dia mendapat mendali emas di Asia Pasifik, saking tak yakin, maka tidak membawa bendera untuk merayakan kemenangan, akhirnya minjam yang punya orang, sampai dia menyatakan, “benar enggak yang di atas merah jangan ke balik putih merah, merah putih.” Sekarang anak itu telah banyak mengalami perubahan, maju untuk ikut di Paris, Prancis juara dunia, tingkat dunia. Jadi buku ini saya berharap dengan dibaca, orang-orang terinspirasi untuk mengalami keajaiban, di mana pun kapan, siapa pun.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × three =